Dania (25) yang menjadi sekertaris sekaligus menjalin hubungan terlarang dengan Teguh Pranoto (60), owner PT. Pranoto Textile Group TBK. Hubungannya yang belum jelas di tambah Teguh yang di kelilingi banyak wanita membuat perasaan Dania berantakan...
Dimas sering menanyakan soal kampus pada Dania, mulai yang sepele seperti bagaimana alur penyerahan berkas. Gedung atau arah ruangan, saran tempat membeli buku, sampai tempat mencari kost. Awalnya Dania ingin menanyakan soal Dimas pada Teguh. Tapi di saat bersamaan juga Dania ingat ia tak pernah bertemu dengan putra semata wayang Teguh karena hak asuh jatuh pada istrinya yang tinggal di Australia sejak pisah ranjang hingga sekarang. Jadi jelas Teguh yang Dimas maksud dan Teguh yang Dania maksud adalah orang yang berbeda.
"Aku bangga anakku sudah menyelesaikan kuliahnya... " ucap Teguh setelah lama diam di perjalanan.
"Anakku akhirnya mau nerusin bisnis keluarga, tapi belum tau mau pegang perusahaanku apa enggak... " ucap Teguh lalu menggenggam tangan Dania.
Dania menyandarkan kepalanya ke bahu Teguh. Dania paling suka mendengar cerita Teguh dan kali ini bertambah senang karena ia jadi yakin bila Dimas dan Teguh tidak memiliki hubungan apa-apa. Dimas masih mahasiswa baru dan anak dari Teguh sudah lulus kuliah. Dania bisa bernafas lega.
"Kau terlihat begitu bahagia, apa ada sesuatu?" tanya Teguh menyadari sedikit perubahan pada Dania.
Dania menggeleng. "Aku berkenalan dengan adik tingkatku. Sepertinya dari kampung, anak daerah. Aku senang bisa membantunya itu saja... " jawab Dania.
"Siapa namanya?" tanya Teguh sedikit berpura-pura cemburu.
"Dimas."
"Laki-laki?! "
Dania mengangguk sambil tersenyum senang. Ia senang bila Teguh cemburu padanya, berarti Teguh benar-benar mencintainya. Meskipun tak pernah memberikan kejelasan pada hubungannya hingga sekarang.
"Jangan tergoda padanya."
Dania mengecup pipi Teguh lembut yang sukses meredakan kecemburuan dari ego Teguh yang tak mau berbagi apapun yang ia rasa jadi miliknya.
●●●
Dania berusaha mati-matian menahan desahannya agar tidak terlalu keras terdengar. Mengingat ia harus memuaskan Teguh di kantor. Kapanpun orang bisa masuk dan melihatnya yang sedang menungging berpegangan meja kerja direktur utama itu.
"Pak Teguh...ahh...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
