Cerpen yang ini agak panjang, tapi selesai di 3000 kata
___________
Ostrigille, sebuah kota besar yang nyaris mati ditelan suatu bencana aneh yang menimpa seluruh dunia. Ostrigille dihuni oleh hanya lebih dari seratus penduduk. Ostrigille terdengar mengerikan, tetapi kota lain akan jauh lebih mengerikan. Setiap kota memiliki peraturan aneh masing-masing, membuat penduduknya berkurang secara alami. Peonburry, sebuah kota indah yang melarang penduduknya bersuara, kota Durrin yang memaksa penduduknya untuk tidak pernah berdarah sehingga kota itu hidup tanpa wanita, dan masih banyak kota dengan larangan mematikan lainnya. Banyak yang bertanya tentang bagaimana jika mereka melanggar peraturan masing-masing kota, bagi mereka yang bertekad mencobanya, tak akan pernah benar-benar bisa paham lebih dari sepuluh hari.
Setelah melanggar peraturan kota, akan muncul tanda kehitaman pada pergelangan tangan si pelanggar dan dalam sepuluh hari mereka akan benar-benar paham bahwa peraturan kota bukan hanya sekedar peraturan, itu adalah cara bertahan hidup. Setiap kota memiliki cara hidupnya masing-masing, berpindah ke kota lainnya tidak akan mudah kecuali jika memiliki kerabat disana. Ada banyak orang yang berhasil membelot dari Durrin dan berteriak memanggil temannya di Peonburry, hanya dalam beberapa hari, mereka mati. Kau tak bisa bersuara di Peonburry, kau tak bisa berdarah di Durrin, kau harus terus berlari di Gorphen, kau tak boleh memasang cahaya di Stuvia, dan kau tak boleh melanggar peraturan kota manapun.
Ostrigille menjadi kota dengan peraturan yang paling mudah sehingga banyak dari penduduk Ostrigille yang merupakan pendatang dari kota lain. Elodie hidup di Ostrigille, sebuah kota yang di dalamnya hanya dipenuhi oleh orang-orang brengsek, janda dan duda, mereka yang tak punya rasa kasih. Elodie boleh berteriak, boleh bersuara bahkan boleh memasang cahaya di malam hari, Ostrigille memang mudah. Ia hanya perlu mematuhi sebuah peraturan tunggal yang tidak sulit. Di Ostrigille, kau hanya tidak boleh jatuh cinta.
🏙🏙🏙
Suara desakan di pintu semakin keras, membuat Elodie dan Sasha mulai khawatir. Hari demi hari penyelinap berdatangan ke Ostrigille, mereka terkadang memaksa untuk tinggal di rumah yang telah berpenghuni untuk menjamin hidup mereka, sebagian bahkan merampok. Mereka tentu saja datang dalam keadaan lapar, menambah angka kriminal dari kota satu ke kota yang lain.
Rumah tua yang Elodie dan Sasha tinggali adalah rumah seorang pensiunan polisi yang memberikan mereka izin untuk tinggal dengan syarat yang saling menguntungkan. Sang pensiunan polisi, Robert Whitney akan membiayai kebutuhan dapur sedangkan Elodie dan Sasha memasak dan membersihkan rumah, serta merawatnya. Di Ostrigille kau tak bisa bertemu dengan banyak orang. Bahkan sulit untuk memiliki tetangga. Hanya ada kurang dari tiga puluh rumah berpenghuni di sana. Setiap rumah besar dihuni oleh beberapa orang yang tak saling mengenal.
Kasus pencurian, perampokan, bahkan pemerkosaan sudah mulai sering menjadi perbincangan seiring dengan bertambahnya pembelot dari kota lain yang masuk ke Ostrigille. Persediaan di supermarket sering sekali langka karena kota-kota lain mengalami krisis penduduk. Untuk berhemat, penduduk di Ostrigille harus hidup bersama dalam satu rumah yang dihuni 4 sampai 6 orang. Belakangan ini, Ostrigille sering didatangi banyak penduduk kota lain yang sudah muak dengan peraturan kota mereka terdahulu. Mereka memilih untuk menceraikan pasangan masing-masing dan hidup tanpa cinta.
"Kau mendengarnya?" Sasha berdecak.
"Apa?"
"Berhenti mengunyah, Elodie! Seseorang mengetuk pintu!"
Elodie menutup toples acarnya, berjalan mengambil senapan dan bergerak perlahan menuju pintu. Banyak terjadi kasus pencurian dan perampokan akibat minimnya mobilisasi uang sekarang, siapapun harus berhati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekali Baca
Short StoryIni hanya berisi cerpen yang penulis rasa terlalu merepotkan untuk diselesaikan. Di dalamnya terdapat ide prolog, cerpen, atau bahkan hanya beberapa kalimat yang menggambarkan seluruh kisah. Ingat, ini hanya tempat penulis membuat coretan di malam h...