Padahal tour gemma hanya memakan waktu seharian penuh, tapi rasanya seperti kami bertualang berminggu-minggu.
Yang terpenting, semuanya sudah berlalu, kami akhirnya kembali di asrama pada tepat pukul 9 malam.Aku sendirian di kamar, Ian di bawa ke unit kesehatan Gemma untuk diperiksa lengkap kondisinya usai tercebur di lahar panas yang merupakan kelemahan terbesarnya.
Ia disana bersama Sambara yang juga tadi ikut terjun ke lava merapi, sementara kami semua diharuskan kembali ke asrama dan baru boleh menjenguknya besok.Tok tok
Ini sudah pukul 11 malam, Indera pendengaranku menangkap bunyi ketukan dari arah pintu kamar, siapa yang datang tengah malam begini?
Cklek
"Loh Sam? Kenapa?"
"Aku cuma ingin mengabari kalau Ian tidak akan kembali malam ini, kau tidurlah, tidak usah menunggunya."
"kenapa? Lalu bagaimana denganmu?"
"aku baik-baik saja, makanya diizinkan kembali ke asrama," tangkisnya
"Lalu Ian?"
"Ia tidak kembali, artinya dia tidak baik-baik saja, akan menjalani perawatan lebih lanjut."
"apa maksudmu?"
Sambara menghela napas "Tubuhnya belum sepenuhnya menyerap energi dari padlock viribus tadi, jadi banyak organnya yang terluka."
Aku benar-benar kehilangan kata-kata, padahal ini baru hari kedua sudah ada dari kami yang cedera parah, bagaimana jika tiga tahun? Apakah akan ada yang meninggal sebelum lulus?
"tapi walaupun begitu, syukurnya pangeran Ian adalah makhluk immortal, jadi dia tak akan mati." tambah Sambara.
"tetap saja, ia pasti kesakitan! Jangan lupa kalau ini semua salahmu!"
"terus saja salahkan aku, nona maha benar! Pangeran Ian saja sudah memaafkanku, ia bahkan berterima kasih padaku karna menyelamatkannya tadi!" pungkas Sambara kemudian pergi membanting pintu kamarku.
Brak
Padahal aku tidak bermaksud membuatnya kesal, apa aku berlebihan?
Tapi kurasa semua ini bukan salahku! Ialah yang seharusnya merasa bersalah atas apa yang telah menimpa Ian.Sudahlah, lebih baik aku tidur saja. Besok aku harus bangun pagi untuk menjenguk Ian.
Tok tok tok
Namun baru saja aku hendak berbalik, kudengar pintu kamarku ada yang mengetuk lagi.
Pasti Sambara! Tindakannya barusan memang agak berlebihan, baguslah kalau ia menyesal.Cklek
"Loh Rafael?"
Rupanya aku salah, sosok yang berada di balik pintu ternyata adalah Rafael dengan muka bantalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
God's Diary • We're Levanters #1
FantasyGemma is the fantasy academy for reincarnation of the gods Here i am, and the story will begin.