O9. Menjadi Corak Khas.

44 22 80
                                    

Banyuwangi,

Tetap dalam tanggal yang sama;
1 Mei 2022.

Setelah meninggalkan lahan pohon kelapa, perasaan Lanang berubah menjadi kalut bak diterjang badai. Berharap kejadian yang baru saja ia lihat merupakan kebohongan, namun semua terasa nyata, dan memanglah nyata. Ketika wajah pria itu nampak di matanya-argh.. Lanang sulit mencerna sebenarnya apa yang terjadi di balik peristiwa tersebut.

Berjalan kaku di atas pasir pantai dengan kerang-kerang tergeletak di samping kakinya sembari terus berpikir mengenai pria itu yang rupanya adalah Arya Ardinata. Sebagai teman masa kecil Arum, tentu saja Lanang mengenali jati diri Arya, calon tunangannya yang dikabarkan meninggal lima tahun lalu. Sangat mustahil sekali apabila melihat orang yang telah meninggal berdiri di hadapannya.

Seketika Lanang mendelik kala terbesit pikiran bahwa pria yang baru saja ia temui adalah hantu Arya yang berkeliaran di sekitar pantai karena ruhnya masih terikat pada lautan yang dulu melenyapkannya. Tapi, gagasan itu malah membuat Lanang tertawa geli, karena hantu tidak bisa merasakan sakit. Sedangkan tadi pria itu terus-terusan mendesis dan meringis kesakitan.

Lanang yakin betul, ia tidak salah lihat, dan sebentar lagi ia akan memeriksa hasil rekaman video dari lensa spy cam kacamata yang ia kenakan untuk memastikan bahwa pria itu benar-benar ada! Bukan hanya sekedar tercipta dari bayangan atau imajinasi Lanang.

Kaki Lanang menapaki undakan pelabuhan setelah memakan sekian waktu untuk berjalan di atas pasir pantai-sehabis keluar dari lahan pohon kelapa, Lanang langsung menuju ke pelabuhan kembali. Celana bagian bawah Lanang basah kuyup akibat terkena siraman gelombang ombak yang berayun ke arahnya. Lanang menghiraukan hal itu, sebab sedari awal ia hanya sanggup bergeming dengan wajah datar seperti mayat hidup.

Lanang tidak bodoh dengan meninggalkan dan membiarkan pria itu bersembunyi di lahan begitu saja. Lanang tidak ingin kehilangan jejak pria itu hingga ia benar-benar mendapat penjelasan secara logis. Justru, sedari tadi Lanang mengikuti arah pria itu berjalan pergi.

Kini Lanang telah sampai dalam pelabuhan, tepat di tengah keramaian orang-orang panik berlalu-lalang. Terutama tim medis yang berlari kesana-kemari demi keselamatan korban. Beberapa anggota polri mengatur kelancaran lalu lintas yang terganggu akibat insiden, juga ada yang berbincang-bincang dengan divisi inafis bagian pencarian orang, sisanya berkumpul mengitari meja persegi dengan tumpukan berkas dan catatan penting yang memuat kesimpulan kronologi peledakan untuk berunding yang dipimpin oleh Satya.

Kepala Lanang menengok ke sisi lain, ia tak mendapati helikopter kedua dan ketiga berada di belakang helikopter pertama. Mungkin mereka sudah pergi membawa sebagian divisi inafis beserta alat dan barang bukti untuk kebutuhan forensik.

Kemudian Lanang melangkah lagi mendekati pinggir jalan raya yang berbatasan langsung dengan pelabuhan. Begitu sampai, ia langsung disambut oleh suara klakson yang saling bersahutan. Kondisi menjadi macet, kendaraan sulit melaju, membuat para pengemudi mengomel tanpa henti dengan jempol yang tak bosan menekan tombol klakson.

Lanang tidak memedulikan keadaan, seolah telinganya tidak mendengar apa-apa sebab tertutup rapat oleh angin. Ia kemari hanya untuk mengikuti jejak pria yang diduga sebagai Arya Ardinata itu. Ya, pria itu tadinya berjalan dari arah lahan menuju tepi jalan raya melalui sisi yang berbeda dari Lanang.

Kini pria itu tidak sedang berada di area pelabuhan, lebih tepatnya di atas trotoar sembari menenteng messenger bag. Dengan mengenakan rompi biru terang bercorak pohon kelapa, kacamata hitam, dan rambut cokelat yang diikat-menunjukkan tato naga di belakang lehernya-sudah persis seperti anak kekinian.

Lanang tidak berani asal menuding pria itu menyamar sebagai Arya, atau justru malah kakek tua yang menyamar sebagai remaja dewasa. Ia harus paham betul seluk-beluk kejadian di balik ini semua, baru ia dapat mengambil tindakan sesuai hukum yang tertera.

WANTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang