"Halo? Eum, mana Ra? Kabarmu baik kan Sel?"
"AAAAAA"
"Seli! Ada apa kamu berteriak?"
Taman Belakang
Sekarang, disinilah Raib, Seli, dan yang tidak terduga. Ali. Berada di depan mereka sekarang. Seli hanya diam gemeteran, ia hampir menjatuhkan air matanya.
Sedangkan Raib, dia diam tidak berkutik. Melihat Ali, ingin memeluk. Hanya saja malu.
"Kenapa, kamu ada di sini. Ali?" Tanya Raib.
Ia berusaha tenang. Mengatur nafas dan menghela nafasnya. Yang ditanya, hanya diam. Lalu tersenyum.
"Si Putih memanggil ku, maaf terlalu lama untuk mengakui. Tapi sebenarnya, aku memang memasang alat komunikasi dengan Si Putih." Ujar Ali santai. Dia memengangi Si Putih.
Sedangkan Seli dan Raib hanya saling bertatapan.
Gila.
Sungguh Gila.
Sesantai itu kah, Tuan Muda Ali?
Jika saja situasi ini tidak mencanggungkan. Seli mungkin sudah menjewer Kuping Ali.
Dan Raib, mungkin sudah melepaskan pukulan berdentum ke arah Ali. Tapi, mereka bertiga.
Hanya saling tersenyum.
Tidak ada 15 menit, setelah mengobrol santai. Ali membuka portal nya."Sepertinya, aku tidak bisa berlama-lama. Aku harus kembali." Ujar Ali. Raib dan Seli mengangguk. Mereka mengerti.
"Baiklah, tapi. Kamu akan seirng berkunjung bukan?" Tanya Seli. Yang di tanya, hanya diam. Menatap nya.
"Belum tentu, tapi jika kalian membutuhkan ku. Aku akan berusaha, untuk datang." Jawab Ali.
Seli mengangguk. Seli sudah menahan tangisannya. Ia sedang berusaha untuk tidak menangis.
Sedangkan Raib, dia hanya diam. Termenung.
Tapi tak apa, pertemuan ini juga sudah cukup bagi mereka. Lebih dari cukup.
"Ra? Hei! Berhenti melamun, kamu jadi sering melamun ya?" Tanya Ali. Dia ingin berpamitan.
Raib yang tersadar, hanya tersenyum canggung.
Seli hanya tertawa kecil. "Iya, sejak kamu pergi. Dia jadi sering melamun" Ali yang mendengar itu. Mulai tersenyum.
"Wah, Ra. Aku tidak menyangkan, kamu sering memikirkan ku ya?" Raib yang mendengar itu hanya memukul pelan pundak Ali.
Yang di pukul, justru hanya tertawa cengegesan.
"Baiklah, sudah cukup." Ali beranjak, dia mulai berjalan menuju portalnya.
"Bye, Sel" Pamit Ali.
"Bye, Ali!" Ujar Seli tersenyum.
"Bye, Ra" Pamit Ali.
Raib hanya tersenyum, mengangguk.
END
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan & Kesedihan [✔]
Teen Fiction"Jepitan itu bersinar lagi, Ra." Ujar Seli di sampingnya. Raib dan Seli, setelah berpisah dengan Ali. Kedua nya menjadi sedih, Seli tidak terlalu larut dalam kesedihannya. Sehari-hari dan di minggu-minggu ini, Seli selalu menghibur Raib. Mengajak n...