GOMBALAN MAUT YANG MELEDAK-LEDAK

5 2 1
                                    

Gunadi adalah arsitek yang cukup terkenal dan sudah menangani banyak proyek. Rumah yang ditempati saat ini pun, merupakan hasil rancangannya. Alhasil, rumah tersebut menjadi rumah paling unik dan artistik di antara rumah lain di Kompleks Bumi Permai. Namun, meskipun rumah rancangan Gunadi sangat indah, kamar tidur Cherish tetaplah menjadi ruangan paling estetis.

Semua itu berkat hobi Cherish dalam membuat pajangan dan perabot sendiri. Cherish pernah membuat tanaman gantung menggunakan bohlam bekas, membuat lampu tidur dengan toples dan lampu tumblr, menjadikan hanger baju dan botol bening sebagai photo display, sampai rak di dinding dan wallpaper dari selotip warna-warni yang tampak sangat menarik dipandang mata. Dan Cherish tak pernah kehabisan ide untuk terus membuat sesuatu yang unik. Terkadang Cherish tidak hanya memikirkan sebuah rancangan benda di kepalanya, tapi juga membayangkan keseluruhan isi sebuah ruangan.

Cherish paling tidak suka jika kamarnya tidak tertata rapi, karena itu dia rajin membereskan kamar dan mengubah desain interior -nya setiap kali merasa bosan. Dan sore itu, Cherish sibuk membuat pajangan dinding untuk mengubah suasana kamar. Tangannya sibuk melintangkan benang di rangka pigura foto dari satu sisi ke sisi lain. Lalu menempelkan bekas cup mie instan yang sebelumnya sudah dibagi dua bagian, dan diwarnai dengan cat warna tanah liat. Dia menaruh daun dan bunga plastik di atas cup yang kini menyerupai bentuk pot bunga. Cherish lalu menggantungnya di dinding dekat jendela. Cherish memandangi hasil karyanya itu dan berharap agar suasana hatinya menjadi lebih baik.

Sejak pagi, Cherish hanya mengurung diri di kamar. Dia malas keluar rumah, apalagi bertemu dengan orang-orang rumahnya. Cherish masih marah pada sang papa karena memarahi dan menghukumnya.

Cherish berbaring di kasur sembari memandangi foto sang mama di ponsel-nya. "Ma, Cherish harus gimana sekarang? Cherish makin kesepian karena papa udah nggak peduli lagi sama Cherish. Sekarang papa cuma peduli sama istri dan anak barunya.

"Papa sekarang udah berubah, Ma. papa mulai banyak bicara. Papa bahkan marah dan hukum Cherish. Padahal selama ini, nggak peduli apa pun kesalahan Cherish, papa nggak pernah marah apalagi menghukum Cherish.

"Memang sih, Cherish pengen papa bisa terbuka dengan perasaannya. Kalau marah, ya, marah, kalau kecewa, ya, bilang kecewa. Tapi Cherish nggak ngerti, kenapa Cherish sedih dengan perubahan papa. Apa mungkin, karena perubahan itu karena orang lain?"

Cherish lalu terdiam, hanya memandangi foto sang mama yang wajahnya semakin mirip dengan dirinya. Mama memang tidak mungkin menjawab pertanyaan Cherish, namun setiap kali berbicara pada foto mama, Cherish merasa lebih tenang.

Tak lama kemudian, terdengar suara bel pintu berbunyi.

"Neng Cherish, ini pizzanya datang," kata Bi Elsa, setelah mengetuk pintu kamar Cherish.

Cherish memesan sekotak pizza untuk dirinya sendiri. Sejak dihukum tak boleh makan masakan rumah, Cherish terpaksa harus delivery atau makan di luar.

"Ini buat Bi Elsa," ucap Cherish seraya menyerahkan dua potong pizza.

"Makasih, Neng. Maaf ya, bibi nggak bisa kasih Neng makanan karena dilarang sama Bapak!"

"Nggak pa-pa, Bi. Bukan salah Bibi, kok. Jadi Bibi nggak perlu minta maaf segala."

"Iya. Bibi cuman kasihan sama Neng Cherish, makanannya jadi nggak bergizi."

"Nggak bergizi tapi enak," kata Cherish cengengesan.

"Ah, Neng Cherish mah bisa aja."

"Udah, Bibi tenang aja. Mending sekarang Bibi makan pizzanya." Cherish menarik Bi Elsa ke kamar untuk menemaninya makan pizza.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CHERISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang