24

21.6K 1.9K 72
                                    


Rintik hujan itu jatuh secara perlahan. Setiap tetesnya menciptakan genangan air. Angin malam serta dinginnya hujan membuat Zora kedinginan sampai menusuk tulang. Dia juga memakai pakaian tanpa lengan dan rok di bawah lutut.

Zora memeluk tubuhnya supaya tetap hangat. Dia sedang menunggu Zayyan di depan mall karena ada janjian untuk pergi nonton Bioskop. Ternyata Zayyan terlambat karena macet di jalan yang membuat Zora menunggu lama. Padahal film yang ingin mereka tonton sebentar lagi akan dimulai.

"Aduh ma, hujan. Mana dingin lagi?" ucap seseorang yang Zora kenal suaranya.

"Iya sabar sayang, mama udah telpon supir kita biar cepat jemput di sini." ucap orang yang sangat Zora kenali. Mamanya dan Lisa.

Zora melangkah mundur supaya dinding itu menutupi tubuhnya. Dia hanya tak ingin dilihat.

"Maa... masih lama ya?" tanya Lisa manja.

"Sabar sayang, sini peluk mama biar tetap hangat!" Farah memeluk erat Lisa dan Lisa juga membalasnya. Hubungan anak dan ibu yang harmonis. Zora menatap iri.

"Kok ngumpet di situ?" tiba-tiba Zayyan datang dan mengalihkan pandangan yang membuat Zora sakit.

"Aku gak mau kena cipratan air hujan." ucap Zora memberi alasan yang masuk akal.

Zayyan langsung membuka jaketnya dan memakaiannya di bahu Zora. Zora menerima pemberian Zayyan dengan hangat. Dia tidak merasa kedinginan lagi.

"Loh, Zora!" pekik Lisa terkejut melihat Zora.

Zora memandang Lisa datar dan mamanya. Farah terlihat biasa saja saat menatap Zora. Dalam hati Zora bertanya, apa mamanya tidak rindu padanya?

"Ayo!" ucap Zayyan langsung menggenggam tangan Zora karena Zora tak kunjung menjawab sapaan Lisa.

"Heh, tunggu! hobi bener lo bawa pergi temen gue. Mentang-mentang udah pacaran!" Lisa terlihat masih tidak terima perlakuan Zayyan seenaknya. Dia ingin terus mengomel tapi Farah sudah memanggilnya.

"Lisa, ayo pergi, mobilnya udah datang!" ucap Farah yang langsung membawa Lisa pergi. Dan Lisa hanya melambaikan tangan pada Zora dan Zora juga membalasnya lambaianya.

"Tangan lo dingin!" ucap Zayyan sembari menatap lembut Zora.

"Aku mudah kedinginan kalau lagi hujan." ungkap Zora menatap polos.

"Mau gue peluk kalau masih dingin?" ucap Zayyan tanpa ekspresi saat mengucapkannya.

Kalau saja Zayyan mengucapkannya dengan sedikit ekspresi, tentu Zora akan merasa tersipu malu.

"Gak lucu!" ucap Zora langsung berjalan duluan.

Setelah acara menonton selesai, Zora dan Zayyan memilih mengisi perut mereka. Mereka melangkah ke tempat kafe terdekat.

"Lo mau pesan apa?" Zayyan bertanya tanpa menoleh pada Zora. Dia sedang sibuk memilih menu makanan yang akan dia pesan.

"Samain aja sama kamu!" ucap Zora.

"Lo kayak gak ada tujuan atau pilihan hidup ya?" ucap Zayyan yang membuat Zora mengangkat kepalanya. Zayyan tidak sedang berniat membuatnya berdebat ditengah kelaparan seperti ini 'kan.

"Apa lagi Zayyan?" ucap Zora yang seakan dia paling salah di dunia ini. Zayyan selalu mengkritik jalan hidupnya.

"Seberat apapun masalah lo, hidup tetap berjalan. Yang namanya hidup itu punya pilihan dan tujuan. Sedangkan lo, kalau lo dilempar ke sungai pun, gue yakin pasti lo gak akan melawan." ucap Zayyan yang lagi-lagi membuat hati Zora tertohok.

"Kenapa diam? Lo tersinggung?" tanya Zayyan santai.

"Jadi hanya karena aku bilang pesanannya disamain aja sama kamu, kamu berpikir aku tak punya pilihan?" ucap Zora menatap lekat mata Zayyan.

Introvert Girl ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang