2

14 0 0
                                    

Setelah malam itu, Jia menjalani hari seperti biasa. Jaerim juga tidak curiga bahwa dia telah bermalam di apartemen Taehyung. Jia hanya bilang kalau dia bermalam di kedai. Didukung dengan Jia yang begitu pagi-pagi sudah sampai menuju ke kedai dan menambal lehernya dengan foundation agar kissmark malam itu tidak terlihat.

Taehyung terbangun dan mendapati dirinya tak memakai apapun. Ingatan semalam mulai menggerogotinya. Dia benar-benar melakukannya dengan Jia semalam. 

"Kim Taehyung bodoh." Gumamnya menyalahkan diri sendiri. 

Mau ditaruh mana mukanya jika bertemu Jia. Tunggu sebentar, dimana sosok pemberani dan playboy dalam dirinya?

Kini Taehyung sudah berada di depan kedai Jia. Dilihatnya dari luar Jia tampak menjaga di bagian kasir, mungkin sedang bertukar peran dengan Jaerim, pikirnya. Langkah kakinya menuntun hingga ke depan kasir.

"Ada apa?" Tanya Jia memecah suasana ketika sedari 5 menit yang lalu Taehyung tak kunjung mengatakan apa maunya.

"Aku butuh privat room." 

Jia menghela napas. "Jaerim! Tolong gantikan aku sebentar! Aku ada urusan dengan pria satu ini." Teriaknya dari tempat kasir.

Jia membawa Taehyung ke ruang kerjanya. Setelah keduanya duduk, barulah Taehyung membuka suara dengan pertanyaan yang begitu to the poin

"Apakah semalam kita melakukannya?"

Jia tersentak. Bagaimana pria jangkung itu mengingatnya? Bukankah semalam dia mabuk? Jia tidak menjawab dan balik bertanya.

"Jadi ini hal yang ingin kamu bicarakan? Tidak penting."

"Jawab saja, iya atau tidak?"

"Aku yakin ingatanmu tidak sepenuhnya hilang semalam, Taehyung." Jia dengan dinginnya menatap Taehyung.

"Benar, berarti benar kita melakukannya semalam." Ucapnya dalam pandangan kosong ke bawah. Lalu dia mendongak, menatap lurus ke arah Jia, "Aku... minta maaf."

Apa Jia tidak salah dengar sekarang? Seorang Taehyung meminta maaf karena telah tidur dengan sahabatnya sendiri? Lalu selama ini dia meniduri wanita yang dikencaninya itu bagaimana? 

"Lupakan saja, Taehyung! Anggap saja hal ini tidak pernah terjadi di antara kita."

"Kamu, tidak keberatan?" Ucapnya dengan terkejut.

"Lagi pula itu sudah terjadi! Lalu apa aku ada disampingmu saat kau membuka mata? Tidak, kan? Itu karena aku tidak mau kita memperpanjang urusan ini."

"Terima kasih, dan jika itu yang pertama untukmu, sekali lagi aku minta maaf." Ucapnya kikuk.

"Tolong jangan bahas ini lagi. Seperti yang kukatakan, Taehyung. Anggap saja hal ini tidak pernah terjadi! Dan perbaiki hubunganmu dengan Hyeri!" Ujarnya dingin dengan tatapan mata menajam. Jia berdiri dari sofanya. "Kau boleh keluar."

"Tapi semalam aku tidak ingat apakah aku memakai pengaman." gumamnya pelan yang tidak sengaja tetap terdengar oleh Jia.

Tanpa banyak bicara, Taehyung keluar dari ruangan Jia. Namun, setelah pintu itu tertutup, wanita itu menangis. Kenapa dia bodoh sekali? Kenapa dia rela agar hal itu tidak dibahasnya? Dan membiarkan Taehyung memperbaiki hubungan dengan mantan pacarnya? Bahkan Taehyung lupa akan pernyataan cintanya. Kenapa rasanya sesakit ini?

*****

Taehyung juga masih sering datang. Agaknya dia tidak benar-benar melupakan kejadian malam itu. Walaupun sebenarnya dia tahu pria dengan tinggi 177 cm itu juga memiliki perasaan yang sama. Tapi, entah kenapa rasa itu tak membuatnya berdesir seperti sebelumnya. Atau mungkin Jia kecewa karena merasa menjadi pelampiasan seks?

Accident || KTH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang