16. Lima tahun yang lalu

1.6K 202 15
                                    

¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤

Hal ini terjadi Lima tahun yang lalu, saat Tasya masih menginjak kelas dua SMP dan belum pindah ke rumah yang sekarang. Satu tahun sudah Tasya dan Mina berteman. Namun, karena sifat Mina yang masih kental dengan sifat anak kecilnya, Tasya tidak boleh berteman dengan orang lain selain dirinya.

Namun, hari itu berbeda. Hari itu adalah hari bencana. Di saat Tasya mengatakan 'kamu adalah temanku satu-satunya' kepada seseorang, sesuatu yang besar akan segera terjadi.

Melihat Mina yang tiba-tiba pergi ketika di kantin sekolah, Tasya merasa ada yang aneh. Dia telah melanggar janjinya. Dia telah lalai dengan teman hantunya. Perjanjian itu, mereka sepakati setelah dua bulan berteman. Lalu, hari ini, Tasya melupakannya.

"Tasya, aku temanmu satu-satunya, 'kan?" tanya Mina. Tasya mengangguk tanpa ragu. "Kalau begitu, kamu jangan berteman dengan siapapun lagi selain aku, ya."

"Kenapa?"

"Aku tidak mau diduakan oleh manusia ataupun hantu yang lain."

"Bagaimana kalau lupa?"

"Aku akan mengingatkanmu lagi dengan caraku. Kamu berjanji?"

Tasya mengangguk. "Aku berjanji."

"Mina!"

Hari kesepakatan itu, dia mengingatnya. Setelah pulang dari sekolah, dia tidak kunjung menemukan sosok Mina. Tidak seperti biasanya, Mina benar-benar aneh.

"Mina!"

Tasya terus meneriakkan namanya. Mencari Mina di setiap ruangan yang ada di rumahnya. Semuanya sudah dia lihat, tapi tetap saja, dia belum bisa menemukan sosok Mina. Ke mana dia pergi?

Dia melihat pintu rumah yang terbuka, tanpa berpikir lama dia berjalan keluar dan menutup pintunya. Dia berlari ke jalanan tanpa mengganti seragamnya lebih dulu, tengok kanan dan kiri untuk mencari Mina. Bukan Mina yang dia temui, melainkan sosok hantu yang lain.

Hantu itu mendekat ke arahnya karena penasaran. Tasya sedikit gemetar, tetapi tetap berusaha untuk tenang dan tidak saling pandang. Setelah sosok itu pergi, Tasya menghela napas lega dan tanpa membuang waktu, dia pergi.

"Mina, kamu di mana?!"

Teriakan itu membuat orang-orang yang berada di jalan yang sama spontan menoleh seraya berbisik tentangnya. Tasya bisa mendengarnya, jelas sekali. Dia menggelengkan kepalanya dan kembali berlari. Nama Mina terus dia teriakkan dengan keras.

Bruk!
Tubuhnya terjatuh. Dia menabrak seseorang karena tidak fokus melihat sekitar. Uluran tangan itu terlihat di matanya, tanpa pikir panjang, dia segera menerimanya dan bangun.

Tasya melihat wajah orang yang dia tabrak tadi dengan diam. Rambut lurus berponi, manik mata coklat, kulit putih bersih, dan kacamata. Tasya menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Dia lebih pendek dariku, apa aku lebih tua darinya?" batinnya.

MINA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang