4

31 2 0
                                    

Happy Reading
Typo Bertebaran

------

Pukul tujuh lebih dua puluh menit, mobil Kenzo memasuki kawasan mansion orang tuanya. Pria itu keluar dari mobil mewah berwarna abu-abu yang telah berhenti didepan pintu mansion. Kenzo melemparkan kunci mobilnya pada salah satu penjaga untuk memarkirkan mobilnya. Ia terlalu malas untuk memarkirkannya sendiri.

Kenzo memasuki pintu masuk dengan senandung kecil. Pria tampan itu belum mengganti baju kantornya. Walaupun yang tersisa hanya kemeja putih yang sudah tergulung hingga siku. Memperlihatkan otot-otot tangannya. Diruang tamu, Kenzo sudah bisa melihat orang tuanya yang sedang berbincang santai.

"Mommy kira kamu tidak kesini." Seru Nyonya keluarga Louise, Qianzy Ahza Louise, yang akrab disapa Nyonya Qia setelah menyadari kedatangan sang putra.

"Hanya mampir sebentar." Timpal Kenzo menghampiri dimana ibunya berada. Mencium pipi perempuan yang telah melahirkannya itu dengan penuh kasih sayang dan cinta. Sedangkan ayahnya tentu saja tidak akan mendapatkan ciuman seperti ibunya. Itu terlalu mengerikan untuk dilakukan menurut Kenzo. Hanya membayangkannya saja ia tidak sanggup.

"Jennifer tidak bisa ikut serta." Seru Kenzo lagi sembari duduk di sofa didepan orang tuanya. Ia juga sempat meraih soft drink yang tersaji diatas meja.

"Mommy tahu. Dia sudah menghubungi mommy tadi siang." Nyonya Qia memaklumi. Baginya Jennifer sudah seperti anak sendiri. Tidak ada sekat ataupun kecanggungan tentang kedekatan diantara mereka.

"Kamu tidak ikut dengan kekasihmu itu?" Tuan Jose ikut serta dalam percakapan antara istri dan putranya.

"Aku tidak harus berada di dekat nya selama dua puluh empat jam, dad. Jennifer juga butuh ruang untuk dirinya sendiri." Kenzo berkata bijak. Kemudian menegak habis soft drinknya yang tinggal setengah.

Tidak ada yang salah dengan perkataan Kenzo. Itu memang harus dilakukan agar tidak ada yang merasa terkekang.

"Kapan kalian menikah?" Tanya Nyonya Qia menatap lurus putranya. Pertanyaan yang sudah sering ditanyakan namun hanya dianggap angin lalu oleh Kenzo. Sebenarnya Nyonya Qia meminta Kenzo dan Jennifer datang ke mansion memang bertujuan untuk membicarakan yang berkenaan dengan pertanyaannya. Beliau rasa dari segi umur baik Kenzo maupun Jennifer sudah siap untuk membangun sebuah keluarga.

Disisi lain, Kenzo terdiam seribu bahasa. Apakah ia harus mengatakan yang sebenarnya pada orang tuanya? Selama beberapa saat, Kenzo berperang dengan berbagai persepsi masuk dalam otaknya.

"Aku tidak pernah berpikir akan menikah. Sebuah pernikahan tidak begitu penting bagiku." Jawab Kenzo akhirnya.

Membuat Tuan Jose dan Nyonya Qia menatap putra mereka dengan kerutan kening terlihat jelas.

"Kamu sadar apa yang kamu katakan, Ken?" Tanya Nyonya Qia meminta keseriusan Kenzo. Bukan jawaban penuh candaan.

"Tentu saja." Tegas Kenzo. Tidak meralat apa yang telah ia katakan.

"Kamu tidak serius mencintai Jennifer?" Kini Tuan Jose yang menodong Kenzo dengan pertanyaan.

"Perasaanku pada Jennifer sangat serius. Aku sangat mencintainya. Tanpa dijelaskan lebih lanjut kalian pasti menyadari hal itu." Kenzo menatap orang tuanya silih berganti. Ia mengerti jika perkataannya memang cukup mengejutkan dan tidak masuk akan untuk bisa dipercaya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bad CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang