Masih dengan merangkul bahu Omeganya, mereka sama-sama melangkah memasuki restoran mewah bergaya Spanyol dengan arsitestik yang tinggi. Restoran itu nampak terlihat seperti restoran mewah yang sering muncul pada film-film barat.
"Kau suka tempat ini Jisung?" Jaemin menoleh menatap Omeganya, melepas rangkulannya pada bahu Jisung lalu beralih menggenggam tangan lembut itu erat.
"Humm aku menyukainya." Jisung tersenyum manis kearah Jaemin membuat lelaki tampan itu pun ikut tersenyum.
Mereka berdua kembali berjalan menuju sebuah meja bundar besar, Jisung dapat menangkap dengan matanya kalau meja itu terdiri dari beberapa orang yang lantas berdiri dari duduknya, tampak antusias dengan kedatangan Jaemin dan tentu saja dirinya.
"Yo bro!"
Jisung mengulum bibirnya saat Jaemin mencondongkan tubuhnya untuk memeluk kedua teman laki-lakinya, sedangkan dua lainnya mereka hanya saling melempar senyum satu sama lain. Pemuda manis itu diam-diam menelisik satu per satu teman-teman Jaemin, semuanya terlihat elegan dan berkelas. Warna mata mereka juga berbeda, dan juga tanda pada leher mereka yang menarik perhatian Jisung.
'Apakah itu Tatto?' Jisung membatin. Pemuda manis itu lantas melihat kearah leher Jaemin, sedetik kemudian ia berdecak kagum karena lelaki tampan itu memiliki tanda pada lehernya yang sangat indah, menakjubkan. 'Aku juga ingin memiliki tatto seperti itu.'
"Dia? Apa dia yang bernama Jisung?"
Jisung tersadar dari lamunannya saat mendengar namanya disebut oleh lelaki dengan mata cokelat terang, ia lalu tersenyum manis kearah teman-teman Jaemin. Mengulurkan tangannya, berniat untuk berkenalan.
"Selamat malam. Aku Oh Jisung, teman Jaemin."
Jisung mengerjapkan matanya saat keempat orang itu hanya terdiam menatapnya.
"Oh ya, tentu saja kalian teman. Senang bertemu denganmu Jisung, aku Mark. Ini tunanganku Haechan, dan ini Jeno dan tunangannya Renjun. Semoga kita bisa berteman dengan baik."
Jisung menganggukan kepalanya, tersenyum saat keempat teman Jaemin ikut tersenyum kepadanya. Pemuda manis itu merasa senang, karena temannya bertambah.
"Silahkan duduk."
Jeno mempersilahkan Jaemin dan Jisung untuk duduk. Jisung lantas diam saja saat Jaemin menarik tangannya lembut dan menyuruhnya duduk disalah satu kursi, sedangkan lelaki tampan itu duduk tepat disampingnya.
"Kami hanya ingin bertemu denganmu, kami penasaran karena Jaemin sering sekali bercerita tentangmu, Jisung."
Jisung kembali mengulum bibirnya agar rona wajahnya tidak terlihat, entah kenapa jantungnya berdetak tak karuan.
Benarkah lelaki tampan seperti Jung Jaemin sering menceritakan tentang dirinya?
Pemuda dengan kulit seputih susu itu menolehkan kepalanya, pipinya sungguh tidak bisa dicegah lagi untuk merona saat mengetahui kalau Jaemin tengah menatapnya, retina biru yang mempesona itu menatapnya dalam diam. Jisung lantas menolehkan kepalanya lagi saat salah satu teman Jaemin berbicara.
"Jisung, apakah kau berkuliah pada Universitas Seoul?" Haechan, lelaki dengan kulit tan sexy itu bertanya.
"Iya. Aku berkuliah disana, dan sekarang sedang melakukan magang pada perusahaan milik Jaemin." Jawab Jisung.
"Benarkah? Aku dan Haechan juga berkuliah disana." Renjun memekik riang. "Kita harus sering-sering bertemu kalau begitu."
"Tentu saja." Jisung tersenyum lebar.
"Sebaiknya kita memesan dulu sebelum kembali bercerita." Jaemin meminta pendapat mereka semua.
"Kau benar Jaemin, sekarang kita harus memesan makanan dan makan. Setelah itu kalian boleh bercerita sepuasnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mi compañero
Fanfiction" Ini tentang Jung Jaemin dan takdir dari Moon Goddess untuknya "