CTS||Prolog

1.6K 114 0
                                    

Disebuah tempat persyutingan terdapat beberapa kru, sutradara, penulis naskah, script supervisor, dll. Dan jangan lupa ketinggalan dengan aktor kita yaitu, Doris Juliana Putri, ah gak hanya Doris saja aktornya tapi ada aktor lain.

Sekarang mereka melakukan syuting terakhir untuk Doris yang sebagai tokoh antagonis, itu adalah atas permintaannya sendiri.

"OK CUT!" Teriak sang sutradara.

"Anda sudah melakukan yang terbaik Doris, sungguh saya sangat kagum dengan akting mu itu. Saya kira bakal aneh jika anda memainkan peran antagonis, tapi sepertinya saya salah. Anda benar² seorang aktor sesungguhnya. " Ucap sang sutradara kagum. Doris tersenyum mendengar ucapan sutradara.

"Terimakasih atas pujiannya sutradara. Ini juga berkat kalian semua yang telah bekerja keras untuk pembuatan film ini. Saya benar² berterimakasih atas kerja kerasnya, untuk seterusnya semoga kita bisa bekerja sama lagi." Kata Doris sambil membungkukkan badannya. Semua orang disana pun juga ikut membungkukkan badannya, mereka benar² terkesima dengan sifat Doris yang sangat bijaksana dan tidak bertele-tele. Doris melihat bahwa jemputannya dari tadi menunggunya pun merasa gak enak, akhirnya dia berpamitan dengan mereka.

"Kalau begitu saya permisi dulu, sampai jumpa semuanya" Ucapnya sambil melambaikan tangannya ke arah mereka dengan senyum ramahnya. Mereka pun membalas lambaian tangannya.

Doris berjalan ke arah mobil jemputannya.

"Silahkan nona" Ucap sang supir sambil membukakan pintu mobilnya. Namanya Rendi, masih terlihat muda meski sudah berumur 34 tahun dan tentu juga sangat tampan. Sifatnya? Ya rada aneh sih kadang dingin, kadang ramah, minim ekspresi, irit bicara jika bersama orang lain tapi kalau untuk Doris dia sedikit lebih banyak bicara.

"Terimakasih, maaf ya syutingnya tadi lama" Ucapnya gak enak dengan perasaan bersalah.

"Tidak masalah nona, tidak perlu merasa bersalah. Apa mau mampir ke restoran nona? Anda belum makan tadi pagi" Balas Rendi.

"Boleh saja dan kamu harus ikut makan juga aku gak menerima penolakan, tapi nanti mampir lagi ke taman ya, aku ingin refreshing sebentar" Ucapnya sambil masuk ke mobil.

"Tentu nona" Jawabannya pasrah dan sambil menutup pintunya.

Mobil mereka akhirnya jalan dan meninggalkan tempat syuting tadi. Sepanjang jalan Doris melihat ke arah jendela mobil saja tanpa mengeluarkan suara begitupun dengan Rendi yang dari tadi sesekali melirik ke arah Doris dari kaca tersebut.

Rendi merasa bahwa Doris selalu bersifat ramah tapi entah kenapa dia merasa kalau Doris tidaklah senang dengan itu, meski tertutup dengan senyumannya. Apa jangan²... Rendi langsung menggelengkan kepalanya guna menghilangkan pikiran anehnya itu.

Akhirnya mereka sampai ke restoran. Rendi pun turun terlebih dahulu lalu berjalan ke arah pintu belakang untuk membukakan pintu tersebut dan keluarlah Doris dengan menampilkan senyumannya.

Mereka masuk ke restoran tersebut dan mencari tempat duduk, setelah dapat mereka langsung aja duduk dan menunggu waiters.

"Selamat siang tuan dan nona, kalian ingin memesan apa?" Tanya waiters tersebut. Dia terkesima dengan kecantikan Doris dan ketampanan Rendi.

"Saya ingin pesan 2 beef wellington, 1 teh mawar, dan 1 kopi less sugar" Ucap Doris. Dia sudah menjadi pelanggan setia di restoran ini.

"Baik, apa ada yang ingin ditambahkan?" Tanya waiters.

"Tidak, itu saja" Jawab Rendi.

"Baik, mohon ditunggu pesanannya" Jawab waiters. Doris menjawab dengan menganggukkan kepalanya.

Change The Storyline(Discontinue)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang