Bab 1. Hasna

11 0 0
                                    

"Juara ke tiga semester ini jatuh pada...Hasna Sakeena. Untuk Hasna silahkan ke depan," umum Pak Emir selaku wali kelas.

Tepuk tangan meriah langsung terdengar setelahnya. Hasna dengan senyum manisnya langsung maju ke depan kelas. Dia berdiri dengan percaya diri. Gadis dengan rambut panjang sepinggang itu masih menerima tepuk tangan dari semua teman satu kelasnya.

"Baik,untuk juara ke dua. Hmm,siapa yang bisa menebak?"tanya Pak Emir sengaja membuat semua orang penasaran.

"Pasti manusia," celetuk Abidzar membuat seisi kelas tertawa.

Pak Emir juga ikut tertawa. Guru dengan kumis tipis itu kemudian mengangkat tangan menyuruh semua orang diam.

"Juara kedua di raih oleh...Ghea Ayesha. Silahkan nak Ghea maju ke depan," umumnya membuat tepuk tangan meriah kembali terdengar. Ghea maju dengan tampang bangga selangitnya. Gadis berhijab itu berjalan dengan dagu di angkat.

Dia berdiri di samping Hasna. "Whahaha,nanti minta bokap beli motor ah," ucapnya enteng di depan kelas.

"Nanti gue nebeng,ok," balas seenaknya Amalia si bendahara kelas.

Ghea langsung memberi mata jijik pada Amalia. "Idiiih,males."

Kelas kembali tertawa. Amalia mendengus. Ghea malah memeluk Hasna daru samping. "Gue lebih ikhlas kalau di tebengin Hasna."

"Sudah sudah. Sekarang giliran juara ke satu kita sekaligus juara umum sekolah," ucap Pak Emir membuat kelas kembali senyap.

Pasti cewek itu lah,pikir Hasna.

"Yap,benar sekali pikiran kalian. Juara kita ini sudah jadi langganan prestasi sejak di SMP. Siapa lagi kalau bukan,Haya Kiara!!! Untuk Haya silahkan kedepan," ucap pak Emir mengumumkan si juara teratas sesekolah.

Berbeda dengan sebelumnya kali ini tak terdengar tepuk tangan dari penghuni kelas. Haya maju kedepan dengan wajah datar. Gadis dengan tatapan tajam itu berdiri dengan tak memperlihatkan rasa bangga pada prestasi yang di raihnya.

Kegiatan di lanjutkan dengan pemberian piala pada masing-masing juara. Hasna masih mempertahankan senyumnya saat dia kembali ke bangkunya. Pak Emir kemudian melanjutkan dengan memberi nasihat dan ucapan bangga pada anak-anak kelasnya. Dia juga menyemangati semua orang agar selalu giat belajar.

Setelahnya guru itu mengumumkan libur semester yang berlangsung dua minggu dan di sambuti dengan ucapan bahagia para murid. Guru itu kemudian keluar setelah selesai melakukan tugasnya.

"Ghe,selamat ya. Traktiran dong," ucap salah seorang murid.

"Kalian mau traktiran?" tanya Ghea. Dia lalu tersenyum lebar. "Ayo ke kantin sekarang. Bokap gue lagi seneng,haha."

"Yuk,Has," ajak Ghea pada Hasna yang duduk di belakang bangkunya.

"Hm? Ok," balas Hasna. Ghea langsung membawa teman sekelasnya ke kantin. Hampir semua teman sekelasnya ikut.

Setelah sampai di kantin mereka langsung memesan. Ghea lalu berkata bahwa semua makanan teman kelasnya akan dibayar olehnya pada ibu kantin.

"Thanks ya,Ghe," ucap Amalia dengan senyum lebar dan mangkok bakso di tangannya.

"Lo yakin mau traktir anak-anak sekelas? Mereka gak satu atau dua orang lho," ucap Hasna sambil membawa bakso ke meja bersama Ghea yang berjalan di sampingnya.

Mereka kemudian duduk. Ghea malah tersenyum. Hasna makin tak mengerti. Mentraktir 34 orang di kantin pasti membuat tagihan yang lumayan nantinya.

"Lo gak takut miskin?" tanya Hasna.

With AmiinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang