Bab 3 : Love Hotel

645 16 7
                                    

"Disini ada resto Padang murah. Ada warmindo, burjo, angkringan. Tapi ga kayak di Jogja angkringannya."

Dimas memperhatikan dengan seksama cara Dania bicara. Dimas senang Dania bisa nyaman dengannya.

"A-aku pengen ngajak kak Dania ke kafe sebenarnya. Ada kafe baru deket sini. Di deket deretan hotel itu loh... " ucap Dimas malu-malu kucing menawarkan tempat yang ingin ia datangi.

"Kafe? Boleh... " Dania mengecek dompetnya.

"Aku punya uang, kak Dania tidak perlu mentraktirku. Aku bawa dompet. Aku punya atm jadi nanti kalo kurang bisa pakek kartu debit." Dimas berusaha menunjukkan sikap dewasanya sebagai seorang gentlemen.

Dania tersenyum lalu mengangguk dan berjalan ke tempat yang Dimas maksud karena tempatnya dekat.

"Kalo kak Dania capek pakek sepatu tinggi, bisa pakek sepatuku." Dania tersenyum mendengar tawaran Dimas yang begitu memperhatikannya. "Apa mau di gendong?" Dimas langsung berjongkok di depan Dania siap bila Dania mau di gendong belakang.

Dania tertawa terbahak-bahak dengan tawaran kedua Dimas yang sangat berani. "Kau ini masih kecil sudah pintar menggoda! " cibir Dania sambil melangkah melewati Dimas.

"Aku sudah besar! Aku bukan anak kecil! " ucap Dimas tegas.

Dania tersenyum mengejek lalu menggenggam tangan Dimas. "Iya-iya bukan anak ke-"

Belum Dania merampungkan ucapannya Dimas menariknya dalam pelukannya secara paksa. Tanpa peduli orang di sekitar Dimas langsung mencium bibir Dania. Tentu saja apa yang Dimas lakukan membuat Dania terkejut hingga ia hanya bisa diam dan menutupi bibirnya yang baru saja di cium Dimas.

"D-dimas... " lirih Dania yang bahkan tak benar-benar masuk di telinga Dimas yang menggandengnya menuju kafe.

Cara Dimas memeluknya persis seperti cara Teguh memeluknya. Tangannya juga besar, badan Dimas juga bagus. Entah mimpi apa Dania semalam sampai ia bisa di peluk dan di cium Dimas seperti tadi. Bahkan hal itu tak pernah di lakukan oleh Teguh.

"Tanganmu jadi dingin... " gumam Dimas lalu memasukkan tangan Dania yang ia gandeng kedalam kantung jaket bombernya.

Dania hanya pasrah. Perasaannya tak karuan, darahnya mendesir. Rasanya seperti banyak kupu-kupu beterbangan keluar dari dalam perutnya. Dimas sudah menaklukkannya. Sial! Mau di akui atau tidak. Tapi tentu Dania tak mau langsung mengakuinya sekarang. Dania masih meragukan perasaannya.

Mungkin aku gini gara-gara tadi belum puas, batin Dania meyakinkan dirinya.

Dimas berhenti, menatap Dania yang tanpa sadar merapatkan kakinya dengan tangan yang mebutupi bagian depan roknya. Wajah Dania juga masih tersipu dengan pandangan sayu yang tak bisa di sembunyikan.

"Kak Dania, aku dah dewasa. Jadi jangan nyabut aku anak kecil lagi ya."

"Buktikan! " ucap Dania cepat. Entah apa yang Dania pikirkan saat itu. Tapi yang jelas kata itu meluncur dengan sendirinya keluar dari mulut Dania begitu saja tanpa bisa ia tahan.

Bukan membawa ke kafe, Dimas malah menarik Dania ke sebuah hotel. Dania kelabakan, ia tau ia sudah salah bicara. Ucapannya tadi hanya bermaksud agar Dimas meyakinkannya dengan kata-kata bukan perbuatan seperti ini.

"Dim... " Dania berusaha menahan Dimas yang membawanya secara paksa kedalam kamar hotel.

"Kak Dania mau tau seberapa dewasa aku kan? Ayo kita liat siapa yang KO duluan."

Sial! Dimas malah merasa dapat tantangan dan Dimas memang suka tantangan.

●●●

Dania bangun lebih lambat dari biasanya. Kenikmatan bercinta yang semalam ia rasakan bersama Dimas benar-benar membuatnya terbayang-bayang. Tubuhnya terasa nyaman dan lebih rileks. Perasaan terpuaskan yang selama ini belum pernah ia nikmati sebelumnya. Bahkan meskipun ini bukan kali pertamanya bercinta, rasanya yang semalam ia lalui bersama Dimas adalah yang paling nikmat.

"Kak Dania mau sarapan?" tawar Dimas menyambut Dania yang baru bangun dengan sepiring nasi goreng di nampan yang baru di bawa Dimas. "Kak Dania hebat banget semalam, padahal kak Dania baru pertama kali... " puji Dimas lalu mengecup kening Dania lembut setelah meletakkan sarapannya di atas nakas.

Dania menundukkan pandangannya sambil memejamkan mata erat-erat. Ingatannya langsung melayang ke beberapa jam yang baru ia lewatkan. Sial! Dania berbohong lagi pada Dimas!

●Flashback●

.
.
.

Flashbacknya kira-kira gimana ya? 

Flashbacknya kira-kira gimana ya? 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Revenge ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang