Chapter 1

5.6K 153 7
                                    


Jungkook sudah terbangun dari jam 4 pag dan mulai membersihkan Mansion Jeon. Dia harus membersihkan Mansion, memasak, mencuci hanya dibantu oleh Bibi Lee. Jungkook yang sudah selesai bersih - bersih langsung menuju dapur membuatkan sarapan untuk Appa, Eomma, dan Hyung... Ralat maksudnya MAJIKANNYA.

Jungkook yang melihat Sehun, Luhan, dan Wonwoo turun menuju meja makan pun melenggang pergi ke belakang. Jungkook juga lapar dia ingin sekali makan tapi harus menunggu mereka selesai makan terlebih dahulu.

"Pagi, Eomma Appa." Wonwoo langsung duduk di meja makan.

"Pagi sayang." Ucap Sehun dan Luhan bersamaan.

"Bagaimana sekolah mu, Wonwoo?" Tanya Sehun kepada sang anak.

"Baik, Appa. Appa Eomma nanti aku pulang sore tidak apa kan?" Tanya Wonwoo sambil melirik Jungkook yang menguping pembicaraan mereka.

"Tidak apa apa sayang, kenapa pulang sore? Mau mengerjakan tugas?" Tanya Eomma aka Luhan

"Aku muak melihat dia, kemarin dia masuk kamarku tanpa izin jadi aku memukul si sialan itu." Wonwoo berujar tanpa rasa bersalah setelah memukul Jungkook.

"Pukul saja sekalian bunuh dia, dia saja tidak bisa apa apa tidak seperti anak anak tetangga yang bisa semuanya dia bodoh, dia lemah, di sekolahkan juga bakalan tetap bodoh buang buang uang saja, untung semua orang tidak mengenal dia anak ku. Kalau mereka semua kenal apalagi publik aib bagi keluarga Jeon." Ucap Sehun datar Wonwoo dan Luhan yang melihat Jungkook mengintip pun tertawa dalam hati karena melihat Jungkook yang menangis sesegukan.

"Eomma Appa, aku akan berangkat sekolah, bye." Wonwoo pamit sambil mencium pipi Sehun dan Luhan begitu pun sebaliknya.

"Belajar yang rajin ya sayang." Wonwoo mengangguk mengerti.

Jungkook yang melihat itu pun menangis lirih, dia juga ingin di cium, di sayang, bersekolah, makan bersama keluarga tapi itu mustahil, bahkan Jungkook sering kali berharap disayang walaupun di mimpi tapi tidak pernah sekali pun mimpi itu datang.

"YAKK JUNGKOOK SIALAN CEPAT BERSIHKAN MEJA MAKAN, MALAS SEKALI KAU SUDAH MAU SAYA TAMPUNG. SELALU SAJA KAU MENANGIS APA TIDAK LELAH SIALAN?" Bentak Sehun sambil menarik rambut Jungkook.

"AKKHH APPO APP-

PLAKK
PLAKK

"SAYA BUKAN AYAHMU SIALAN, SAYA HANYA PUNYA 1 ANAK DAN ITU JEON WONWOO." Marah Sehun sambil mendorong Jungkook ke tembok Luhan yang melihat Jungkook di dorong bukannya di tolong malah mengambil cambuk.

CTASS
CTASS
CTASS

"AKHH APPO, AMPUN SAKIT hiks, m-maaf." Jungkook berusaha menghindar dari cambukan Luhan.

CTAASS
CTAASS

"Hiks sudah s-sakitt, Kookie minta maaf hiks."

Jungkook meringkuk takut, memar pukulan di perutnya terkena cambukan dari Luhan. Sehun menarik kerah baju Jungkook agar berdiri Sehun langsung menampar pipi Jungkook, Jungkook yang terkena tamparan yang keras pada kedua pipinya pun terjatuh.

"SAYA TEKANKAN SEKALI LAGI JANGAN PERNAH MEMANGGIL SAYA DENGAN SEBUTAN APPA DAN JANGAN PERNAH MEMANGGIL KELUARGA JEON EOMMA DAN HYUNG!" Ucap Sehun menggebu di depan wajah Jungkook.

Jungkook yang setengah sadar pun mengangguk. Sehun dan Luhan pergi ke perusahaan 'Jeon Crop' tanpa melihat sang anak yang tidak bisa berdiri

Bibi Lee yang melihat Jungkook memejamkan pun mendekatinya. Mengobati Jungkook di lantai, kenapa tidak di kamar? Bibi Lee sudah tua jadi tidak bisa mengangkat tubuh Jungkook.

"Kookie bangun sayang hiks, bangun lah hiks
Eomma disini bersama mu." Jungkook menganggap Bibi Lee seperti eomma kandungnya sendiri.

"E-eomma, kenapa menangis? Kookie tidak apa apa Kookie hanya mengantuk karena bangun terlalu pagi jangan menangis, eomma." Jungkook menghapus air mata Bibi Lee.

"Sudah jangan menyembunyikan seperti itu, eomma tau Kookie kesakitan, hiks jangan berpura pura tegar." Bibi Lee sakit hati melihat Jungkook yang mencoba baik baik saja padahal batin dan fisiknya sakit sangat sakit.

"Ayo ke kamar, Kookie bisa jalan kan?" Jungkook mengangguk, perlahan lahan berdiri berjalan ke kamar bersama Bibi Lee yang memapah tubuhnya.

Bibi Lee membaringkan Jungkook, mencium kening Jungkook.

"Eomma, apa Kookie bisa bertahan untuk mendapatkan kasih sayang keluarga Kookie?" Tanya Jungkook sambil mendongak melihat Bibi Lee yang menangis.

"Sudah hiks jangan dibahas lagi, suatu saat pasti mereka akan menyayangi mu sayang nya Eomma." Bibi Lee mengelus rambut Jungkook dengan lembut.

"Tapi eomma Kookie rindu mereka, Kookie tidak mendorong eomma Luhan sampai ke guguran, kenapa mereka tidak percaya? Sudah lama masalah itu kenapa mereka masih belum memaafkan Kookie? Tatapan Jungkook kosong ke arah pintu kamarnya.

"Tidur Kookie nanti lagi bicara biar bisa cepet sembuh nee?" Jungkook mengangguk.

"Eomma aku lelah menunggu selama ini, apa aku, aku mati mereka menyayangi ku?" Jungkook bertanya sekali lagi sambil melihat Bibi Lee yang terlihat marah.

"TIDAK, KAU TIDAK BOLEH BUNUH DIRI, JANGAN TINGGALKAN EOMMA, EOMMA AKAN MEMBENCI MU SAMPAI KAU BUNUH DIRI." Nada suara Bibi Lee seketika marah mendengar Jungkook yang ingin memilih jalan pintas.

"Maafkan Kookie, eomma. Kookie tidak akan seperti itu jangan menangis lagi nee." Bibi Lee hanya mengangguk sambil mencium pucuk kepala Jungkook

Bibi Lee keluar dari kamar Jungkook menuju ke belakang Mansion "Kookie bertahan lah, eomma tau kau sakit hati, bahkan kau sama sekali tidak mendapatkan kasih sayang dari umurmu 3 tahun. Suatu hari nanti kau pasti bahagia Kookie walau bukan dari keluarga mu. . . . .


TBC

Alacu Daddy TaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang