chapter 3

22 8 0
                                    


Seperti biasa jangan lupa vote yaw..

Happy reading!
.
.

Seorang gadis sedang berjalan seorang diri di jalanan yang sepi tanpa ada satu kendaraan pun yang melintas, Yash! tentu saja sepi, karna sekarang jam sudah menunjukkan pukul 23.30 entah apa yang dipikirkannya pulang larut malam dan berjalan sendirian,apakah ia tidak takut diculik hantu atau... -ah sudahlah lupakan- .

gadis itu berjalan santai sambil mendengarkan lagu menggunakan earphone miliknya sembari bersenandung pelan.

"Hai cantik, Mau kemana malam-malam seperti ini hmm?" Seorang preman beserta kedua temannya menghadang jalan gadis tersebut, tetapi yang dihadang tidak menjawab dan tetap melanjutkan jalannya karna asyik mendengarkan lagu.

Merasa diabaikan preman itu akhirnya menarik tangan gadis itu hingga tersungkur, gadis itu kemudian bangkit dan melepas earphone nya.

"Hey! Ayolah pelan-pelan bisa gak sih ganggu ketenangan orang aja pergi sana" gadis itu merapikan pakaian nya karna sempat tersungkur tadi lalu pergi tanpa menoleh kebelakang, ia tersenyum miring -mudah sekali menipu orang-orang bodoh ini,cuih! - ucapnya dalam hati.

Preman tadi langsung memberikan kode ke rekannya supaya langsung membekap gadis itu agar memudahkan aksi mereka , sepertinya dia berasal dari keluarga kaya,kan lumayan kalau di minta uang pembebasan.

Belum sempat dua orang rekannya menyentuh gadis tersebut, mereka lebih dulu tumbang karena gadis itu tiba-tiba berbalik dan menusukkan kedua pisaunya langsung ke jantung mereka, ia tersenyum miring setelahnya dan menatap tajam kearah preman yang satunya.

Preman itu beringsut mundur karna gadis itu mulai berjalan mendekat ke-arahnya.

"A-apa mau mu?! Jangan mendekat!"

"Apa mauku?? Eummm tidak ada" gadis itu terkekeh memainkan pisau tajamnya.

"J-jangan bunuh aku, k-kumohon,aku berjanji akan melakukan apapun yang kau minta tapi tolong jangan bunuh aku"

"Apapun?"

" I-iya apapun"

"Oke gue cuman minta Lo lakuin satu hal" ucapnya sambil menggoreskan pisaunya ke lengan preman tersebut.

"Shhhh! Arghh!" Preman tersebut meringis kesakitan.

" Apa yang kau ingin aku lakukan,shhh" preman itu kembali meringis karna goresan yang kembali di buat oleh gadis itu.

" Gue mau lo pejemin mata sekarang!" Perintahnya, dan langsung di turuti oleh preman tersebut.

"Say goodbye" gadis itu tersenyum miring,dan langsung menghujamkan pisaunya tepat di jantung preman tersebut hingga terdengar alunan suara kesakitan yang merdu -ah senang sekali rasanya bisa membunuh hari ini- gumam gadis tersebut.

Kemudian ia menelpon seseorang.

"....."

"Segera bereskan kekacauan ini"

"......"

"Di jalan ***** secepatnya "

Gadis itu mematikan sambungan telponnya, ia terkejut karna saat bangkit dan ingin berbalik ia merasakan ada yang menyentuh pundaknya -ah sial! Apakah ia ketahuan saat membunuh kali ini?! Tamatlah sudah riwayatnya- .

. 🥀🥀🥀.

Ansley memasuki area rumahnya dan segera memarkirkan motor sport kesayangannya, ia pulang pukul 00.00 malam, jika kalian bertanya kemana saja ia baru pulang jam 00.00 jawabannya tentu saja ia baru pulang dari arena balapan, memang tak ada yang tau hal ini hanya orang-orang yang ia percayai saja yang tau karna pastinya orang-orang akan mengira gadis seperti Ansley tidak mungkin menyukai hal-hal seperti itu ,tapi percayalah Ansley sangat menyukai hal-hal yang bersangkutan dengan balapan.

AnsleyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang