"Jepitan itu bersinar lagi, Ra." Ujar Seli di sampingnya.
Raib dan Seli, setelah berpisah dengan Ali. Kedua nya menjadi sedih, Seli tidak terlalu larut dalam kesedihannya. Sehari-hari dan di minggu-minggu ini, Seli selalu menghibur Raib. Mengajak n...
"Duluan ya, Ra." Raib mengangguk, tersenyum. Seli turun dari angkot. Sedangkan angkot itu berjalan lagi. Raib memperhatikan pemandangan siang ini. Terik. Itu yang bisa ia rasakan. Saat sedang melewati jalanan. Raib tidak sengaja melewati Rumah Besar Ali.
Raib langsung meminta Mang Supir menuruninya. "Disini aja, Mang!" Mang pun mengangguk. "Siap, Neng!" Angkot itu berhenti. Raib memberi uang lalu turun. Oh, Wow. Raib memandang Rumah itu. Hanya satu kata yang Raib bisa sampaikan. Sepi.
Kalian kira Raib akan masuk ke Rumah itu? Salah. Raib melihat Rumah itu, lalu berlalu pergi. Berjalan kaki menuju rumahnya. Ia tidak ingin menaiki angkot atau kendaraan lainnya. Raib akan berjalan kaki. Menikmati angin sore yang mengenai rambut panjangnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mama, Ra pulang!" Raib berteriak. Mama yang sedang berada di dapur menengok. Lalu memperhatikan Raib. "Ra?" Raib menoleh. "Iya, Ma?"
"Kamu, jalan kaki. Ra?" Tanya mama. Saat Raib memasuki rumah. Raib hanya cengegesan. "Iya, Ra ingin berjalan kaki saja tadi. Angin nya sejuk." Mama mengangguk. "Yaudah gih, mandi sama istirahat dulu." Raib mengangguk.
Raib memasuki kamarnya, membuka jendela nya. Membiarkan angin memasuki kamarnya. Gadis itu menghamburkan badannya kepada benda lembut dan nyaman. Kasur. Rasanya, hari ini ia terlalu banyak berpikir. Otaknya terus-terus berputar.
Si Putih memasuki kamar, melompat ke arah Raib. Raib tertawa. "Hai, Put. Kamu abis dari mana?" Si Putih hanya mengangguk-nganguk. "Meow?" Raib tersenyum. Si Putih merebahkan badannya bersama Raib. Kucing manis itu tertidur di badan pemiliknya.
"Put, kamu mengantuk ya?"
"Meow"
"Aku juga, Put. Hari ini aku terlalu banyak berfikir. Hoamm." Raib memejamkan matanya. Lalu tertidur, bersama Si Putih.
𝘋𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪 𝘴𝘦𝘮𝘣𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘯𝘢. 𝘛𝘦𝘳𝘵𝘶𝘯𝘥𝘶𝘬, 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪. 𝘒𝘦 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘶𝘵𝘢𝘯. "Tunggu, lepaskan aku." Tapi para pengawal menahan gadis itu erat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lepaskan!" Raib terbangun. Nafasnya terengah-engah. Raib menatap sekelilingnya. Oh, ini kamarnya. Raib menatap jam di didingnya. Pukul 10. Sudah malam ternyata. Raib menatap Si Putih yang tertidur di sampingnya. Tapi saat melihat meja di samping.