1

70 6 2
                                    

Auckland, New Zeeland

Hari ini merupakan hari resmi Jennie menyandang gelar pengangguran. Pasalnya, hari ini menjadi salah satu hari terpenting selama 4 tahun Jennie kuliah.
Jennie bersiap, pada hari terbaiknya, Ia harus tampil sebaik mungkin.
Setelah itu, Jennie segera keluar dari kamarnya menuju meja makan. Di meja makan sudah ada Mama Yoona, Papa Heecul, dan adik semata wayangnya, Mark Kim.

"Jennie, kamu terlihat cantik sekali hari ini. Persis seperti mama mu sewaktu muda." Puji Papa Heecul. Jennie hanya terkekeh.

"Noona, abis ini kamu mau ngapain?" Tanya Mark tiba-tiba.

"Aku belum punya rencana apapun. Sepertinya aku mau menikmati waktu luangku dulu, kamu jadi mau lanjut kuliah di London?" Tanya Jennie pada adiknya.

Mark mengangguk.

"Lusa dia berangkat, bagaimana jika besok kita berlibur sejenak?" Tanya mama Yoona diikuti oleh anggukan papa Heecul.

Keluarga Kim Heecul memang terkenal harmonis, karena Heecul memiliki sikap leadership yang baik. Heecul memiliki usaha dalam bidang peternakan, ada 5 peternakan yang tersebar di New Zeeland.

Kesuksesan Kim Heecul membawa banyak berkah untuk para peternak, selain usahanya, Kim Heecul juga terkenal dermawan, humoris, dan mudah bergaul. Hampir seluruh masyarakat mengenal sosok Kim Heecul. 

Ditengah sarapannya pagi hari ini, handphone Heechul berbunyi,
"Iya, baik. Astaga. Baik, saya akan segera kesana." Jawabnya.

"Jennie, Mark, Papa izin dulu ya, ada urusan mendadak. Mengenai wisuda-mu, Papa akan menyusul langsung kesana. Selesaikan makanan kalian ya" Pamit Kim Heechul kepada keluarganya.

"Papa, mau kemana? Bener ya pa, nanti nyusul. Aku nggak mau kalo pas namaku dipanggil papa belum dateng." Rengek Jennie.

"Iya, nak. Papa usahakan ya, kalau saat namamu dipanggil papa belum dateng juga, kamu harus percaya kalau papa selalu bangga sama kamu!" Jawab Kim Heechul menenangi.

"Papa janji ya!" Kata Jennie.

"Papa doakan semoga Jennie dan Mark sukses di jalannya masing-masing. Papa pamit ya" Kim Heechul menyalami anaknya satu per satu, kemudian mencium keningnya. "Sayang, aku titip anak-anak dulu ya"

.

Tanpa Jennie dan Mark sadari itu merupakan pertemuan terakhir mereka dengan Papa Heechul.

Sepulangnya dari wisuda Jennie, sudah bisa dipastikan Kim Yoona menjadi sasaran ngambeknya Jennie.

Jennie merupakan anak pertama dari dua bersaudara, ya yang satu lagi Mark Kim. Hidup Jennie dan Mark dilimpahi banyak privilege, karena terlahir dari keluarga yang lebih dari mampu sehingga apapun keinginan mereka pasti akan terpenuhi.
Jika tidak bisa dipenuhi oleh kedua orang tuanya, maka Jennie akan marah hingga hatinya merasa lega.

"Mana papa, hingga aku selesai pun nggak dateng juga. Sepenting apa sih kerjaannya daripada aku?" Omel Jennie kepada Yoona.

"Sayang, kamu harus tau, papa itu bangga dan sayang sama kamu. Kalau papa sampai tidak bisa dateng, bukan berarti kamu nggak lebih penting daripada kerjaan papa. Ada hal-hal yang belum bisa kamu pahami, nak." Kata Yoona menenangkan Jennie. Sungguh, Yoona pun ingin menangis, namun keadaan harus membuatnya lebih kuat dari apapun untuk saat ini.

"Papa nggak pernah melewati satu hari pentingku selama aku hidup! Aku ulang tahun ke-17 dulu, Papa sedang ada pertemuan besar di Paris aja rela pulang ke rumah dulu demi merayakan ulang tahun aku!" Keluh Jennie sambil menangis diatas kasurnya.

The CloudsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang