2. Pertemuan

262 2 0
                                    

Happy Reading!!

Follow akun instagram aku "daisy_azurea" follow juga akun wp aku yang ini pliss bantuin follow ya jangan pelit. Ayo bantu vote jangan baca aja, aku tahu siapa yang nggak vote loh hehe. Jangan pelit ya kan nggak bayar hihi. Ayo vote sampai 50 di bab ini aku bakalan lanjut update lagi. Baca juga cerita aku yang lainnya judulnya "LUST SUGAR BABY" Bantu vote juga ya gais, thankyou!

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Arsya baru saja pulang ke apartementnya dan melihat bahwa lampu ruang tengah hidup. Arsya jelas tahu siapa pelakunya, karena di depan ia bisa melihat sepatu milik perempuan. Sudah pasti itu adalah milik Raina. Wanita itu biasa datang ke apartementnya tanpa memberitahu Arsya.

Begitu masuk Arsya langsung saja di suguhkan dengan pandangan bahwa apartementnya sangat rapi dan bersih. Karena ia meninggalkannya tadi pagi dengan keadaan yang berantakan dan kotor. Arsya seolah tak punya waktu untuk membersihkan apartementnya sendiri karena begitu banyak pekerjaan serta aktivitas yang dilakukannya di luar.

Namun pandangan Arsya kembali melihat bagaimana Raina tertidur dengan nyenyak disofa. Wanita itulah yang menjadi pelakunya membersihkan apartementnya. Tidak akan ada orang lain lagi yang membersihkan selain Raina. Pria itu menghela napas lalu masuk ke dalam kamarnya untuk mandi. Arsya tak berniat membangunkan Raina agar segera pulang.

Sudah malam, ia tak bisa mengantar Raina. Lebih baik wanita itu menginap saja. Arsya juga tak berniat memindahkan wanita itu. Karena Raina pasti akan terbangun nantinya. Tak butuh waktu lama untuk Arsya selesai mandi. Begitu selesai ia segera keluar dari kamarnya dan menuju ruang kerja miliknya. Dalam apartement tersebut terdapat dua kamar, namun kamar satu lagi ia buat menjadi ruang kerja miliknya.

Akhir-akhir ini pekerjaan Arsya sedang banyak-banyaknya. Ia bahkan sampai harus makan di tempat kerjanya. Arsya menghidupkan laptop miliknya dan berkutat dengan pekerjaannya yang banyak itu. Tanpa sadar Arsya larut dengan pekerjaannya dan ia tertidur di kursi miliknya itu sampai pagi menjelang.

Arsya terbangun saat mendengar suara blender dari arah dapur. Pria itu langsung saja tersentak dan bangkit berdiri, ia melihat jam di handphonenya dan kaget karena sudah pukul tujuh pagi. Ia sangat terlambat untuk bangun, dengan cepat ia keluar dari ruangan kerjanya.

"Hai, kamu udah bangun." Sapa Raina ramah yang sedang memakai celemek itu.

"Kenapa sih kamu nggak bangunin aku dari tadi? Aku terlambat bangun, aku ada pertemuan penting pagi ini. Aku jadi telatkan." Kata Arsya dengan kesal sambil berjalan masuk ke dalam kamarnya. Raina mengikuti pria itu masuk ke dalam kamar.

"Maaf, aku tadi lihat kamu tidurnya enak banget. Aku nggak tahu kalau kamu ada pertemuan penting pagi ini, aku minta maaf ya. Pakaiannya mau aku aja yang siapin nggak?" Tawar Raina pada Arsya yang sedang sibuk memilih pakaian tersebut.

"Nggak usah aku bisa sendiri, mending kamu keluar aja deh. Aku mau mandi." Usir Arsya secara halus, Raina menghela napasnya lalu keluar dari kamar pria itu.

Tak lupa ia menutup pintu kamarnya kembali, setelah memilih Arsya masuk ke dalam kamar mandi. Tak butuh waktu lama untuk pria itu selesai mandi dan bersiap. Ia melakukannya dengan cepat karena sudah sangat telat.

"Sarapan dulu yuk, aku udah buatin kamu sarapan." Ajak Raina begitu Arsya keluar dari kamar sambil memasang dasinya.

"Nggak usah, aku sarapan di jalan aja nanti. Aku udah telat." Jawab Arsya ketus. "Lebih baik kamu pulang aja ke rumah, lain kali kalau datang bilang jangan suka tiba-tiba kayak gini. Kamukan nggak tahu kalau aku pulang malam, harusnya kamu nggak usah datang. Makasih karena kamu udah beresin apartement aku, tapi aku bisa suruh orang buat beresin. Orang tua kamu nanti mikir yang nggak bener tentang aku kalau kamu keseringan nginap di sini. Dipikir entar anaknya di apa-apain lagi, nggak baik jugakan. Setelah beresin ini lebih baik kamu pulang, nanti kalau aku ada waktu luang aku bakalan kabarin kamu." Ucap pria itu dengan tegas.

Ku Dengannya Kau Dengan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang