Pov Ray
Pagi itu aku habiskan dengan mandi air dingin lagi, meredamkan gairah yang selalu bergejolak. Ray pikir perilakunya kali ini sangat tidak terkontrol, bisa bisanya ia membuat sweety nya orgasme akibat ulah meremas payudara Nav. Pasti Nav akan berpikiran yang buruk jika tau kakanya ini menginginkanya, ia tahu bagaimana karakter wanitanya itu sangat bertolakbelakang dengan parasnya yang ayu. Nav akan sangat membenci perilaku pelanggaran asusila terhadapnya. Apalagi tadi pagi aku meninggalkanya tanpa pamit seperti biasanya. Aku jamin pasti ia akan marah padaku, tapi tadi aku lihat ia sempat menangis di dapur, apa mungkin ia kecewa padaku? banyak spekulasi negatif yang menghantuiku.
Aku jadi takut memikirkan kejadian tadi pagi, sekarang aku mulai menyibukan dengan urusan proyek pembangunan go green di kawasan kota. Pikiranku benar benar teralihkan hingga aku lupa janjiku dengan Nav yang ingin makan siang bersama. Ini sudah pukul 16.00 dan aku melewatkan makan siangku. Aku mulai merasa lapar, dan baru teringat janjiku dengan Nav. Ahh aku pikir dia juga lupa karena tak ada panggilan maupun sms darinya. Aku bergegas pergi ke resto dekat kantor tempat janjian kami, aku memesan capucino late dan Ayam bakar nice potato. Sambil sibuk memandangi layar Tab aku sempat melirik sekitar, tak sengaja aku melihatnya bersama laki laki cukup tampan, yaa siapa lagi kalo buka Nav wanita itu.
Sejenak aku hanya perhatikan, namun emosiku meningkat saat laki laki itu mengusap manja kepala Nav. Aku menghampiri Nav, "sedang apa kau disini Nav?" tak ada kelembutan dari pertanyaanku. "Kau tak melihatnya kak?" emosi Ray semakin naik, ia mencekal tangan Nav dan menariknya menuju mejanya. "Apa sih ka, narik narik ga jelas, malu tahu sama temenku" Nav cemerut. Ray mulai menenangkan diri "Sedang apa kau disini sweety?" "Aku menunggumu, kenapa? bukankah kita ada janji?" "Yaa ampun Nav, jadi kau menungguku? maafkan aku ya lupa dengan janji kita" "merasa menyesal? itu bagus sekarang aku mau pulang" Nav merasa bad mood setelah melihat reaksi kaka nya yang hanya tersenyum melihat ulahnya yang membuatnya menunggu hampir 5 jam. Bayangkan saja siapa yang ga jengkel sama orang macem ka Ray.
"Tapi aku belum makan sweet, kita makan dulu ya" bujuk Ray. "Engga aku mau p u l a n g!" "Iya iya.. tapi ada syaratnya, aku makan di tempatmu, okeh tidak ada kata protes, ayo pulang"
Dalam perjalanan Nav diam, ia lebih memilih tidur ketimbang melihat wajah orang yang sudang buat hidupnya kacau. Siapa lagi kalau bukan Ray, tak terasa waktu 15 menit lama berlalu, kami tiba di apartemenku di lantai 17. Kami masuk dan aku langsung pergi ke kamar untuk berganri pakaian. Selesai berganti pakaian aku mulai memasak nasi goreng seafood kesukaan Ray dari semua masakanku. Asyik bergulat dengan wajan dan spatula aku tak menyadari kalau Ray sudah di belakangku, memelukku erat. "Hemm harum sekali aku jadi sangat lapar" lapar disini punya arti ganda.
"Kak aku kan lagi masak, nanti ga selesei selesei masaknya, katanya laper" "Iya udah buruan aku tunggu di meja makan!" sebelum beranjak dari pelukannya, Ray sempat mencuri cium di tengkuk Nav. Orang yang diperlakukan seperti itu menegang, siapa juga yang ga tegang di gituin mulu, gerutu Nav dalam hati.
Pov Nav
Selesei makan, aku bergegas membereskan peralatan makan kami. Setelahnya aku baru ikut bergabung dengan kak Ray, "kak ga pulang? katanya hari ini janji pulang sama bunda?" Ray tampak berfikir "Lupa yaa" Ray cuma senyum, ih nyebelin banget deh "Ngapain senyum.. gaje tahu ga, gih pulang!" sebenernya aku ga rela tapi kasian bunda, pasti sendiriaan.
Tanpa bilang apa apa Ray mengambil kunci ferary nya dan pergi. Nyesel aku ngusir dia, sekarang jadi sendiri juga. Mending tidur aja biar ga mikir macem macem, pikir Nav.
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Brother *dihentikan*
Romance[] Posesif Brother [] 18++! Terlahir dari rahim seorang ibu yang berbeda dan ayah yang berbeda, namun mereka satu keluarga. Ray, sebut saja begitu. Laki-laki tampan duplikat dewa yunani. Memiliki senyum malaikat yang membuat hati watina jatuh dalam...