Kembali di istana. Oleh karena basah, mereka langsung ke kamar Todoroki, dan sekarang juga kamar milik Bakugo.
"Bakugo," panggil Todoroki menggantung, menunggu jawaban Bakugo yang masih mengganti pakaiannya. Tapi tak kunjung mendapat jawaban.
"Untuk sekali saja, aku ingin bermalam di kamarku."
"Dan?"
"Jadi, apa aku boleh tidur di sini?"
Bakugo diam entah kenapa, dan Todoroki tidak bisa memprediksi jawabannya setelahnya.
Dia diam, dan membuatnya penasaran, dia menoleh.
"Aku tidak bisa tidur di kamar lain," lanjut Todoroki yang menunggu jawabnnya.
"Kenapa?" Bakugo bertamya.
"Aku tidak bisa ti-"
"Bukan, dasar bodoh!" Bakugo berdecih, tspi kalimatnya lebih lembut dari biasanya.
"Pertanyaanku, mengapa kau meminta izin untuk tidur di kamarmu sendiri?"
Todoroki sadar, tak pernah dia mengusir- atau tepatnya secara serius mengusir dirinya dari kamarnya. Todoroki tidak terbayang betapa bodohnya dirinya meminta izin atas kamar sendiri.
"Oh, benar, kalau begitu, kaulah yang harus meminta izin padaku."
"TIDAK MAU! BLEE!!"
Beberapa menit kemudian, dan segala macam dilakukan keduanya di dalam kamar dengan begitu banyak jarak, Bakugo akhirnya menyadari kembali mata kiri Todoroki yang membekaskan luka besar.
"Hei! Mata kirimu, kenapa?"
Todoroki langsung menyentuh mata kirinya, tiba-tiba semua kenangan muncul membuatnya trauma. Dia menatap Bakugo intens, sebenarnya Todoroki tidak bermaksud seperti itu.
"Ini.."
"Kalau tidak mau menjawab ya sudah!" Bakugo sangat peka soal raut wajah Todoroki yang.. sebenarnya tidak berubah, tetapi berubah secara emosional. "Tidak perlu sok memaksakan diri."
"Kita baru saja bertemu beberapa hari yang lalu."
"Dan?"
"Kau terlalu banyak bertanya privasiku, kau sangat mencurigakan." Matanya menyipit, dan Todoroki berjalan mundur memberi banyak jarak.
"Mencurigakan?" Kini Bakugo ikut menyipit karena bingung. "Bukankah kau yang mencurigakan?!"
"Ketika berada di kerajaanku, apa yang mencurigakan dari diriku sendiri?"
Bakugo terdiam, mereka dia benar.. di zaman ini putra mahkotanya adalah orang di hadapannya ini. Dan perilaku mencurigakan apa yang dilakukan putra mahkota?
Kecuali kalau.. terdapat rencana rahasia..
"Tidak bisa menjawabnya?"
"BISA! BAGAIMANA KAU TAU AKU BERADA DI TEPI DANAU TADI? APA KAU MEMATA-MATAIKU?" Tanya Bakugo mengalihkan pembicaraan supaya menang bicara. Sayangnya, itu terlalu jelas, dengan Todoroki menanyakan bagaimana Bakugo tidak bisa membedakan antara jawaban dan pertanyaan.
"Entahlah.."
"Hah? Jadi maksudmu kau menemukanku tiba-tiba, begitu?"
Todoroki tidak berniat menjawab pertanyaannya, dan duduk di atas kasurnya.
"Hanya, aku punya firasat kau berada di sekitar pasar."
"Lalu, kenapa kau tahu aku berada di danau itu? Dari sekian banyaknya tempat di sekitar pasar?"
"Meskipun dalam waktu singkat, aku mengenalmu dengan baik."
"Ha?!" Bakugo semakin dibuat bingung oleh Todoroki. Dia berdiri di hadapa Todoroki, memandang dia dengan kerutan di dahinya, penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cross The Time || TodoBaku ✣
FanfictionMendengar suara petir biasanya siapapun akan berpikir bahwa hujan akan turun. Tetapi ketika petir menyambar bumi, tepat di belakang seorang Putra Mahkota generasi ke-8, petir itu malah membawa seorang lelaki aneh dengan baju kuno dengan posisinya ya...