Hari : dokter di RSIA kan banyak Put, kenapa harus kamu yang ditugaskan disana, kamu lagi hamil Put, hamil muda, kamu gak mikirin bagaimana nanti kalau kamu kecapean kasihan janinnya Put, kamu gak ngasih tau ke dokter kepala rumah sakit tempat kamu kerja, kalau kamu lagi hamil
Putri : mas sebenarnya Putri sudah lama memberitahu dokter Farhan, kalau Putri ingi ditugaskan di luar kota, jauh sebelum kita menikah, warga masyarakat di sana butuh tenaga Putri mas. (Memegang tangan Hari)
Hari : tinggal bilang kalau kamu gak bisa kan beres, kamu juga harus mikir in diri kamu Put, kamu sekarang lagi hamil, nanti kalau kamu kecapean, terus banyak fikiran imbasnya ke calon anak kita Put, apa kamu mau kehilangan dia
Putri menutup mulut suaminya dengan telunjuk nya
Hari mengajak istrinya pulang
Hari : ayo pulang
Putri : tapi pekerjaan mas
Hari diam lalu berdiri dari tempat duduknya. Menarik lembut tangan Putri. Setelah sampai parkiran Hari menyuruh istrinya masuk ke dalam mobil lalu Hari masuk, Hari menjalankan mobilnya.
Sampai rumah Hari turun duluan dari mobil tanpa menunggu Putri
Putri : mas Hari marah, maafin Putri mas.. (masuk kedalam rumah) assalamualaikum
Nenek : wa'alaikumsalam nek. Suami kamu kenapa pulang-pulang kok langsung nyelonong masuk. Kalian baik-baik saja kan nak
Putri : kami baik-baik saja nek 😊. Putri ke kamar dulu ya nek
Nenek : iya sayang
Putri pergi ke kamar nya
#Kamar_Harput
Hari : apa aku egois, seharusnya Putri tidak setuju untuk di tugaskan di luar kota, dia gak mikirin bayi yang ada didalam perut nya apa, kalau dia kecapean terus banyak fikiran imbasnya ke calon anak kita
Putri masu
Putri : assalamualaikum
Hari : wa'alaikumsalam (jawabnya tanpa melihat putri)
Hari berdiri dari tempat duduknya lalu masuk ke ruang ganti. Putri menyusul suaminya
Hari : ngapain kamu ikut masuk
Putri : emang gak boleh, Putri juga mau ganti baju kenapa.
Hari tidak menjawab istrinya ia mengganti pakaiannya setelah itu keluar lalu membaringkan tubuhnya di kasur. Putri selesai bersih-bersih lalu ikut baring di samping Hari
Putri : sayang maafin aku, kali ini aku akan tetap berangkat, warga masyarakat di sana butuh tenaga aku sayang (membelai lembut pipi suaminya)
Hari : jangan pegang-pegang (membalikkan badannya)
Putri memeluk suaminya dari belakang
Hari melepaskan pelukan istrinya. Ia mengambil HP nya menelpon Mama nya
Mama : assalamualaikum sayang
Hari : wa'alaikumsalam mama pulang sekarang
Mama : iya nak mama pulang sekarang
Hari : assalamualaikum
Mama : wa'alaikumsalam
Telfon terputus
Putri : mas kenapa kamu nyuruh Mama pulang, kasihan Papa kalau ditinggal pulang Mama
Hari diam
Putri : kamu marah sama aku hem (duduk)
Hari : pikir saja sendiri (berdiri dari tempat tidur lalu keluar kamar)
Putri menyusul suaminya
#Ruang_keluarga
Hari duduk
Nenek : sayang kamu kenapa, kamu baik-baik saja kan
Tiba-tiba Putri turun
Putri : mas Hari ngambek sama Putri nek, gara-gara tadi minta cium (berbohong)
Nenek : kamu ini ada-ada saja nak (tertawa). Kenapa gak kamu cium nak
Putri duduk disamping Hari
Putri : dia minta dicium di tempat umum nek, Putri malu lah (merangkul tangan Hari). Em nek, besok pagi keluar kota
Nenek : keluar kota sayang. Hari kamu ada pekerjaan diluar kota nak?
Putri : bukan mas Hari nek, tapi Putri ditugaskan di luar kota
Nenek : kenapa kamu ambil nak, kamu lagi hamil, hamil muda kasihan calon anak kalian nanti kalau kamu kecapean terus banyak fikiran imbasnya ke janin kamu
Putri : warga masyarakat disana membutuhkan dokter nek, karena di puskesmas tidak ada dokter nya cuma ada suster saja. Sebenarnya Putri sudah bilang ke dokter Farhan kalau Putri pengen ditugaskan di luar kota jauh sebelum Putri menikah dengan mas Hari nek.
Nenek : kenapa bukan dokter yang lain sayang, kenapa harus kamu!
Hari : percuma nek ngomong sama orang yang keras kepala. (Melepaskan tangan Putri yang melingkar di lengan nya)
Nenek : kamu fikiran lagi ya sayang, nenek gak mau sampai kamu dan calon cicit nenek kenapa-kenapa
Hari berdiri
Nenek : mau kemana nak
Hari : mau ke kamar mandi nek
Nenek : kamu gak makan siang dulu
Hari : gak laper nek
Nenek : lapar gak lapar kamu harus makan sayang, kamu gak boleh telat makan nanti magh kamu kambuh
Hari : hari belum laper.
Hari pergi ke kamar
Nenek : sayang fikiran lagi ya nak 😊 (menepuk pundak Putri) nenek tinggal istirahat
Putri : iya nek.
Putri pergi ke kamar. Setelah sampai kamar Putri menelpon dokter Farhan
Putri : assalamualaikum dokter Farhan
Dokter Farhan : wa'alaikumsalam dokter Putri
Putri : dok saya tidak jadi berangkat ke luar kota
Dokter Farhan : kenapa dokter Putri?
Putri : mohon maaf sebelumnya dok, suami saya tidak mengizinkan karena saya lagi hamil
Dokter Farhan : dokter Putri hamil, kalau begitu saya akan menyuruh dokter lain untuk berangkat ke luar kota
Putri : sekali lagi saya mohon maaf ya dok
Dokter Farhan : dokter Putri tidak perlu minta maaf. Assalamualaikum
Putri : wa'alaikumsalam dok
Selesai menelpon dokter Farhan, Putri langsung naik ke kasur
Putri : sayang, sudah dong jangan marah, aku sudah membatalkan rencana untuk pergi ke luar kota nya
Hari diam
Putri : sayang. Tidur pantesan
Akhirnya Putri ikut tidur sambil memeluk suaminya
*Sore hari*
Hari bangun duluan, Hari melepaskan pelukan istrinya pelan-pelan supaya Putri tidak bangun, lalu Hari pergi ke kamar mandi melakukan ritual mandinya, selesai mandi dan sudah rapi dengan pakaian nya
Tok tok tok
Mama : sayang ini mama
Hari : iya ma (hari membukakan pintu)
Mama : Putri tidur nak
Hari : iya ma
Putri bangun mencari suaminya, lalu Putri membalikkan badannya
Putri : Mama (beranjak dari tempat tidur) Ma
Mama : sayang, kata nenek kamu mau keluar kota
Putri : iya ma, tapi gak jadi
Mama : syukurlah kalau tidak jadi sayang, kamu jangan capek-capek ya nak kasihan janin kamu
Putri : iya ma 😊. Sayang kok gak bangunin aku. Kamu masih marah sayang, kan aku gak jadi keluar kota nya
Hari : menurut kamu (menahan tawa)
Mama : sayang gak baik marahan sama istri kamu lama-lama
Hari : Hari gak marah ma, suami mana yang gak khawatir istrinya mau pergi keluar kota dalam keadaan hamil muda ma, ya seharusnya dia langsung ngomong kalau tidak bisa, kenapa harus minta waktu untuk mengambil keputusan, bukannya Hari egois Hari gak mau sampai Putri dan calon anak Hari kenapa-kenapa, Hari sampai batalin ke luar kota nya, tapi malah dia yang mau pergi ke luar kota.
Putri : maafin aku sayang, kan sudah aku batalin.
Hari mau pergi tapi ditahan mama
Mama : sayang mau kemana
Hari : mau makan laper ma. Selesai dulu masalah nya sama istri kamu, gak baik marah sama istri lama-lama. Ya sudah mama tinggal (mama pergi)
Putri : sayang maaf (memegang tangan Hari)
Hari : kalau aku gak mau maafin gimana
Putri : aku akan terus minta maaf sampai kamu memaafkan sayang.
Hari : kamu tau kan aku gak bisa marah sama kamu, aku sayang dan cinta sama kamu Put, aku gak mau sampai kamu dan calon anak kita kenapa-kenapa (Hari membawa istrinya kedalam pelukannya dan mencium kening Putri lama)
Putri mempererat pelukannya. Setelah beberapa menit pelukan Hari melepaskan pelukannya
Hari : mandi gih
Putri : mas mau kemana hem, tunggu in Putri dulu ya
Hari : iya Put
Putri : kok Put sih mas, kan biasanya manggil sayang (Putri mencium bibir Hari)
Hari tersenyum
Hari : mandi dulu sayang, mas tunggu disini habis itu kita turun ya
Putri : iya sayang ku, aku mandi dulu ya jangan kemana-mana
Putri pergi ke kamar mandi melakukan ritual mandinya. Putri selesai mandi dan sudah rapi dengan pakaian nya
Putri : sayang sebentar ya aku sisiran dulu
Hari : iya sayang
Selesai dandan dan sisiran Putri menggandeng tangan Hari lalu mereka turun
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Pilihan Nenek
Short StoryHari Putra Wijaya Putri Isnari Salsabila Dimas Wijaya (Papa Hari) Sinta Wijaya (Mama Hari) Nur Laila (Nenek Hari) Aulia (Sahabat Putri) Ridwan (Sahabat Hari) Apakah Hari akan menerima perjodohan nya dengan Putri apakah Putri bisa merubah sifat dan s...