Chapter 7

2.5K 250 16
                                    

"Adek?"

"Hey, kamu kenapa?"

Asa dengan panik menghampiri Canny yang tengah meringkuk di sisi ranjangnya.

Terdengar suara isakan yang membuat kepanikan Asa semakin menjadi.

Sementara itu tanpa bisa dikendalikan, tangisan Canny malah bertambah keras setelah ia mendengar suara kakak kesayangannya.

"Adek, hey ini Kak Asa. Adek kenapa nangis?"

Dengan perasaan campur aduk antara bingung dan khawatir, Asa bergerak cepat membawa Canny kedalam pelukannya. Berusaha menyalurkan rasa nyaman pada sang adik.

Untuk waktu yang cukup lama, Asa tetap diam membiarkan Canny hanyut dalam tangisannya. Ia memilih tak bertanya apapun dan menunggu tangis Canny reda hingga adiknya bisa untuk bercerita.

Namun setelah beberapa puluh menit berlalu Asa mulai merasa itu sia-sia, karena bukannya berangsur berhenti tangis Canny malah semakin menjadi dan menyesakan.

Karena tak tahan mendengar tangisan pilu itu, Asa melepas paksa pelukannya dan menangkup wajah Canny agar mau menatapnya.

"Adek liat kakak! Liat kak Asa, dek!"

Dengan tangisan yang masih mendominasi, Canny akhirnya mau menatap Asa. Dan bisa Asa liat dengan jelas mata sembab milik adik bungsunya.

Demi Tuhan, seumur hidup ia bersama Canny baru kali ini Asa melihat adiknya menangis sampai seperti ini.

Canny itu identik dengan pembawaannya yang ceria dan jahil, Asa tidak pernah membayangkan akan melihat adiknya dalam kondisi selemah ini.

Baru kemarin si kecil berulah dengan membuat kekacauan di dapur, dan hari ini Asa malah dihadapkan dengan tangisan keras adiknya.

Entah Apa yang Asa lewatkan, kenapa adiknya bisa ada di kondisi seperti ini.

Dengan penuh ketelatenan Asa mengusap jejak air mata di pipi sang adik, menatap dalam kedua netra hazel yang memandangnya sayu. "Adek, adek kenapa? Cerita sama kakak, kenapa adek nangis?"

Tepat setelah pertanyaan Asa terlontar, kedua tangan Canny tiba-tiba meremas lengan Asa yang sedang dipegangnya. Asa bahkan bisa merasakan kuku panjang sang adik menusuk permukaan kulitnya.

"Kak Asa.." Canny tiba-tiba melirih.

"Iya sayang, kakak disini. Bilang sama kakak, adek kenapa nangis hmm?"

"Kak.."

"Iya sayang?"

"Seharusnya aku gak lahir kan? Seharusnya Mama yang ada disini bareng kalian."

Degh

Tubuh Asa menegang seketika, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Lidahnya mendadak kelu.

Canny yang melihat respon aneh Asa jadi semakin histeris. "Aku ini cuma anak pembawa sial kak, gara-gara ngelahirin aku Mama pergi. Harusnya waktu itu Mama dengerin aja saran dokter buat gugurin kandungannya..."

Ucapan Canny tersendat, susah payah ia menelan ludahnya yang terasa pahit.

Sebelumnya Canny tak pernah merasa setidakberdaya ini, namun perkataan yang didengarnya tadi pagi benar-benar sudah menghancurkan seluruh kepercayaan dirinya.

Daddy's Girl ; BabyMonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang