bab 11

8 3 0
                                    

Happy reading 💐

Malam ini langit terlihat indah dengan bintang-bintang yang bertebaran. Bulan purnama bersinar terang dan semakin memperelok langit. Ketiga remaja tengah duduk bersantai ria di balkon, sembari menikmati segelas coklat panas. Malam ini cukup menenangkan bagi Abe, Barra dan juga Akari di bandingkan hari-hari sebelumnya.

Sekolah memberikan kebebasan selama dua hari. Selama itu mereka akan bebas dari peraturan dan kegiatan pembelajaran. Sebelumnya jam tidur sudah di atur, mulai dari waktu jam belajar dalam asrama. Sepulang dari sekolah siswa siswi di wajibkan belajar di dalam asrama mempelajari kembali materi yang sudah di jelaskan di sekolah.

Mereka di beri waktu belajar selama satu jam, minimal paling lama 15 menit. Setiap siswa wajib lapor jika sudah selesai belajar, dengan mengisi daftar absen. Banyaknya aktivitas dan kegiatan sekolah, membuat mereka tidak sempat membuka ponsel. Mereka membuka ponsel hanya untuk mengisi absen, dan berkomunikasi dengan guru.

Sesekali mereka bertiga tertawa, membicarakan hal yang lucu dan menarik. Abe terbilang orang yang cukup sulit bersosialisasi dengan orang baru, kecuali jika dia menganggap menarik orang baru yang dia temui. Dia akan memulai pembicaraan terlebih dahulu sebelum orang itu. Seperti di bab dimana Abe bertemu dengan Kirei. Dia merasa sedikit tertarik untuk memulai pembicaraan dengan gadis itu, walaupun juga dia masih malas jika harus mencari topik.

"Pertandingan sepakbola tadi dimenangkan sama kelas 12 IPA 1" seru Barra sembari menunjukkan ponsel nya. Akari mendekat melihat pengumuman pemenang lomba sepakbola dari balik layar ponsel.

"Mereka memang gesit, dan kompak menurutku, semangat mereka juga membara, gak heran kalo mereka yang menang"

Abe menyesap coklat panas, tak menggubris pembicaraan temannya. Pikirannya menerawang jauh, entah apa yang mengusik pikiran anak itu.

"Woii ngelamun aja, kenapa lo? Perasaan tadi baik-baik aja dah" tegur Barra menyadari Abe yang berdiam diri, seolah tengah memiliki beban pikiran.

"Hah?? Kenapa?"

"Astaga naga, jangan ngelamun dong, nanti kamu kemasukan setan"

"Iya nih, kenapa lo? Kok kayak lagi banyak pikiran"

"Hmm gak tau, gue ngerasa kayak ada sesuatu hal besar yang bakalan terjadi di hidup gue"

"Maksudnya" Barra dan Akari saling pandang, lalu beralih menatap Abe. Abe hanya tersenyum tipis lalu menggeleng.

"Kita gak pernah tau apa yang akan terjadi di esok hari dan di masa depan".

Setelah mengatakan kalimat ini, Abe langsung beranjak dari duduknya menuju dapur, meninggalkan Barra dan Akari yang sedang termangu mempertanyakan kalimat yang di maksud oleh Abe.

Di dapur Abe mengambil kesempatan untuk menghubungi anggota geng nya.

"Cari tau segala informasi mengenai sekolah ini, segera mungkin lo lacak website dan akun media sosial nya. Gue percayakan semuanya sama lo"

" gue akan berusaha melakukan yang terbaik"

"Dan satu lagi, perintah semua anak geng motor untuk menjaga kedua orang tua gue, jangan sampe musuh gue nyentuh mereka. Apapun yang terjadi di sana lo harus terus hubungi gue. Satu tambahan tugas lagi, cari tau tentang silsilah keluarga Indira divya Kirei, cari tau informasi mengenai dia"

Abe langsung memutuskan sambungan telepon nya.

............

Sorak-sorai dari para murid menggelegar saling saut menyaut, menyemangati peserta lomba hari ini.
Lomba hari ini adalah makan kerupuk. Peserta lomba berjumlah tiga orang, mewakili kelas mereka masing-masing. Dan salah satu peserta yang ikut perlombaan itu adalah Abercio.

Silhouette (slow update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang