(2) - Fay // Undangan

61 10 0
                                        

Oke, sebelum baca jangan lupa di vote dan comment ya! Koreksi juga kalau aku ada typo atau PUEBI yang salah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oke, sebelum baca jangan lupa di vote dan comment ya! Koreksi juga kalau aku ada typo atau PUEBI yang salah.

Selamat membaca!


Bakso gue bahkan belum gue sentuh ketika Isyana, sahabat gue mendatangi gue dengan berlari kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bakso gue bahkan belum gue sentuh ketika Isyana, sahabat gue mendatangi gue dengan berlari kecil. Ia menunjuk-nunjuk ke arah koridor sekolah, yang gue sama sekali tidak mengerti dengan apa yang ia maksud.

"Kenapa sih?" Tanya gue yang mulai tidak sabaran.

Isyana mengatur napasnya yang ngos-ngosan, "Itu Bianca," ujarnya terputus, "Bianca dibully lagi sama Ayu! Dia diceplokin pake telor sama terigu. Anaknya lagi di toilet, dan di toilet sekarang jadi rame. Kayaknya seisi sekolah hampir semuanya tau kalau dia dibully sama Ayu."

Ya, gue lebih dulu tau fakta bahwa Bianca lagi-lagi dibully oleh Ayu. Tapi serius, anak-anak malah justru berkumpul di toilet untuk menontonnya? Dimana sih, otak mereka? Ketinggalan di rumah? Tentu aja gue nggak bisa membiarkan ini.

Gue pun bangun dari bangku gue, membuat Arghi terkejut dan hendak menahan gue.

"Kamu mau ke mana?" Tanya Arghi, pertanyaan yang seharusnya sudah ia ketahui jawabannya.

"Kok nanya? Ya nolongin Bianca lah, gimana sih?" Kata gue kesal, Arghi memang sempurna dan pintar, tapi jika urusan begini, dia lemot banget!

"Yaudah aku ikut," kata Arghi.

Kami bertiga pun langsung bergegas menuju toilet perempuan lantai satu, tempat di mana Bianca sedang dikerubungi oleh para siswa dan siswi yang penasaran. Dan ternyata benar, dari luar, toilet lantai satu terlihat ramai. Bahkan kami bertiga nggak bisa masuk.

"Ghi, aku ambil baju olahraga dulu buat Bianca. Kamu sama Isyana tolong bikin suasana kondusif dulu. Kalian kan OSIS, mereka pasti mau dengerin." Kata gue kepada Arghi dan Isyana.

Mereka berdua mengangguk. Gue segera bergegas menuju loker dan mengambil baju olahraga milik gue yang berada di dalam kantung plastik putih. Selain itu, gue juga berinisiatif pergi ke koperasi sekolah untuk membeli shampo, karena sudah pasti Bianca membutuhkannya. (Jangan tanya kenapa koperasi sekolah gue jual shampo).

Light SwitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang