wonder | dodam ✓

˚ ༘♡ : enam ꒱

"Yedam!"

"Yedamm!"

Suara yang sangat dikenali siempunya nama itu benar-benar mengusiknya, ia mengerjap-ngerjapkan mata guna memperjelas pengelihatannya yang sebelumnya mengabur.

Ia sedang berada dikamar, lengkap dengan selimut yang masih membalut tubuhnya.

"Yedam, sarapan!" teriak Ibunya untuk kesekian kalinya membuat Yedam menghembuskan nafas kesal, mau tak mau ia bangkit dari tempat tidurnya dan melangkah keluar kamarnya.

Seperti biasa, ia tak mencuci wajahnya terlebih dahulu atau ia juga tak menyisir rambutnya. Yedam langsung keluar dengan tampilan 'baru bangun tidur' khasnya.

"Pagi Ibu." sapa Yedam sebelum mendudukkan dirinya dimeja makan.

"Pagi." balas Ibunya sembari menuang segelas air digelasnya.

Beberapa detik setelahnya, Yedam mengambil nasi dan beberapa lauk secukupnya, kemudian ia mengusap matanya untuk mengusir rasa kantuk yang masih bersarang pada dirinya.

"Selamat makan." setelah berucap demikian, Yedam mulai menyantap sarapan paginya.

Sembari makan, ia tiba-tiba saja mengingat telur yang diberikan Kunang-kunang..

Yedam mengingat-ngingat lagi, ia 'kan tengah dalam masa liburan akhir semester. Karena tidak bersekolah, kegiatannya dirumah ditemani setumpuk komik yang beberapa waktu lalu ia beli lewat online.

Kemarin juga ia membaca komik dari sore hingga larut malam..

Berarti yang telur, Kunang-kunang juga Doyoung itu hanya mimpi, ya.

Hanya mimpi..

Hah, kenapa rasanya kesal sekali ya?

Tetapi harusnya Yedam sadar, mana ada serangga yang bisa berbicara hingga manusia yang berada dalam telur.

Entah mengapa ia sedikit terganggu---lebih tepatnya ia merasa kecewa karena masih mengingat wajah Doyoung saat itu.

Saat ia berkata ingin bertemu lagi dikehidupan lain. Yedam juga ingin bertemu dengannya, seharusnya ia menjawab kata-kata Doyoung saat itu. Namun karena teriakan Ibunya ia jadi terbangun.

Sial, hanya bertemu dalam mimpi bisa apa coba?

Harusnya Yedam bertemu orang seperti Doyoung didunia nyata saja, tidak usah didunia mimpi yang aneh karena terbawa-bawa komik yang dibacanya.

Bukannya apa-apa, Yedam merasa gejolak aneh yang timbul saat menyelamatkan Doyoung itu membuatnya menyadari sesuatu.

"Huahh, kenapa bisa-bisanya aku menyukai seseorang yang ada didalam mimpi! Bodoh sekali."

Rupanya seperti ini rasanya menyukai seseorang yang bahkan belum pernah ditemui sebelumnya..

"Setelah ini tolong belikan Ibu garam, gula serta saus disupermarket ya." pinta Ibunya setelah menyelesaikan sarapannya lebih dulu.

Yedam meletakkan mangkuk yang masih menyisakan setengah dari saparannya itu dan segera menengadahkan tangan kearah Ibunya.

"Uangnya?"

"Habiskan makannya dulu."

Yedam menggelengkan kepalanya, mendengar kata supermarket dari Ibunya membuatnya ingin membeli sesuatu yang manis untuk mengobati rasa galaunya.

"Tidak, aku juga ingin membeli sesuatu sekarang." pinta Yedam dengan raut memohon.

Ibunya memutar bola mata dan memberikan beberapa lembar uang untuk anaknya. Kalau sudah seperti ini diberitahu bagaimanapun Yedam tidak akan mau. Karena itu sang Ibu lebih memilih membereskan peralatan makan setelahnya.

Yedam sendiri pergi kekamarnya untuk mengambil jaket dan juga masker. Ia hanya sedikit menyisir rambutnya sebelum pergi keluar.

Suara langkah kaki Yedam tidak terdengar jelas karena sudah cukup ramai aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang disekitarnya.

Saat membuka gerbang rumahnya, tak sengaja matanya menangkap seseorang yang ia kenal tengah mengangkut beberapa barang untuk membawanya kedalam rumah tetangga sebelahnya yang baru saja pindah beberapa minggu lalu.

"Hah? Doyoung??"

end.

──────🌼────────
───────

z / n:
ohalooo, tencu buat
kalian yg udah baca cerita
super duper mega absurd ini
ampe part akhir shshshs

btw, apapun yang terjadi
ku akan ttp stay menjadi
dodamiest hwhwhhw
klean jg stay bareng ak
dongs, biar ak tdk sendiri..

anw, ceritanya kan mimpi ya,
jadi maap kalau egk jelas °^°

tp yah, hope u guys enjoy :)
udah ah, aku ga bisa nulis note
banyak, jadi sekian dulu

dadahh <3