Build Jakapan puttha, seorang pria berusia 31 tahun, duduk di Apartmentnya yang luas seorang diri. Memandangi cincin yang melingkari jari manis ditangan kanannya. Helaan nafas berat berhembus dari bibirnya, matanya menatap jingga yang membias di kaca jendelanya. Pikirannya berkelana entah kemana dan entah pada siapa.
"Build... Love... Aku kembali."
Mendengar suara lembut itu, Build bangkit dan menghampiri Pria yang baru saja tiba disana.
Build tersenyum tipis menatap wajah tampan kekasihnya. Lantas memeluk erat tubuh yang berukuran hampir sama dengan tubuhnya sendiri."Ingin makan atau mandi dulu?" Build bertanya setelah melepas pelukannya. Menatap wajah pria yang sangat ia sayangi, ia cintai dengan seluruh hidupnya.
"Ugh, aku ingin memelukmu dulu love. Aku sangat merindukanmu." balas kekasihnya dan kembali memeluk tubuh Build dengan erat.
"Bible... Lepas. Mandilah dulu kemudian makan, oke? Dan kita bertemu 2 hari lalu Bible.. Rindu apanya?" Build terkekeh, memukul pelan punggung Bible, kekasihnya.
Bibir Bible tampak mengerucut setelah Build memisahkan diri dengan sedikit paksaan. Build tentu saja gemas melihat tingkah prianya itu. Build pun lantas mengecup bibir mengerucut itu, dan setelahnya bisa ia lihat senyum yang mengembang di bibir prianya.
"Sana mandi." ucap Build lagi.
Bible pun mengangguk, mencuri satu kecupan dari bibir Build dan setelahnya tertawa sambil berjalan meninggalkan Build menuju kamar tidur mereka.
"Dasar."
Senyum tipis itu menghilang seiring dengan kepergian sosok kekasihnya. Build mendongak, menahan sesuatu yang sepertinya memaksa ingin keluar, air matanya.Hubungan Build dan Bible bermula sejak 8 tahun yang lalu.
Saat Build masih berusia 23 tahun. Saat Build masih seorang pemuda yang tak bisa berbuat apa-apa tentang hidupnya yang sangat mengenaskan. Bagi Build, Hidupnya mengenaskan dan memuakkan. Build lahir di tengah-tengah keluarga yang keadaannya sangat amburadul. Seorang Ayah yang abusif dan Ibu yang tak bisa melakukan apa-apa. Bahkan hanya untuk melindungi diri sendiri dari tangan kasar sang Ayah pun, Ibunya tak mampu. Build sebagai seorang putera, dan seorang kakak tentu saja memiliki insting untuk melindungi Ibu dan adik perempuannya. Sering kali tubuh Build babak belur demi melindungi kedua orang yang ia sayangi dari Ayahnya yang gila itu. Dan hal itu sudah terjadi padanya sejak berusia remaja, 14? Atau 15 tahun? Build tak lagi ingat sejak kapan ia mulai menjadi samsak pelampiasan sang Ayah.
Build sudah putus sekolah sejak ia masih duduk di kelas 2 sekolah menengah atas. Tentu saja sebab kendala ekonomi yang tak mendukung. Juga karena Ayahnya yang terus berkata jika sekolah dan Ijazahnya tak akan berguna, kemudian memaksanya bekerja untuk keluarga mereka. Sementara Ayahnya? Build tak tahu apa yang Ayahnya kerjakan kala itu. Yang ia tahu, Ayahnya sangat jarang memberi uang pada Ibunya, dan justru kecanduan dengan judi dan alkohol.
Build mengerjakan apa pun yang bisa ia kerjakan sejak berusia 18 tahun. Pengantar koran, menjadi Buruh bangunan, hingga menjadi pelayan disebuah Bar malam.
24 jam sehari, Build hanya punya 3 jam untuk tidur. Sisanya? Tentu saja bekerja. Bertahun-tahun Build terus bekerja tanpa henti seperti itu tanpa memperdulikan bagaimana kondisi tubuhnya. Yang ia pedulikan adalah Ibu dan adiknya yang harus ia lindungi, serta menyekolahkan adiknya.
Dalam relung hati terdalam Build, tentu saja ada setitik harapan agar kehidupannya membaik, tentu saja ia menginginkan hal tersebut. Namun, hal itu mustahil. Ayahnya tetap sama, tak pernah berubah sejak dulu. Ibunya pun begitu. Apa yang bisa Build harapkan? Perubahan? Omong kosong!!
Bagi Build perubahan adalah omong kosong. Cukup jalani saja semuanya! Jangan mengharapkan siapa pun atau apa pun. Itu tekad yang selalu Build tanam dalam hatinya.
Namun, terjadi satu insiden yang mengharuskan Build melupakan tekad yang sudah ia tanam erat.
Saat itu sore hari, ia baru pulang bekerja. Masih dengan baju kotor penuh debu dan cat. Dirumahnya, adik perempuannya yang berusia 18 tahun tergeletak tak berdaya, tubuhnya yang masih mengenakan seragam sekolah hancur, penuh lebam, dan babak belur disana sini. Dan Ibunya yang hanya menangis pun, bernasib sama. Babak belur. Build tahu siapa yang melakukan hal tersebut, Ayahnya tentu saja.
Namun, Build tak menghiraukan tentang Ayahnya, Adiknya lebih butuh atensinya saat itu. Build bergegas membawa adik serta Ibunya ke Rumah sakit terdekat. Tapi, Adiknya tak bisa ditangani segera karena masalah Administrasi yang harus dilunasi lebih dulu. Build kembali kerumah untuk mengambil uang simpanannya. Namun, bajingan! Ayahnya yang bajingan itu ternyata sudah meraup semua uangnya tanpa tersisa. Build kalut, tapi tak menyerah. Tentu saja ia tak akan menyerah untuk adiknya. Ia pergi ke Bar tempatnya bekerja. Memohon pada atasan agar memberi gajinya dimuka. Tapi, lagi-lagi sialan!! Bos berhati dingin itu tak perduli bagaimana peliknya situasi yang Build hadapi. Bahkan meski pun Build menangis dan berlutut memohon kala itu, tetap saja Bosnya dengan dingin memunggunginya.
Build tak tahu lagi harus mencari bantuan kemana. Saat itu Build merasa betapa tak berdayanya ia sebagai seorang Pria, sebagai seorang kakak.
Di kondisi buruk dan terpuruk itulah kekasihnya, Bible, datang mengulurkan bantuan pertama kali tanpa di minta.
Build tentu saja mengenal Bible saat itu. Bible adalah pelanggan tetap di Bar tempatnya bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
BibleBuild STORY (KAPAL KARAM)
FanfictionWARNING!!! BOYXBOY GAY BOYSLOVE!! Yang homophobic harap menjauh!! Book ini bukan untuk kalian. Kumpulan cerita BibleBuild. Isinya 100% HALU!! Setiap judul punya isi yang berbeda.