Cahaya Dalam Kegelapan Manusia

244 33 8
                                    

Menghela napas , ayah gin melihat anaknya sekali lagi " Kenapa kau tidak membuat dia memakainya ?"

Gin mendengus mendengar perkataan ayahnya " mereka sangat waspada. Saat ini aku masih bertingkah sebagai anak yang penasaran. Jika aku terlalu terburu2 , aku yakin ayahnya Kudo itu akan memberitahukannya tentang keluarga kita . "

{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}skip

Selama sebulan mereka telah  melatih kekuatan sihir mereka, dan hari ini mereka akhirnya sampai di hari yang mana mereka akan tampil sebagai perwakilan dari dunia atas .

Merogoh saku dan mengambil sebuah cincin hitam yang dikatakan Gin sebagai cincin penyimpanan mana, Shinichi memperlihatkannya kearah Kaito sambil bergumam. "Kaito, apakah aku harus membawa ini ?" . Seketika Kaito melihat cincin itu langsung cemberut .

" Oh Shinichi~ sudah kukatakan aku tidak menyukai cincin itu bukan? Buang saja itu ... Kau tahu, firasatku selalu benar, bukan ? " Kaito menyeringai, meraih cincin itu dan membuangnya di sebuah kolam suci yang ada di tengah kota.

"Ka-kaitooo ?! A-apa yang kau lakukan ?! Kau membuangnya ! " Dengan panik, Shinichi berlari kearah kolam suci tapi sudah di cegah oleh Kaito.

Kaito menggenggam erat tangan Shinichi, menariknya menuju kedalam gang kecil kota lalu menghempitnya.

"Shinichi, kau tidak percaya padaku? Apa aku bagimu, Shinichi ? Apakah sebegitu tidak pentingnya perkataan ku untukmu? Perlukah aku memberimu peringatan, Shinichi ?" Tangan Kaito semakin menggenggam erat pergelangan tangan Shinichi.

"Apa yang terjadi padamu Kaito?!, Kau aneh!" Shinichi dengan sekuat tenaga menghempaskan tangan Kaito yang mencengkeramnya .

Shinichi dengan cepat menjauh dari Kaito yang sedang berdiri mematung dihadapannya. Tangannya mengusap-usap pergelangan tangannya yang memar karena pertikaian tadi. Tanpa disadari, suara langkah kaki menghampiri mereka berdua.

°°°°°°°°°

Heiji dan Hakuba berlari menyusuri jalan kota sembari melihat gang-gang kecil.

Meraih ponselnya, Hakuba kembali membuka pesan yang dikirim oleh Kaito sebelumnya.

°°°°°°flashback

" Teh ini sangat enak. Dimana kau menemukanya, hattori?" Tatapan curiga dilontarkan kearah hattori tanpa ragu-ragu.

"Oh, hentikan tatapan menyebalkan itu Hakuba. Aku mendapatkannya dengan legal, oke?" Menyeruput teh dengan tenang. Ya tentu saja dengan suara berisik.

"Kau setidaknya belajar tata cara meminum teh! Sangat tidak so-"

"Yang penting teh itu dapat diminum! Siapa peduli dengan aturanmu!" Seringaian menyebalkan dari heiji membuat Hakuba bersiap untuk mengunakan sihir anginnya untuk memotong hattori menjadi tak terhingga.

Ditengah perdebatan mereka, tiba-tiba suara pemberitahuan pesan masuk ke ponsel Hakuba.

Merogoh saku lalu mengangkat ponsel kehadapannya, hanya melihat sebuah panggilan tak terjawab dan letak lokasi peta.

Karena penasaran dengan terdiamnya Hakuba, hattori menghampiri Hakuba dan ikut mengintip apa yang dilihat Hakuba di ponsel.

" Apa yang ingin dia butuhkan dariku? Sebuah peta lokasi? Dan panggilan?" Tangannya dengan gencar mengetik kata per-kata hanya ingin melihat respon Kaito . Hattori melihat itu hanya menjawab, " kurasa ada sesuatu yang terjadi... Kita harus cepat!". Meraih tangan Hakuba sembari menuju arah yang ditujukan peta di ponsel Hakuba.

°°°°°°° Previous time

" Arah sini! Gang kecil ini Hattori!" Berlari sekuat tenaga sembari menyeret hattori menuju gang kecil yang dimaksud.

Antara Tiga Alam  ( 4 Boys Detektif Conan )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang