Prolog

6.3K 558 75
                                    

Rafael & Alexis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rafael & Alexis

-JANDA SANG TAIPAN 3

______________________________

"Good morning, ladies and gentlemen. This is a pre-boarding announcement for passengers of American Airlines on flight number AA4315 to Tokyo. We would like to invite those passengers with small children and any passengers who require special assistance to start boarding first. Please have your boarding pass and identification ready. Regular boarding will start in approximately ten minutes. Thank you."

Mendengar pengumuman itu, Alexis yang awalnya tengah sibuk bermain dengan Romeo pun langsung bersiap untuk melakukan check in sebelum naik ke dalam pesawat. Dengan senyuman lebar, Alexis lantas berdiri, mengamit kopernya dan mulai berjalan menuju loket registrasi.

Namun baru saja ia berjalan tiba-tiba saja...

"Mrs. Reagan!"

Deg!

Langkah Alexis langsung terhenti saat ia mendengar sebuah suara memanggil namanya dengan kencang—sebuah suara bariton yang tidak asing di telinga Alexis namun tak ingin ia dengar lagi di dalam hidupnya. Bak seorang tawanan yang tertangkap, Alexis pun perlahan menoleh dan.....

Boom!

Semua terjadi begitu cepat saat Alexis melihat Rafael berlari ke arahnya sambil melempar sebuah smirk tipis penuh kemenangan. Netra biru milik pria itu menatapnya dengan sangat tajam seolah ingin berkata "I got you!"

Tanpa bisa menggerakkan kakinya untuk berlari, Alexis hanya terdiam seperti manekin hingga....

Grep!

Tangan kekar pria itu berhasil merengkuh pinggangnya ke dalam dekapan—memeluk tubuhnya dengan erat dan mendaratkan sebuah kecupan hangat di pipi mulusnya, sebelum akhirnya Rafael mendekatkan bibir ke telinga Alexis dan berbisik....

"Jadi bagaimana, hmm? Apa kamu sudah puas bermain petak umpetnya?"

Damn!

Bagai dihantam ribuan batu di kepala,  Alexis yang masih setia membatu di tempatnya pun seakan disadarkan oleh kenyataan bahwa selama ini dia telah "ditipu" oleh pikirannya sendiri. Persembunyian yang ia kira berhasil, ternyata hanya sebuah kamuflase dari kegagalan yang sebenarnya.

Bak sebuah manekin di tengah keramaian, Alexis hanya bisa terdiam dengan tubuh kaku. Bulu romanya langsung meremang saat ia merasakan napas hangat Rafael mulai menyapu kulit lehernya tanpa tahu malu.

Aroma citrus khas Rafael yang juga menusuk ke dalam indera penciumannya, seolah tak memberikan Alexis jeda untuk mencerna semua yang terjadi.

Dalam kebungkaman Alexis, Rafael pun kembali melempar senyum tipis. Dia menatap wajah cantik Alexis sebelum ia mengalihkan pandangannya ke arah bayi mungil yang tengah menatapnya dengan polos.

"Ah, a litlle boy, heh?" bisik Rafael sebelum ia mengambil alih tubuh Romeo dan membawanya ke dalam dekapan. Pria itu mencium pipi mungil puteranya dengan sangat lembut sebelum ia menggerakkan kepalanya ke samping, menyuruh seorang pria untuk mengambil alih tubuh sang bayi dan membawanya pergi.

"Bawa dia ke mobil."

"Baik Tuan." Di saat Rafael telah menyerahkan Romeo ke tangan anak buahnya, di saat itu pula
Alexis baru menyadari bahwa Romeo tak lagi berada di dalam dekapannya.

"Romeo... Rom—"

"Shuttt!" Rafael dengan sigap menahan tubuh Alexis yang akan berlari mengejar anak buahnya. Alexis yang melihat Romeo sudah dibawa keluar dari dalam bandara pun langsung menatap Rafael dengan tajam.

"Kembalikan puteraku!" desis Alexis.

Bugh!

Bugh!

Alexis memukul kencang dada Rafael bertubi-tubi hingga akhirnya Rafael berhasil menangkap tangan Alexis dan mendekapnya dengan erat. Dengan mata yang memerah karena amarah, Alexis kembali memberontak kuat.

"Lepas! Aku tidak sudi dipeluk oleh seorang lelaki yang tidur dengan banyak wanita sepertimu!"

"Shushhhh... , jangan membuat keributan di sini sayang," bisik Rafael dengan mata yang memperhatikan sekelilingnya. Suasana bandara yang ramai membuat Rafael takut jika Alexis dapat melakukan sesuatu yang dapat memancing keributan.

Dia sangat tahu baik bagaimana tabiat pemberani wanita yang satu ini.

"Lepas! Kembalikan anakku, sialan! Lepas!"

Tak ingin ketakutannya menjadi nyata, Rafael pun segera memeluk erat bahu Alexis, ia mengamit koper wanita itu dan "memaksanya" berjalan keluar dengan tenang.

"Ikut aku dengan tenang atau aku akan kembali menikahimu...."

Sial!

Rafael Daevon McConnor memang sialan!

#To be Continued

Cerita ini akan dilanjut 2023🙏🏻

JANDA SANG TAIPAN (JILID 3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang