Chapter 3

1.1K 77 52
                                    

Jadi bagaimana, bila keadaan berubah menjadi menyakitkan??



"Apa yang kau lakukan di sini, Casey?"

Yibo berujar pelan, tertuang dalam nada dingin. Sedingin udara di luar sana. Udara yang hanya menyentuh Zhan saja. Seperti itu, karena Yibo sendiri tengah bersama wanita asing yang baru saja datang, di dalam mobil dan melakukan perbincangan serius.

Sedang Zhan berjalan mondar-mandir tepat di hadapan pintu rumahnya, sambil sesekali melirik ke arah mobil Yibo. Nampak memang, Yibo bersama wanita itu. Tersorot lampu redup dari arah mobil dan? Memang terjadi percakapan serius di sana, meski tak dapat ia dengar apa yang dua insan itu bicarakan.

"Tentu saja untuk menemuimu!"

Aura dingin, masih setia, membalut permukaan kulit Yibo. Melapisi raut wajahnya. "Mengapa kau menemuiku? Ada apa?"

Casey, sang wanita cantik mencoba mengusap pipi Yibo, yang hanya diam tak melawan. "Aku merindukanmu.." tuturnya, hampir berbisik, dalam nada nakal. "Tidakkah kau merindukanku?" tanyanya tanpa rasa malu. "Atau kau masih marah?" desaknya, sambil memajukan wajahnya, berbisik di telinga Yibo.

"Apa yang kau bicarakan?" sela Yibo, menjauhkan dirinya dari wanita tersebut.

"Maaf atas gugatan cerai itu, Web! Aku telah mencabutnya," timpal Casey. "Aku bersalah, aku menyesal," tuturnya penuh sesal, namun terlontar dari mulut manis, yang kebenarannya, tak mampu Yibo tebak. "Mari kita mulai lagi dari awal.."

Yibo menatap Casey, sosok cantik yang memang pernah menjadi wanitanya. Tambatan hatinya. Dulu, atau mungkin kemarin masih? Sebelum gugatan cerai itu,, dilayangkan pada dirinya, dari sang istri, dan melukainya, hingga harus menenangkan diri hingga terbang ke negri lain, meski China, adalah tempat di mana ia terlahir..

"Kau pikir semudah itu?"

Casey hanya tersenyum. Ia lalu beralih, beranjak menyandarkan dirinya pada sisi tubuh Yibo, dan lalu menyandarkan kepalanya di bahu Yibo. "Aku tahu kau masih mencintaiku, Web!"

Jauh di ujung sana, Zhan menegang. Bukan sekedar dari kakak perempuan Yibonya, atau? Mungkin temannya? Atau bibinya? Ibunya? Tertawalah, karena Zhanpun begitu. Tertawa miris melihatnya. Jelaslah, gerak tubuh mereka di dalam mobil sana, Zhan melihat dan dapat mengartikannya.

"Apa itu dia?" gumam Zhan, di antara semilir angin yang menyentuhnya. "Istrimu?" tanyanya dalam nada pedih, meski tak ada tangis terurai. Hanya kedua tangannya yang tiba-tiba mengepal, dengan nafas dalam berulang-ulang.

Terlebih..

"Apa pantas kau melakukan ini setelah semua yang terjadi?"

Yibo, meski tak melawan dengan perlakuan tubuhnya. Ujung matanya menangkap bayangan Zhan di luar sana. Sejauh ini, wanita di sampingnya belum tahu tentang apapun yang terjadi, termasuk hatinya yang telah berubah kini. Sedang Zhan hanya mematung di luar sana. Sebut saja ini sebuah rasa percaya diri yang tinggi, saat Yibo mengira bahwa, 'Xiao Zhannya cemburu!'

"Kukatakan maafku dengan tulus, Web.. mari kembali bersamaku!"

'Terlambat!' pikir Yibo, saat Zhan menghilang, dan memasuki pintu rumahnya. Ia sendiri tak fokus pada apa yang dikatakan oleh Casey, yang kian merekatkan lingkaran tangan di tubuhnya. Mungkin sudah ada beberapa menit lalu, tubuhnya berada dalam lingkaran tangan cantik tersebut.

You Reflect Me (🔞)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang