04. Hujan. Bandung.

32 4 0
                                    

.

4 bulan kemudian

"DORR!!"

"Stop kagetin! Jantungku mau copot," Kaluna terkejud.

"Jangan copot atuh jantungnya yang."

"yang ying yang ying,"

"Ya gapapa kan? orang udah bukan jadi temen biasa, WAHAHAHA"

"Apasih, gajelas. Ketawanya jangan kenceng kenceng! Aley nya masih tidur,"

"Iya iyaa."

Adrian menggendong Aleysa, dan membawanya keluar rumah.

"Jangan nangis lagi, ya? Nanti cantiknya aley hilang loh," ucap Adrian pada Aleysa yang terus menerus nangis.

"Aley nya gak mau kali sama kamu," Sahut Kaluna.

"Alah, mana ada cantiknya papi gamau sama aku"

"Ya bisa aja kan?" Kaluna mengambil Aleysa dari gendongan Adrian. Dan nyatanya, anak itu langsung berhenti menangis.

"Ih! Aley nya kenapa di ambil.."

"Biarin, dia aja gak mau sama kamu,"

"ck."

Kaluna menininggalkan Adrian sendiri di halaman depan rumah, Lalu masuk ke dalam rumah bersama Aleysa.

"Kok jadi gua yang di tinggalin ya?" Gumam Adrian.

.

Setelah itu, Adrian yang tadi di halaman depan sendiri, kini berada di dalam kamarnya.

Cuaca dari kemarin malam begitu dingin, di tambah dengan air hujan yang mengguyur seluruh jalan. Dan perumahan banyak yang banjir di karenakan hujan yang begitu lebat, begitu pula dengan bunyi petir yang sangat keras. Hujan sempat reda saat pukul setengah tujuh, dan hanya berhenti sesaat. Pukul setengah delapan, hujan kembali turun. Adrian dan Kaluna yang kemarin ada niat untuk mengunjungi Bunda Resa yang kini posisinya masih tetap tinggal di Bandung.
Akan tetapi, meski hujan seperti ini, itu juga tidak akan menjadi penghalang untuk mereka pergi ke Bandung.

"Jangan lupa masukkin barangnya, dri," Peringat Kaluna pada Adrian yang sedang memasukkan barang ke dalam bagasi mobil.

"Iya, ini juga lagi masukkin, liat aja." Respon Adrian. 

"Iya iya"

Kaluna masuk ke dalam rumah dan mengangkat Aleysa ke gendongannya. Lalu membawanya ke dalam mobil.

Kini, jam sudah menunjuki pukul 8.32 dimana saat hujan turun kembali. Mereka sudah mulai perjalanan sejak lima menit lalu, dan sekarang berada di pintu keluar perumahan.













Beberapa jam setelah perjalanan, akhirnya mereka sampai di bandung. Tempat Bunda Resa kini tinggal setelah tujuh belas tahun tidak tinggal di jakarta. Bunda Resa tinggal di bandung untuk menemani Ibunya, namun, sayangnya, lima tahun lalu, Ibu Bunda Resa telah pergi untuk selama lamanya.
Kaluna sudah mendapatkan kekerasan di saat umurnya enam tahun. Dan juga saat ayah dan bundanya berpisah. 

"Bandung, Dan keindahannya. Zaman dulu, kota ini dinilai sangat cantik dengan banyaknya pohon dan bunga-bunga yang tumbuh di sana. Karena keindahannya, dahulu juga, Bandung disebut sebagai Paris van Java. Kota Kembang. Sebutan lain dari nama kota itu. Bandung bermula pada masa Kerjaan Mataram tepatnya pada saat abad ke 17. Sosok Tumenggung Wiraangunangun yang juga dikenal dengan nama Ki Astamanggala menjadi Bupati Bandung pertama yang berdiri di bawah pemerintahan Kerajaan Mataram." Jelas Kaluna. Gadis yang pernah tinggal di Bandung, dan belajar mengenai sejarah Bandung.

"Indah ya? kayak yang bicara."

"Halah dasar buaya."

"Aku manusia, bukan buaya.."

"Buaya!"

"Yowes, karepmu."

"ahahaha"

-----

hi yall. Maaf aku baru updt dan ini ga panjang, memang, sengaja. Aku udah mulai masa2 uts, jadi upd nya ga tentu yaa..

thanks for votmen!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku dan Dia. | JangKkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang