chapter 1

116 16 1
                                    

Emi gugup.

Bagaimana tidak? Toh, ini pertama kalinya dia pergi ke sekolah setelah bertahun-tahun homeschooling. Dirinya kini seperti seorang anak-anak yang baru pertama kali menginjakkan kaki di jenjang Sekolah Dasar, bedanya dia memasuki Sekolah Menengah Atas.

Emi masuk ke departemen kecantikan. Katanya di sana dapat belajar tentang salon menyalon, yang kebetulan sekali ingin Emi pelajari, supaya dia bisa mengajari kakaknya pula. Sang kakak, alias si Hakemi bercita-cita ingin menjadi tukang salon. Tapi semenjak kudeta terhadap paman mereka, Hakemi tidak bisa mewujudkan cita-citanya, sebab dia sibuk menjadi pemimpin klan Takara.

Karenanya, Emi lah yang ingin mewujudkan impian sang kakak.

Mengejutkan sekali ternyata orang-orang dari departemen kecantikan semuanya anak perempuan, membuat Emi lebih percaya diri untuk membuat lingkaran pertemanan. Sebelum akhirnya satu anak laki-laki masuk ke dalam kelas.

"KYAAA!! GANTENG BANGET?!"

"Udah punya pacar belum, ya? Mau minta nomornya, nih."

"Ikut dong!"

"Gila dia ganteng banget, ya?? Kayaknya juga cuma sendirian cowok di sini."

"Mulai hari ini dia cowok semua cewek anak kelas kecantikan!"

Mata Emi berkedip beberapa kali kala itu. Iris coklatnya mengamati cowok tersebut yang sedang berjalan ke salah satu bangku kosong-agak jauh dari Emi. Dia memang tampan, tapi... Emi beralih untuk melihat rambut lelaki itu. Maaf, tapi rambutnya aneh, pikirnya.

Sebetulnya bukan dia saja yang berambut aneh, rata-rata anak cewek di sini juga warna atau model rambutnya aneh. Berwarna ungu dengan sisipan pink bergaris-garis; merupakan rambut si cowok tersebut. Ada juga yang pink muda campur pink tua, merah, hijau, kuning, kelabu, dan lain-lain.

Mau tak mau Emi merasa gelisah. Dia mengambil kaca kecil dari dalam tasnya, lalu dia menyesuaikan kaca itu ke wajahnya, membuat perawakan cantik gadis tersebut terpantul di dalam kaca. Kacamata ber-frame bulat terpasang rapih di antara kedua matanya, daging tak bertulang miliknya agak terbuka sedikit; berwarna merah serta terlihat lembut, sedangkan dahi sang gadis ditutupi oleh poni yang tampak terpotong-potong.

Dari kaca, nampak pita berwarna hitam terpasang di bagian atas kanan rambutnya. Pita itu berfungsi sebagai ganjelan untuk ikat kepang dari samping sana hingga bagian belakang. Hanya ada satu kepang. Surai coklat kopinya tidak dikuncir, namun semua rambutnya ditaruh di kedua depan pundaknya, membuat leher belakang si gadis sedikit terekspos.

Tapi, gadis secantik dirinya pun merasa kurang percaya diri. Dia berpikir, apakah ia bisa berteman dengan penampilan seperti ini? Karena Emi melihat sekelilingnya, dan orang-orang yang dia lihat-terlebih di kelasnya-sangat keren-keren.

Apakah aku salah berpenampilan? Batinnya sedih.

Overthinking si gadis tidak selesai sampai sana, sebab saat mulai sesi perkenalan, Emi telah melakukan suatu kesalahan yang memalukan.

.

.

.

»»--⍟--««
Chapter 1:
Bertemu Kawan Lama
»»--⍟--««

.

.

.

"Halo semuanya, namaku Janghyun."

𝗘𝗠𝗜 -: ̗̀➛ Lookism Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang