Cekelek
Terdengar suara pintu terbuka, dan muncul lah kepala gadis cantik, dengan cengiran khas nya.
"Oh, Kak Josi ada apa?." Tanya sang pemilik kamar yang sedang menusap kepala seseorang yang sedang tidur pulas di pahanya.
"Apa kakak tidak boleh bertamu ke kamar adik kakak sendiri?." Tanya Josi pura-pura tersingggung.
"Tentu saja tidak. Tapi melihat senyum aneh kakak pasti ada sesuatu yang serius bukan." Ujar Gadis itu.
"Hahah, kamu benar Rosi. Kita tunggu Jeni dulu baru kakak bagi tau." Josi mendudukan diarinya di ujung ranjang dan menghadap Rosi.
"Udah lama Lisa tidur?." Tanya Josi melihat adik bungsunya terlelap di paha Rosi kakak kembar nya.
"Lumayan" singkat Rosi.
"Sejak kejadian yang merengut nayawa ayah dan ibu. Lisa menjadi sangat manja pada mu." Ujar Josi menatap lurus memikirkan kejadian 10 tahun lalu.
"Hahah, memang benar. Mungkin rasa takut Lisa saat melihat seluruh kejadian itu dengan mata kepalanya sendiri yang membuat Lisa seperti ini." Jelas Rosi sambil tertawa agar kakak pertamanya tidak berssedih lagi.
"Aku cariin dari tadi. Rupanya kak Josi sudah di sini." Tiba-tuba Jeni masuk ke kamar si kembar setelah lelah mencari sang kakak mengitari rumah mewah mereka.
"Maaf." Kekeh Josi tanpa rasa bersalah.
"Lalu ada apa sampai-sampai kakak meminta kita bicara serius?." Jeni mendudukan dirinya di kursi meja rias.
"Bangun kan Lisa dulu?." Ujar Josi.
Rosi pun langsung membangunkan Lisa dengan mengecup pipi Lisa berkali-kali sapai Lisa merasa geli dan memaksa membuka mata nya yang masih ngantuk.
"Isss, kak Rosiiiii." Rengek Lisa manja memeluk perut Rosi erat tapi dia sudah bangun.
"Kak Josi ingin bicara serius, nanti lanjut lagi tidur nya." Ujar Rosi dingin bukan berarti Rosi benci kakak nya namun memang begitulah adanya sipat Rosi begitu juga Lisa dingin, tapi hanya untuk orang asing tidak pada kakak-kakak nya.
"Begini, kakek tadi menelpon kakak, kakek bilang kita harus masuk sekolah SMA persatuan. Kakek memberi kita misi agar menguasai sekolah Persatuan tanpa bantuan dari black moon sedikit pun. Dan black cartd kita pun di sita." Jelas Josi.
"Kakek ada-ada aja sih. SMA persatuan kakan sekolah yang berisi para anggota muda mafia dan gangster. Trus tanpa bantuan black moon oke lah. Lah ini uang gak ada gimana kalao aku mau belanja." Perotes Jeni.
"Kan kak Josi dan kak Jeni bisa merakit bom dan senjata. Tinggal di jual kan. Masalah cari client aku yang hendel dan masalah pengiriman Lisa yang atur." Jelas Rosi.
"Iya, tapi kan merakit senjata dan Bom perlu biaya yang besar. Uang kakak gak cukup masa minjam sih?. Ingat prinsip kita no balas budi." Jelas Josi.
"Ngapain minjam, minta kak Rosi aja uang nya." Jelas Lisa membenam kan kepalanya di perut Rosi.
"Emang kamu punya uang?." Bingung Jeni
"Banyak. Butuh brapa?." Dingin Rosi.
"Kaka butuh 300 juta." Jelas Josi.
"Kakak butuh 500. Kareba Bom yang mau kakak buat, Bom mengandung racun." Jelas Jeni.
Rosi hanya mengangguk, membuka laci nakas di sampaing tempat tidur dan mengambil laptop nya. Kemudian fokus sepenuh nya denga berbagai angka dan code di layar laptop dan jari nya mengetik secara cepat.
"Kamu ngapain Rosi?." Bingung Josi
"Tentu saja ambil uang kak." Bukan Rosi yang menjawab tapi Lisa.
"Hah?." Bingung Josi dan jeni barengan mereka sangat bingung, yaang di butuhkan oleh mereka adalah uang tapi Rosi malah asik main laptop.
"Iya, kak Rosi lagi ambil uang di bank." Jelas Lisa.
"Uang apa, kartu kita kan di sita?." Jeni masih belum konek.
"Ck, kak Rosi lagi ambil uang orang di bank. Alias nge haker." Jelas Lisa jegah dengan ke telmian kedua kakak nya.
Akhir nya Josi dan Jeni mangut-mangut saja, bisa-bisanya mereka lupa kalau adik mereka adalah haker yang sangat hebat, dan setiap ng haker siapa pun belum pernah menemukan jejak nya.
"Udah, 300 untuk kak Josi, 500 untuk kak Jeni. Dan 100 untuk aku dan Lisa." Jelas Rosi sambil menutup laptop nya. Lalu mengeluarkan cip kecil dari laptop nya kemudian menghancurkan nya untuk menghilangkan jejak.
"Aaaaa. Makasih kak Rosii." Manja Lisa.
"Gak geratis Lis, kamu harus susun setrategi yang sempurna untuk penalukan SMA persatuan." Jelas Rosi.
"Kalu masalah itu. Kecil buat Lisa kak. Tapi kakak cari dulu seluruh informasi SMA persatuan." Pinta Lisa.
"Mmm." Dehem Rosi.
"Kapan kita masuk sekolah?." Tanya Jeni.
"Seminggu lagi, kita juga butuh identitas baru. Kan gak mungkin kita pakai nama Saventus rocastar." Jelas Josi.
"Gimana kalau kita pakai nama dari pihak ibu. Prasetiawan." Saran Rosi.
"Boleh juga tuh. Sebagai penyamaran." Setuju Jeni.
"Tapi aku sama kak Rosi harus sekelas kalau gak. Aku gak mau." Pinta Lisa memekuk lengan Rosi erat.
"Kalau sama kakak atau kak Josi kamu gak mau gitu?." Kesal Jeni.
"Gak, maunya kak Josi atau gak sama sekali." Tolak Lisa yakin.
"Dasar adek sialan. Aku kasih bom tau rasa." Jeni semakin kesal.
"Udah Jen, marah-marah muluk sih. Lisa kan memang gitu maklum aja napa sih. Ngalah kek jadi kakak." Bijak Josi pada Jeni.
"Au ah, kesel." Jeni keluar kamar sambil menghentak-hentak kan kaki nya marah.
Di susul Josi sambil terkekeh geli melihat adik nya Jeni yang mudah marah dan terseulut emosinya.
"Kak Rosi harus sekelas sama Lisa." Pinta Lisa lirih.
"Iya, kakak pastikan kita sekelas kok." Hibur Rosi memeluk adik kesayangan nya.
"Sayang kak Rosi banyak-banyak." Lisa menubrukan badan nya ke Rosi dan mengambil tangan Rosi kemudian melingkarkan di pinggang nya sendiri.
"Hangat, nyaman dan aman sama seperti pelukan ayah dan ibu." Gumam Lisa lirih tapi masih bisa di debgar oleh Rosi menbuat Rosi memeluk erat Lisa dan menciumi puncak kepala Lisa sayang.
Sejak kejadian itu, bukan hanya Lisa yang sangat memerkukan Rosi dalam hidup nya. Tapu Rosi juga sangat bergantung dan memerlukan Lisa dalam hidup nya.
Dan dia bisa bertahan saat kejadian itu hanya untuk Lisa yang menangis meraung memohon padanya untuk tetap bertahan.
NEXT PART...........
"Saventus Josifania rocasta. Sebagai perasetiawan Josifa." Josi.
"Saventus Jenifersi rocasta. Sebagai Jenie perasetiwan." Jeni
"Saventus Rosiafenda rocasta, sebagai Rosi prasetiawan." Rosi.
"Saventus Ralisa rocasta. Sebagai Lisa
KAMU SEDANG MEMBACA
'mafia queens'
General FictionJosi, Jeni, Rosi dan Lisa adalah pemimpin mafia bernama FULL MOON. Di dunia mafia mereka di sebut sebagai black moon, atau mafia queen. Mereka mendapat misi dari sang kakek tercinta mereka untuk menguasai satu sekolah tanpa campur tangan dari Full...