𝓡𝓪𝓲𝓷𝔂 𝓓𝓪𝔂

912 60 17
                                    

Hari ini hujan deras mengguyur kota Seoul, beberapa orang berjalan meneduh masuk ke dalam toko-toko di pinggir jalan, ada juga yang memilih menerobos hujan supaya cepat sampai tujuan.

Namun berbeda dengan pemuda manis yang malangnya hanya bisa terbaring terkulai lemas dengan tubuhnya yang sudah sangat basah akibat hujan yang sangat deras dan darah yang mengalir dari tubuhnya.

Beberapa orang tampak mendekatinya, mobil yang menabraknya pergi tak bertanggung jawab tanpa rasa iba kepada pemuda manis yang tengah mengandung tersebut.

"Tolong selamatkan anakku." ucapnya sebelum menutup kedua matanya dan masuk ke alam mimpinya.

.
.
.
.
.

"Dimana aku?, apa aku sudah berada di alam baka?'' ucap pemuda manis tersebut saat mendapati dirinya di dalam ruangan serba putih itu.

'KREK'
suara pintu terbuka berhasil membuyarkan lamunannya.

"Sayang kamu udah bangun?" ucap seorang pria yang berjalan mendekati pemuda manis yang hanya menatapnya dari atas ranjang putih berlabel rumah sakit.

"Kamu siapa?." ucap pemuda manis itu sontak membuat terkejut pria yang sudah duduk di kursi yang berada di samping kasur.

"Apa maksudmu? aku Park Jisung, suamimu." ucap pria itu dengan nada yang sulit diartikan.

"Mana ada suami, aku ini laki laki!"
jawab pemuda manis itu dengan sedikit nge-gas.

"Chenle-ya~ memangnya siapa yang bilang kamu waria." ucap pria yang mengaku sebagai park jisung itu dengan nada jenaka sambil mengusak rambut pemuda manis yang bernama chenle itu.

"Aku serius! siapa kamu dan dari mana kamu tahu namaku?!!." ucap chenle dengan nada yang sedikit kesal.

Jisung terlihat terkejut mendengar ucapan chenle."aku tidak bercanda, lihat tangan kananmu, dibalik cincin itu terdapat ukiran namaku, sama seperti cincin ini yang terdapat ukiran namamu." ucap jisung sambil menunjuk jari manisnya yang tersemat cincin berlian yang sangat indah.

tapi masih kalah sama ke-indahan chenle -author

"Mana mungkin aku menikah denganmu, aku bahkan tidak mengenalmu dan juga aku masih sekolah!" sangkal chenle yang di balas hembusan nafas kasar dari lawan bicara.

"Baiklah terserah padamu, aku akan bertanya kepada dokter terlebih dahulu." ucap jisung lalu meninggalkan chenle sendiri yang terlihat kebingungan.

Seperti yang kalian tahu tadi jisung baru datang saat chenle sudah sadar yang artinya dokter sudah lama pergi sebelum jisung datang.

.
.
.
.
.

'KREK'
suara pintu terbuka menunjukkan jisung masuk sambil menenteng dua kantong plastik di kedua tangannya.

"Makanlah kamu belum makan apapun sejak kamu kecelakaan." ucap jisung. chenle hanya menganggukkan kepalanya sebab saat ini ia memang sedang sangat lapar.

"Aku membawakan makanan kesukaanmu, di luar sedang hujan jadi ini akan enak dimakan selagi hangat." lanjut jisung.

"Dari mana kamu tahu makanan kesukaanku?" tanya chenle saat melihat isi dari dua kantong plastik tersebut.yang hanya dibalas senyuman dan usapan lembut di kepalanya. namun berhasil membuat chenle tersipu malu. entahlah chenle juga tidak tahu kenapa ia bisa tersipu, tapi ia suka saat jisung mengusap rambutnya.

"Makanlah" ucap jisung singkat yang dibalas anggukan lucu dari chenle.

"Kamu enggak makan?" ucap chenle disela sela kegiatan mengunyahnya yang berhasil membuat jisung terkekeh gemas.

"Melihatmu makan dengan lahap saja sudah membuatku kenyang." jawaban jisung berhasil membuat pipi chenle memerah kembali.

"Apasih gak jelas!" sarkas chenle.

"Sini" ucap chenle yang membuat jisung kebingungan.

Melihat jisung, chenle langsung saja menyendok makanannya menggunakan sendok yang baru dan menyodorkannya kepada jisung.

Melihat jisung yang masih kebingungan membuat chenle membuka suara "aku tidak bisa makan sendirian, lagi pula makanan ini dibeli dengan uangmu." ucap chenle yang diangguki jisung, lalu jisung memajukan wajahnya untuk menerima suapan chenle.

.
.
.
.
.

Acara makan pun berakhir dengan chenle yang selalu memerah saat jisung menatapnya.

'Pria ini lumayan juga' batin chenle sambil menatap jisung yang sedang memainkan handphone nya.

'KREK'

pintu terbuka menunjukkan seorang suster yang membawa nampan berisi obat-obatan

"maaf mengganggu waktu tuan-tuan tapi sekarang waktunya minum obat." ucap suster tersebut yang dibalas anggukan oleh jisung.

Chenle pun meminum obat yang dibawa oleh suster tersebut. setelah suster tersebut keluar jisung duduk di samping ranjang chenle lalu mengusap-usap lembut rambut chenle hingga chenle tertidur. tanpa jisung sadari air matanya berhasil lolos dari pertahanannya "maafkan aku chenle aku tidak bisa menjaga kalian berdua." ucap jisung dengan menangis tersedu sedu.

"andai saja waktu itu aku selalu berada di sampingmu mungkin semua ini tidak akan terjadi."

"anakmu ini sudah tumbuh dengan baik dan cantik juga manis sepertimu."

"maaf juga bila aku malah mencintai anak kita seperti aku mencintaimu."

"dia sangat mirip denganmu." jisung menghela nafas sebentar lalu melanjutkan ucapannya.

"hanya saja dia bukan dirimu, chenle... aku merindukanmu. bolehkah aku mencintai park chenle kita ini seperti aku mencintaimu zhong?" ucap jisung panjang lebar sambil terisak dan menatap kosong wajah damai anaknya, park chenle.

Jisung lalu mencium bibir chenle sekilas dan pergi keluar meninggalkan chenle sendirian di ruang rawat rumah sakit.

~•END•~

MAAF KALO GAK SESUAI EKSPEKTASI SOALNYA INI PERTAMA KALINYA AKU BIKIN WATTPAD. TERUS KALO ENDINGNYA GA JELAS MAAF BANGET YA😭.

KALO ADA KRITIK DAN SARAN SAMA KALO ADA YANG MAU TANYA DIPERSILAHKAN👉

KALO ADA YG MASIH ENGGA BISA MENGERTI JALAN CERITANYA BISA BUKA KOLOM KOMENTAR YA👉

AKU ENGGA MAKSA KALIAN BUAT VOTE CERITA GAK JELAS INI TAPI KALO MAU YA BISA DI VOTE LAH YA😇

MAKASIH YG UDAH BACA SAMPAI SELESAI🤗

Sekalian promosi tiktok author hehe, eh tapi author bukan seleb y soalnya author introvert yg ga punya temen🥲

@mozza_berlianantya

𝓡𝓪𝓲𝓷𝔂 𝓓𝓪𝔂 || JICHEN CHENJITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang