3

33 3 0
                                    

Happy Reading
Typo Bertebaran

-------

Keadaan berjalan cukup tenang setelah kepulangan Kenzo dan Jennifer dari Spanyol sekitar satu bulan yang lalu. Semua terkendali seperti biasanya. Kenzo juga menjalankan tugasnya dengan baik sebagai pemimpin perusahaan. Memang bukan perusahaan utama dan hanya anak cabang yang dikembangkan oleh Kenzo hingga sekarang mampu bersaing dengan perusahaan besar.

Perusahaan utama THL Group masih dipegang oleh ayah Kenzo yang bernama Jose Martin Louise. Pria yang umurnya hampir menginjak kepala lima itu pernah memberikan mandat agar Kenzo memimpin perusahaan utama namun sang anak menolak. Sebagai orang tua setelah mendengat alasan Kenzo atas penolakan tersebut, Tuan Jose memberikan ijin akan pilihannya tersebut. Dan terbukti Kenzo mampu membuktikan kualitas dirinya. Hal yang membanggakan dilakukan oleh sang anak. Berhasil menerapkan berbagai ilmu dan prinsip menjadi pengusaha sukses yang dihormati dan disegani.

Kenzo memang selalu disiplin dalam melakukan sesuatu. Ia mampu mengatur waktu masalah pekerjaan dan hubungan asmara nya dengan baik. Namun tiga hari belakangan ini, Kenzo merasa cukup kewalahan. Sebab jadwalnya menjadi tumpang tindih satu sama lain akibat Rachel yang sudah tidak bekerja lagi untuknya. Perempuan itu mengundurkan diri dengan alasan akan ikut suaminya yang pindah ke Belanda. Sebagai istri tentu harus mengikuti kemanapun suaminya pergi.

Melihat situasi yang ada, Kenzo harus segera mencari sekretaris baru. Seakan bisa mengerti keadaan sang putra, siang ini Tuan Jose membawa beberapa kandidat yang memiliki kompetensi untuk mengisi jabatan sebagai Sekretaris pribadi.

"Kau bisa memilih sendiri siapa yang terbaik." Ujar Tuan Jose pada Kenzo yang duduk di sofa sebelahnya. Sedangkan didepan ayah dan anak itu, perempuan muda yang memiliki paras cantik duduk bersekat meja. Kenzo menatap silih berganti keduanya. Cukup mencolok perbedaan yang terlihat dari segi pakaian. Dimana yang satu berpakaian membentuk lekuk tubuh sedangkan yang satunya berpenampilan layaknya para pegawai kantoran pada umumnya. Sopan dan kelihatan memiliki santun.

"Daddy telah menguji kualitas mereka dalam bekerja?" Kenzo mengajukan pertanyaan sebelum memilih.

"Itu sudah pasti. Mereka bisa diandalkan." Yakin Tuan Jose.

Kenzo menimbang-nimbang dari berbagai sudut pandang. Setelah lima belas menit berlalu, pria yang sudah menanggalkan jas dan dasinya, menyisakan kemeja putih yang terbuka satu kancing teratas menentukan pilihannya.

"Siapa namamu?" Kenzo bertanya sambil menunjuk perempuan yang duduk berhadapan dengan sang ayah. Dari tadi tidak terlihat berani menoleh padanya. Berbanding terbalik dengan perempuan dihadapannya yang sedari tadi berusaha menarik perhatiannya.

"Jennaira Alice, Tuan. Anda bisa memanggil saya, Jen." Jawab perempuan dengan rambut sebahu itu lugas.

"Jen?" Gumam Kenzo pelan. "Nama panggilannya hampir sama dengan nama Jennifer." Lanjutnya dalam hati.

"Kau memilihnya?" Tuan Jose kembali berucap membuat Kenzo tersentak dari lamunan sesaatnya.

Pria tampan itu mengangguk singkat. Hal yang membuat perempuan yang tidak terpilih melirik tajam Jennaira yang kini terlihat melengkungkan sebuah senyum tipis. Merasa sangat senang akhirnya ia bisa diterima dengan jabatan tinggi di perusahaan yang sudah menjadi impiannya.

"Baiklah. Setelah ini kau bisa memberitahu apa saja yang menjadi tugasnya." Ujar Tuan Jose lagi. "Kalau begitu daddy harus kembali ke perusahaan. Setengah jam lagi daddy harus menghadiri rapat bersama pemegang saham. Dan satu lagi, mommy mu berpesan agar kau pulang malam ini. Ajak Jennifer juga." Lanjutnya memberitahu seraya bangkit dari kursi sofa.

Bad CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang