Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bab 240: Pelan-pelan.
➿➿➿
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hardineduduk berselonjor kaki seraya memainkan ponselnya, ia melihat beberapa tweet Finley juga Adam. Dengan pelan cowok itu mendesah, ia tidak tau bahwa semuanya akan menjadi rumit seperti ini. Jika saja dulu ia bisa menahan diri, jika saja dulu ia tak melampiaskan kemarahannya pada alkohol ketika mendengar kabar tentang Judith dan kekasih barunya. Jika saja dulu ia tak kekanak-kanakan, hal rumit seperti tak akan pernah terjadi, pikirnya.
Semuanya akan lebih mudah, untuknya, Judith, Adam dan juga Finley.
"Bang?" Judith tiba-tiba datang, cewek itu membawa beberapa snacks kesukaannya. Ia berjalan mendekat dan merebahkan tubuhnya di atas kasur lipat yang ternyata sudah Hardine benahi. "Itu apa?" tanya Judith pada keresek putih yang terhelat dekat kaki Hardine.
"Ice cream." Hardine mengambil kresek itu, ia mengeluarkan satu bungkus rokok juga tiga buah ice cream dan menyerahkannya pada Judith, "Biar adem." candanya.
Judith mendengus, "Tadi ceramahin gigi, sekarang dikasih ice cream."
Seketika Hardine tertawa, "Yang tadi coklat."
"Apa bedanya, ini juga ada coklatnya mana dingi."
Tiba-tiba tiga ice cream ditangan Judith dirampas kembali oleh Hardine, cowok itu berimbuh, "Yaudah kalau gak mau."
Judith bergerak maju guna merebut kembali ice cream miliknya dari tangan Hardine, "Gak boleh diambil lagi, pamali." rengeknya.
