Chapter 6

1.3K 174 13
                                    

Jisung mengerucutkan bibirnya saat lelaki tampan bernama Jung Jaemin itu beranjak dari kursi sebuah restoran ternama meninggalkan dirinya, lelaki tampan itu meminta ijin untuk menerima panggilan dari salah satu rekan bisnisnya.

Siang ini lagi-lagi mereka menghabiskan waktu untuk makan siang bersama. Mendekatkan diri satu sama lain, mengenal lebih jauh pribadi masing-masing dan menjadi lebih dekat.

"Huhhh ... Beomgyu sama sekali tidak membalas pesanku. Kemana dia? Bukankah sekarang jam makan siang .." Jisung menggumam sambil menatap kearah ponselnya.

"Aku bosan .. Jaemin lama sekali menerima panggilan itu." Ucap Jisung sambil melihat kearah Jaemin yang sedang melempar senyum tipis kearahnya.

Pandangannya ia edarkan ke seluruh penjuru restoran, matanya menyipit heran karena seorang lelaki yang tengah memandanginya tak berkedip, lelaki pertengahan 50-an itu tampak menyeringai kearahnya. Jisung sedikit bergidik ngeri, ia pun lantas mengalihkan tatapannya kembali ke ponsel yang berada di genggamannya.

"Ada apa dengan orang itu?"

Jisung mendengus pelan sebelum bungkam, tengkuknya tiba-tiba terasa hangat karena hembusan nafas seseorang. Seketika tubuhnya kaku, dengan perasaan was-was Jisung membalikkan badannya dan matanya membola sempurna saat melihat lelaki yang tadi menatapnya intens sekarang berada dibelakang tubuhnya.

"Hay Pretty Boy .. feromonmu sangat memabukkan dan sangat candu. Aku sangat menyukainya, bolehkah aku merasakannya?"

Nafas Jisung tercekat saat lelaki itu semakin mempersempit jarak diantara mereka. Jisung merasa takut dengan seringaian dari lelaki paruh baya itu.

"Aku sangat ingin menyentuhmu." Jisung dengan cepat menepis tangan lelaki yang ingin menyentuhnya.

"Kau sangat jual mahal ternyata hmm?" Lelaki itu semakin menyeringai dan kembali ingin menyentuh Jisung.

Sebelum Jisung sempat menepis tangan itu lagi, tangan seseorang terlebih dulu terjulur dan mencengkram kuat pergelangan tangan lelaki paruh baya itu, begitupula dengan tubuhnya yang tertarik ke belakang .

"Siapa kau? Kenapa kau mengga-"

KREKKK !!!

"Arghhhhh!"

Mata Jisung membola saat Jaemin memutar pergelangan tangan lelaki paruh baya itu dengan kuat, hingga terdengar bunyi patahan tulang juga sendi-sendinya. Lelaki paruh baya itu tampak mengerang kesakitan dilantai, meringkuk melindungi pergelangan tangannya yang patah. Orang-orang didalam restoran tampak histeris melihat kejadian itu tanpa berniat menolongnya.

Jaemin terlihat sangat menakutkan.

"Jaemin .. kau mematahkan tangannya. Kita harus menolongnya, Jaemin."

Jisung hendak berjongkok menolong tapi Jaemin lebih dulu menarik tubuh ramping itu hingga dada mereka bersentuhan. Tubuh Jisung bergetar dengan mata yang berkaca-kaca, seumur hidupnya ia belum pernah melihat kejadian seperti itu.

Tangannya yang bergetar mencengkram erat lengan Jaemin, ia menatap wajah tegang Jaemin. Rahang lelaki tampan itu tampak mengeras, tatapannya begitu tajam seakan menusuk lelaki paruh baya yang masih meringkuk dilantai restoran. Mata biru sedalam samudera itu tampak bersinar, dan Jisung melihat itu dengan jelas.

"Kau tidak perlu membantunya. Orang sepertinya layak mendapatkan semua itu."

"Tapi dia terlihat kesakitan Jaemin."

Jisung hendak melepaskan tangannya, namun Jaemin langsung mencengkram tangannya erat.

"Jangan keras kepala Oh Jisung. Atau kau akan melihat aku membunuhnya dihadapanmu saat ini juga."

Mi compañeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang