Secret -4-

6 1 0
                                    

~"Siapa yang nggak baper diperhatiin sama orang yang dia suka?"~

🌻

"Oh lo- lagi berenang. Mana air nya? Kok gak ada? Berenang di darat lo yah? Ngeri juga." Balas Raga santai.

Raila memicingkan matanya. Sangat-sangat kesal. Dasar orgil! Jelas-jelas apa yang dikatakan Raila tadi tentu tidak benar. Tapi pria didepan nya ini berlagak seakan orang bodoh.

"Lo, kalo mau ngusik hidup gue mending keluar deh. Gue lagi gak pengen banyak omong. Apalagi ngeladeni manusia beruk kaya lo!"

"Dih. Enak aja Lo ngatain gue, beruk? Ganteng gini juga. Lo lagi buta kali, yang naksir gue aja banyak."

"Nyenyenye. Gak peduli gue! Udah sana lo pergi. Males banget gue adu mulut sama lo!" Raila hendak beranjak dan menutup tirai nya kembali. Saat niat nya ingin mendorong tubuh Raga untuk keluar, tangan nya malah di tahan oleh pria itu. Sontak saja membuat Raila menatap Raga kesal. "Lepas woe!"

"Suka hati gue lah. Orang lo pacar gue kok. Terserah gue mau pegang pegang lo." Balas Raga santai masih tetap memegangi tangan Raila kuat tanpa berniat melepaskan nya.

"Heh! Kita pacaran cuman di depan banyak orang yah. Jadi lo jangan cari cari kesempatan pegang-pegang gue. Lepas gak?!"

"Gak!"

"Lepas!"

"Gak!"

"RAGA!"

"Raila. Gue udah bayar lo. Jadi yah, terserah lah gue mau ngapain aja sama lo."

"Dih, gak usah sok berkuasa yah sementang lo itu bayar gue!"

Raga hanya mengangkat bahu nya acuh. "Bodo."

"Raga, gue gak kuat kalo harus berdiri terus. Kepala gue pusing, lo mau gue pingsan lagi?" Jawab Raila, kini suara nya sedikit memelas. Raga menatap matanya lurus, mencari kebohongan disana. Namun, nihil. Kini keduanya saling bertatapan. Sampai akhirnya Raila mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Woe! Lo denger gue gak sih?"

"Beneran Lo tadi pingsan?"

"Ya iyalah. Gila aja gue boongan."

Raga hanya mengangguk lalu sedikit mendorong pelan tubuh Raila untuk kembali duduk ke kasur UKS tempat nya tadi.  Tangan kanan Raga masih setia memegang tangan kanan Raila, sedangkan tangan kiri nya, Raga gunakan untuk menopang punggung gadis itu. Posisi mereka saat ini seperti berpelukan.

Perlakuan itu tak lepas dari pandangan Raila. Awalnya dia sedikit terkejut, gadis itu meneguk ludah nya susah payah. Melihat Raga begitu dekat dari depan. Deg! Kenapa jantung gue? Ngapain juga sih, nih anak? So-soan kaya gini. Raila masih lekat menatap wajah pria itu dengan posisi yang sangat dekat. Entah apa dan mengapa dia tidak mau melepas pandangan nya dari sana.

Sampai kala tersadar Raga melepaskan genggaman tangannya. "Kenapa lo liatin gue? Ganteng banget yah, gue? Sampe Lo gak kedip?"

"Dih pede-an lo!" Jawab Raila mengalihkan pandangannya.

"Halah. Ngaku aja. Emang. Gue itu ganteng. Gue juga sadar kok."

"Dih. Gila, lo! Geer-an banget jadi cowo. Gantengan juga mang Dadang."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SECRET Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang