Part 7

93 7 5
                                    

Jane's POV

Aku memicingkan mata berusaha menstabilkan pandanganku dengan cahaya lampu yang menyeruak masuk melalui pupil mataku.

Ugh, dimana aku?
UKS?

Aku mengerjap dan merubah posisi berbaringku menjadi posisi duduk, lalu pandanganku menyapu ke segala penjuru ruangan. Tidak ada siapa-siapa.

Kutarik napas sejenak sampai akhirnya suara langkah kaki terdengar. Mataku langsung terarah pada pintu UKS.

tap...

Tap...

"......"
"......"
"Ah.... kau sudah sadar?"

Itu Justin.
Aku hanya mengendus tanpa menghiraukan pertanyaannya.

"Apa yang terjadi padaku tadi? Aku pingsan, ya?" Tanyaku tanpa menoleh ke arah Justin.

"Lebih parah dari itu," jawabnya. Lalu aku merasakan jarinya menyentuh daguku yang membuatku terlonjak, ia segera menempelkan tisu pada bagian bawah hidungku dan tampak membersihkan sesuatu, "kau juga mimisan."

Aku hanya mengerjap sesaat dan menepis tangannya dengan cepat. "Jangan sentuh aku!" Kataku. Sementara pria sombong di depanku ini malah tertawa.

"Aku sudah menelepon ibumu. Katanya ia akan menjemputmu. Masa begini saja kau akan pulang? Selemah itukah dirimu?" Ujar Justin yang membuatku jengkel seketika.

"Hei! Seharusnya kau meminta maaf padaku! Telah menyuruhku berjalan ke sekolah, membuat aku di hukum, bahkan melempar bola basket ke arahku!"

"Baiklah, aku akan mengatakannya kepadamu," Justin menatapku dengan tatapan sombongnya. "Pertama, menurunkan kau di mobil adalah permintaanmu sendiri, kedua, kau di hukum akibat ulahmu sendiri juga. Dan ketiga, insiden bola basket itu aku tidak sengaja melakukannya, dan bahkan aku tidak tahu kau berjalan melewati lapangan. Tapi baiklah, aku meminta maaf telah membuatmu begini." Kata Justin dengan datarnya. Hah, apa-apaan meminta maaf dengan cara seperti itu!

"Yang jelas aku telah meminta maaf kepadamu. Mau kau maafkan atau tidak itu bukan urusanku. Baiklah, aku akan keluar sekarang." Ungkapnya sebelum pria itu berbalik dan meninggalkan UKS.


What the-

Dia manusia apa bukan, sih?

***

"Apa kita perlu ke dokter?" Mom masih terlihat cemas dengan keadaanku. Yah, karena aku memang tipe orang yang mudah sekali jatuh sakit bila lelah sedikit saja. Kau tahu, aku pengidap penyakit typus.

"Aku sedikit lebih baik, mom." Kataku jujur. Tapi sebenarnya aku sedikit merasa pusing.

"Kau yakin?"

"Ya. Aku hanya butuh waktu untuk istirahat dan tidur di rumah."

Mom masih memandangiku dengan tatapan tak percaya. Namun pada akhirnya ia menghela napas dan memberi instruksi kepada supir untuk membawa kami ke rumah.

***

Justin's POV

"Apa yang terjadi pada Jane, Justin?"

What? Apa-apaan ini? Baru saja menginjakan kaki di rumah dan mom sudah menyemburkan pertanyaan semacam itu padaku?

"Jane? Kenapa kau bertanya padaku, mom?"

"Tidakkah kau mengetahui sesuatu?"

Aku mengenduskan napas. "Harusnya kau bertanya bagaimana hariku hari ini. Bukan bertanya tentang anak orang lain, mom."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang