Siang itu, saat aku pulang dari mengepul sampah, Ibu nampak sibuk berkutat di depan alat-alat dapur. Ada semangkuk besar rendang di atas meja makan. Perut yang berteriak mulai menggerakkan tanganku untuk mengambil piring. Meletakkan segepok nasi di atasnya, sekaligus beberapa potong rendang.
"Daging dari siapa ini, Bu?" Aku tidak dapat mendengar dengan jelas apa yang Ibu katakan, sebab sutil dan wajan ibu bertarung sengit mengaduk bahan-bahan yang ibu masukkan.
"Hah? Apa? Dari Kakak?" Aku bersuara agak keras, berharap ibu mengulang perkataannya.
"Daging Kakak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Sebesar Biji Gandum
Short StoryKadang kisah memang hadir secara singkat. Namun, sesingkat-singkatnya cerita, ia adalah cerita, kan?