Chapter 14

2.1K 100 14
                                    

Kehamilan Jungkook sudah masuk akhir bulan ke 8, Jungkook pernah ngidam dan itu membuat Taehyung bahagia sekaligus pusing, yang Jungkook inginkan sangat mudah seperti Taehyung di minta membuatkan telur mata sapi yang bulat sempurna.

Pekerjaan Taehyung sekarang begitu padat, bahkan sekarang Taehyung akan pergi ke Jepang anak perusahaan di sana sedikit ada masalah yang di haruskan Taehyung yang turun tangan.

Jungkook tidak di perbolehkan ikut karena kehamilannya yang memasuki awal bulan ke 9 sangat rentan jika di bawa ke mana mana. Jungkook selama hamil sudah di tinggal Taehyung 2 kali pergi ke negara orang lain dan sekarang yang ketiga Jungkook sudah terbiasa di tinggal namun sekarang Jungkook sedikit resah.

Tepat pukul 09.30 yang artinya 30 menit lagi pesawat Taehyung akan berangkat, Taehyung berpamitan kepada Jungkook.

"Baby, daddy harus pergi hanya 2 hari. Ingat minum susu jangan ceroboh, tidur jangan terlalu malam, makan tidak boleh semuanya manis, tidak boleh makan makanan mentah, tidak boleh minum sod-

"Daddy apa tidak bisa di gantikan saja? Kenapa harus daddy yang turun tangan?" Jungkook meneteskan air matanya, sungguh perasaannya sekarang campur aduk dia sangat ingin menahan Taehyung pergi entah karena apa.

"Hanya sebentar, sayang. Daddy akan segera kembali hm? Anak perusahaan di Jepang ada sedikit masalah jadi harus daddy yang turun tangan pemimpin disana tidak bisa mengurus makanya daddy yang turun tangan." Taehyung menghapus air mata Jungkook mengecup dahi Jungkook, pipi dan terakhir bibir cherry Jungkook.

"J-janji ya hiks kembali dengan selamat." Taehyung mengangguk memeluk tubuh gempal Jungkook.

Taehyung menyempatkan mengelus perut buncit Jungkook terasa tangannya seperti di tendang oleh sang anak. Taehyung mengecup perut Jungkook untuk terakhir kalinya sebelum pergi ke Jepang.

"Eomma aku titip Jungkook."

"Baiklah Tae, hati hati." Baekhyun berdiri di samping Jungkook yang masih menangis.

"Bye Jungkookie." Jungkook melambaikan tangannya.

Jungkook sekarang sungguh khawatir ini sudah jam untuk take off tapi sang suami belum ada kabar sama sekali. Baekhyun yang melihat Jungkook uring uringan menjadi khawatir. Jungkook mulai menyalakan televisi alangkah terkejutnya saat melihat berita pesawat yang suaminya naiki terjatuh.

"E-eomma d-daddy hiks d-daddy tidak apa apa kan? E-eomma takutt d-daddy tinggal tinggal K-kookie hiks." Baekhyung sama terkejutnya melihat berita di televisi.

Sekarang mereka menuju bandara banyak keluarga yang menangis karena di tinggal oleh orang tersayangnya. Begitu juga dengan Jungkook, Baekhyun dan Chanyeol.

Jungkook menangis hingga kepalanya pusing. Baekhyun sangat khawatir dengan keadaan Jungkook matanya sembab dengan nafas yang tidak beraturan apalagi Jungkook sedang mengandung sang cucu.

"Sayang, kita pulang ya? Kita cari Taehyung besok, sekarang Kookie harus istirahat kasihan anak Kookie ikut sedih." Jungkook tidak ingin pergi dari sini bagaimana jika Taehyung menunggunya disini tapi dia sudah pulang?

"Tidak mau, a-aku mau disini! D-daddy pasti akan kembali b-bagaimana jika aku pulang tapi daddy menunggu disini?" Jungkook berbicara tersengal-sengal air matanya mengalir melewati pipi chubby-nya.

Tubuh Jungkook mulai melemas, pandangannya mulai mengabur hingga teriakan Baekhyun semakin tidak terdengar. Jungkook pingsan di dekapan Baekhyun dan Chanyeol.

"Astaga Kookie, hei bangun sayang." Chanyeol menggedong Jungkook dengan hati hati takut kandungan Jungkook yang terbentur orang orang yang berlalu lalang di Bandara.

Mereka membawa Jungkook ke rumah sakit, keadaan Jungkook tidak bisa di bilang baik. Baekhyun menghubungi orang tua Jungkook untuk datang ke rumah sakit. Mereka semua menjaga Jungkook begitu juga dengan kakak Jungkook, Wonwoo.

Jungkook secara perlahan membuka matanya, Luhan yang melihat Jungkook mulai membuka mata langsung mendekati sang anak menggenggam tangan Jungkook.

"D-daddy sudah pulang eomma?" Baekhyun memandang Jungkook sendu, air mata Jungkook mulai menetes.

Baekhyun mendekat memeluk tubuh Jungkook sesekali mengecup kepala Jungkook, biasanya jika Taehyung yang melihat pasti Taehyung sangat memarahi sang ibu.

Tidak bohong mereka juga merindukan Taehyung dan senyuman Jungkook yang sering mereka lihat. Sekarang hanya tersisa Jungkook yang memandang kosong ke depan.

"Baby, nanti jika anak kita lahir mau di berikan nama siapa? Kira kira anak kita perempuan atau laki laki ya?" Jungkook menggeleng sang anak bahkan baru berumur 4 bulan tapi Taehyung sudah menanyakan nama anak mereka.

"Daddy nda bisa tidur mau di peluk eh di puk puk dad." Taehyung memeluk tubuh Jungkook, tangan Taehyung yang satunya menepuk pelan pantat Jungkook hingga sang empu tertidur.

"Daddy makanan siangnya Kookie antar ke perusahaan ya?"

"Baby minum susunya, dedek bayi butuh susu sayang."

"Kookie sini duduk di pakuan daddy?"

"Daddy sayang dan cinta Kookie sangat, hingga rasanya daddy lebih menyayangimu di banding diri daddy."

"Biar aku yang menyayangi daddy seperti daddy menyayangi ku." Mereka saling melumat bibir dengan perasaan cinta yang membuncah.

Semua itu masih berputar di kepala Jungkook, Taehyung sangat menyayanginya walau dia selalu merengek ingin ini atau itu. Dan sekarang tinggal kenangan. . . .

TBC

Haii semua, gimana kabarnya? Aku harap baik yaa. Chapter-nya tinggal lagi 2/3 yaa setelah itu end (baru perkiraan).

Thanks buat yang udah vote💜

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alacu Daddy TaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang