Chapter 13

1.4K 71 5
                                    

Umur pernikahan Taehyung dan Jungkook sekarang genap satu bulan. Kini baru pertama kali mereka pergi jalan jalan di sebuah taman dekat Mansion melihat pemandangan anak kecil yang berlarian kesana kemari.

"Daddy apakah nanti akan ada bayi di dalam perutku?" Taehyung menatap Jungkook yang sedang bersandar di bahunya.

"Tentu saja, baby. Kenapa hm?" Jungkook mendongak menatap mata Taehyung dengan mata berkaca kaca.

"Maafkan aku daddy, aku belum bisa mengandung. Aku tidak ada minum obat pencegah kehamilan dad kenapa tetap lama?"

"Baby, kita menikah baru 1 bulan. Wajar kita belum mempunyai anak lagi pula kita masih bisa mencobanya lagi bukan?" Taehyung mengelus lembut rambut Jungkook.

"Daddy sekarang sibuk, selalu sibuk bahkan daddy pulang jam 9 malam. Aku selalu kesepian di rumah. Daddy juga pasti ingin punya anak bukan?" Taehyung menghela nafas.

"Iya daddy juga ingin punya anak baby, daddy usahakan agar selalu pulang jam 5 sore ya?" Jungkook mengangguk angguk.

"Daddy ayo pulang." Jungkook berjalan meninggalkan Taehyung.




Hari sudah malam kini Taehyung dan Jungkook sedang berbaring di atas ranjang dengan Jungkook yang membelakangi tubuh Taehyung. Jungkook sama sekali tidak ingin di sentuh oleh Taehyung dan itu membuat Taehyung sedikit marah mau bagaimana pun Taehyung termasuk orang yang susah menahan amarah.

"Baby jangan seperti itu kau jangan kekanak kanakan aku tidak ada memaksa mu untuk memberikan keturunan." Jungkook yang merasakan Taehyung marah pun semakin menjauhkan tubuhnya.

"Ah ck sialan." Taehyung bangkit dari ranjang menuju ruangan kerjanya.

"Hiks a-aku tidak tau aku mau apa hiks a-aku ingin daddy selalu bersamaku hiks tapi mengapa daddy tidak paham. Aku ingin anak agar d-daddy tidak selalu fokus pada pekerjaan hiks." Jungkook menangis sendu hingga dirinya tertidur.

Taehyung melangkah masuk ke arah kamar mereka menatap Jungkook yang sudah tertidur walau masih menghadap tempat yang sama.

Taehyung yang kesal hanya mendiamkan Jungkook, mereka tidur saling membelakangi satu sama lain. Malam yang dingin untuk keduanya.




Ini hari senin, hari kembali bekerja untuk Taehyung. Taehyung berangkat jam 6 pagi tanpa berpamitan dengan Jungkook yang masih tertidur bahkan Taehyung sama sekali tidak ada menyentuh tangan Jungkook apalagi mencium keningnya hanya sekedar berpamitan.

Jungkook terbangun saat merasakan sinar matahari mulai meninggi tubuhnya terasa sakit.

"D-daddy pergi lagi." Jungkook menitikan air matanya memandang sendu ke arah foto pernikahan mereka, akhir akhir ini Taehyung terus di sibukan oleh pekerjaannya karena cuti pada saat hari pernikahannya selama 1 minggu.

"Kenapa daddy tidak ada mengirimi ku pesan? Apa dia marah karena kemarin?" Jungkook memandang handphonenya yang memperlihatkan room chat-nya bersama Taehyung.

Tok Tok Tok

"Iya kenapa bibi? Ada perlu sesuatu?" Jungkook membuka pintu dengan perlahan dia berharap itu Taehyung namun anggannya salah.

"Nyonya sudah waktunya sarapan." Seorang maid menyerahkan sarapan kepada Jungkook tidak lupa untuk memberikannya segelas susu pisang.

"Terimakasih bibi." Maid mengangguk dan segera pergi dari depan kamar Jungkook, Jungkook kembali ke kamar memandang sarapannya dengan perasaan mual.

Jungkook mencoba memakan sedikit roti dan susu yang di sediakan tapi perutnya menolak bahkan kepalanya pusing sekali.

"A-aku pusing hiks m-mual juga, b-biasanya daddy yang memijatkan kepalaku jika pusing dan mual hiks rindu daddy." Jungkook meringkuk di atas ranjang.

Alacu Daddy TaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang