02

18 8 1
                                    

~ Junasha : Comes Home ~
- Part 02 -

|
|
|
|

Tekan vote dan tinggalin comentar biar enggak ada yang siders!

Terima kasih.

|
|
|
|

"Jika jatuh adalah hujan, dan bangkit adalah matahari, kita butuh kedua-nya untuk melihat pelangi."

••••

Nasha menghapus air mata nya saat gadis itu mendengar suara decitan pintu, yang menampakan sosok wanita berparas cantik dan berpakaian rapih tengah berjalan ke-arah-nya.

Wanita itu tersenyum lembut, "Acha udah makan, sayang?"

Nasha membalas senyuman dari sang ibunda, "Belum ma, nanti Acha makan."

Aurora menghela nafas, "Yasudah, mama sudah masak makanan ke-sukaan kamu di atas meja, nanti kamu makan ya? jangan sampe telat lho, tuh muka kamu pucat banget begitu."

Nasha mengulum bibir nya, lalu mengangguk meng-iya-kan.

Aurora tersenyum lembut, lalu mengecup kening anak gadis-nya itu. "Mama sama papa pergi dulu ya, ada rapat penting."

"Oke."

Setelah pintu kamar-nya tertutup rapat, gadis itu berdiri dari kasur menuju balkon. Ia menatap mobil mewah yang di-kendarai oleh mama dan papa-nya itu tengah berjalan keluar gerbang rumah. Lalu perlahan menghilang.

Yah, rumah-nya lumayan besar bak istana. Kedua orang tua-nya gila kerja, hingga tak mempunyai waktu untuk anak gadis satu-satu-nya.

Keseharian Nasha hanyalah, bersekolah, belajar dan kebanyakan waktunya di habisi bersama Arjuna. Sekarang, hubungan mereka renggang. Gadis itu merasa kesepian sekarang.

Nasha kembali berjalan masuk ke-dalam kamar nya, gadis itu membuka loker dan mengambil satu bungkus obat-obatan yang tentu-nya itu adalah obat vitamin untuk Wanita hamil.

Nasha menatap nanar pada tiga lembar gambar Janin yang terletak di-dalam loker. Ya, sebelum pulang ke-rumah, gadis itu menyempatkan diri untuk memeriksa kandungan-nya ke-dokter.

Sekarang usia kandungan-nya sudah memasuki usia tiga minggu. Selama tiga minggu itu-lah, gadis itu sudah tidak pernah bertemu dengan Arjuna lagi. Kalaupun mereka berdua kebetulan bertemu di-koridor, kedua-nya hanya lewat begitu saja se-olah tidak mengenal satu sama lain.

Mereka sekarang terasa... Asing?

Padahal dulu, kedua-nya sangat amat dekat sampai-sampai tidak pernah terlihat mereka terpisah seperti ini.

Nasha mencengkram bungkusan obat-obat itu, gadis itu menarik nafas dalam-dalam lalu menghembus-nya perlahan. Sampai kapan-pun mimpi buruk itu akan terus menghantui-nya.

Nasha berjalan keluar dari kamar-nya, melewati tangga menuju arah dapur. Butuh 1 menit untuk sampai ke-sana karena jarak dari kamar-nya dengan jarak ke-dapur lumayan jauh.

Nasha menatap jijik pada makanan yang ada di-atas meja makan, Bakso. Entah kenapa, sekarang ia sangat membenci Bakso. Padahal dulu gadis itu sangat menyukai-nya.

Detik berikut-nya gadis itu menggeleng, itu adalah makanan buatan dari mama-nya, jarang sekali ia bisa memakan masakan dari mama-nya, Nasha tidak boleh melewati kesempatan emas ini.

Junasha : Comes HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang