Gerbang sekolah terbuka. Pukul 06:00, waktu Raib memasuki gerbang sekolahnya. Raib berjalan di antara anak-anak lain.
Dalam dua minggu ini. Tentu banyak yang menanyakan anak laki-laki itu. Kemana dia pergi? Ke kota mana dia pergi? Dan juga, alasan kenapa dia pindah?
Itu semua hanya tipu daya, Ali pergi ke rumah nya. Rumah yang ia cari selama belasan tahun ini.
Menurut Raib, dirinya egois jika tidak membiarkan Ali pulang ke tempat asalnya. Tapi apakah, Ali akan melupakannya dan Seli?
Raib harap, tidak. Karena dimana pun mereka bertiga berada, berbeda tempat, berbeda ruangan, berbeda waktu. Ikatan persahabatan mereka tetap kuat.
Sorakan dari kelas terdengar. Jam kos adalah waktu paling menyenangkan bagi anak-anak SMA.
Apalagi dalam pelajaran biologi, berasa surga yang tenang bagi murid-murid SMA 1.
Dua gadis itu duduk bersampingan. Seli yang sibuk mengerjakan tugas Miss Selena. Dan Raib yang sibuk membaca novel.
Walau begitu, Seli tetap mengajak Raib mengobrol. Raib pun menyaut. Keduanya sedang mencari suasana baru.
Anggap saja jika hari ini Ali sedang bolos, dan tidak masuk kelas. Itu yang mereka terapkan selama dua minggu ini. Memang cara paling sakit untuk melupakan kehadirannya.
Tapi tidak segampang itu. Sekolah ini sudah mempunyai tempat dan namanya. Tentu tidak bisa mereka melupakan begitu cepat.
Tapi mungkin suasana baru membuat mereka nyaman, bukan? Raib dan Seli tentu tidak melupakan Ali.
Mereka hanya ingin berhenti "ber- andai-andai" bahwa Ali disini. Itu adalah cara sakit untuk mengingatnya.
Lebih baik mereka mencari suasana baru, yang baik untuk mereka. Dan juga baik untuk sahabat di sembrang sana.
"Ra, nanti istirahat beli batagor aja yuk!" Ujar Seli kepada Raib yang sedang membaca novel.
Raib tersenyum. "Tumben? Biasanya kamu ingin bakso, Sel. Kamu sedang mogok makan bakso ya?" Seli menggeleng-geleng.
"Tentu tidak Ra! Aku ini sudah dapat sertifikat 'Pembeli VIP' loh, hanya saja aku bosan hehe" Raib hanya tertawa mendengar nya.
"Baiklah, batagor were coming!" Keduanya tertawa.
Kantin, 10:30
"Ra, kamu tahu tidak. Kemarin saat aku dan Mama pergi berbelanja ke supermarket. Masa aku melihat anak kecil menonton drakor, Ra." Raib yang mendengar itu langsung mengambil air.
"Tunggu? Anak kecil? Yang benar saja, Sel?" Seli mengangguk.
"Bwenar Raw, akue tidak bwhong!" Raib tertawa mendengar Seli. "Makan dulu, Sel. Telan dulu" Seli mengangguk.
"Iya, terus saat aku melihat nya. Dia menatap ku dengan tajam, Ra! Seperti siluet. Lalu ku balas saja dengan senyuman. Eh, dia malah menjulurkan lidahnya kepada ku." Raib tertawa lagi mendengar nya.
"Anak kecil itu mirip dengan Ali." Ujar Seli, sontak Raib menoleh.
"Heum, benar. Sifat anak kecil itu sama persis jika Ali sedang meledek Miss Selena." Keduanya tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan & Kesedihan [✔]
Teen Fiction"Jepitan itu bersinar lagi, Ra." Ujar Seli di sampingnya. Raib dan Seli, setelah berpisah dengan Ali. Kedua nya menjadi sedih, Seli tidak terlalu larut dalam kesedihannya. Sehari-hari dan di minggu-minggu ini, Seli selalu menghibur Raib. Mengajak n...