Moonbin mendudukan dirinya di UKS. Tulang punggungnya seakan ingin rontok dari tubuhnya. Sekarang sedang jam istirahat.
Gila aja, dia harus mendorong motornya itu sampai ke sekolah, dan tadi perjalanan menuju sekolah masih lumayan jauh.
Rencananya, Moonbin berniat untuk merebahkan dirinya sebentar. Biasalah, derita remaja jompo, apa-apa pegel. Hehe. Memang rencananya hanya istirahat, tapi ada kemungkinan dia akan tertidur di UKS sampai nanti bel pulang berbunyi.
"Punggung gue sakit banget sumpah!" Teriaknya. Posisinya sekarang sedang berbaring lemah di atas ranjang UKS, ia memijat dahinya pusing, rasa pusing mulai melanda kepalanya.
"Kepala gue pusing banget." Ucap Moonbin. Ia memegangi kepalanya sakit.
Moonbin terus memegangi kepalanya, ingin berusaha tidur tapi rasa sakit sangat mengganggunya. Jujur, sakitnya tidak seperti biasanya. Air matanya mulai menetes satu persatu.
•••
Perlahan Moonbin berusaha membuka matanya. Pusing di kepalanya masih terasa sedikit.
"Di..mana?" Tanyanya bingung. Matanya masih berusaha beradaptasi dengan cahaya. Sampai akhirnya semuanya jelas.
"UKS?" Tanyanya.
"Bin!" Sebuah suara menyambut gendang telinga Moonbin. Suara perempuan. Tunggu? Perempuan?
Moonbin melihat ke arah suara, seorang perempuan berjalan menuju kearahnya yang masih berbaring lemas di ranjang UKS.
"Dahyun? Ngapain di sekolah gue?" Ucapnya bingung. Datang darimana anak satu ini? Setau Moonbin satpam sekolahnya tidak akan mengizinkan siswa sekolah lain masuk saat jam sekolah.
"Sekolah kamu? Ini sekolah aku juga ya! Terus itu ngapain gue lu? Tampol juga ya?"
Moonbin perlahan mendudukan dirinya. Bingung? Tentu saja. Tapi, memang Dahyun sekarang di sekolahnya, menggunakan seragam batik sekolah Moonbin.
"Lu, pindah kapan?" Tanya Moonbin.
"Pindah kapan? Bin kamu ga amnesia kan?" Tanya Dahyun balik. Ini anak ditanya malah nanya balik, bukannya ngasih jawaban."Kalo ditanya itu jawa...argh!!" Sakit kepalanya kembali datang, Moonbin kembali memegangi kepalanya.
"Bin?! Kamu gapapa??!" Suara khawatir Dahyun masih terdengar jelas di telinga Moonbin, sebelum akhirnya pandangannya menjadi buram.
•••
"Bin!!" Panggil seseorang panik. Kali ini bukan suara seorang perempuan namun laki-laki. Yah, tidak asing sih bagi Moonbin. Dengan mata tertutup pun Moonbin tau ini suara siapa. Siapa lagi kalo bukan abangnya yang paling laknat itu.
Moonbin sedikit menutup kupingnya, lalu terbangun dari tidurnya. Ia berusaha mendudukan diri lalu membuka matanya perlahan.
Perlahan matanya mengelilingi lingkungan di sekitarnya. Tunggu? Ini kamarnya?
"Berani bilang lu yang gendong gue kesini gue robek mulut lu!" Itu peringatan. Lagi pula siapa lagi yang sanggup membawa badan Moonbin yang berat ini dari UKS ke kamarnya.
"Hehe, kuat kan gue??" Ucap Taehyung, tersenyum senang, dengan tangannya yang ditekuk seakan memamerkan ototnya yang belum seberapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
In My Dream
FanfictionSetiap mimpiki selalu di datangi oleh seoranv perempuan. Tidak jelas siapa, yang aku tau suaranya lembut. Setiap ingin memimpikan dia, kepalaku selalu pusing. Aneh. Sebenarnya aku ini kenapa? Siapa perempuan itu? Akan ada hubungan kah aku dengannya?