ACDD 06# PEDULI
"Tahta tertinggi dari cinta adalah mencintai diri sendiri. Dan bentuk self love yang sempurna, adalah saat kamu tidak terlalu peduli dengan penilaian ataupun perbuatan orang lain kepadamu, sebaliknya fokus pada tujuan hidupmu."
~Aisfa (Cinta dalam Doa)~
🕊🕊🕊
"Gak makan, Fa?" tanya Syafa merasa aneh dengan sikap Aisfa yang sedari tadi melamun.
Najwa yang juga penasaran menyikut lengan Syafa untuk bertanya. "Dia kenapa?" bisiknya.
Syafa menjawab dengan gelengan kepala.
Tak lama kemudian, pintu kamar terbuka lebar. Ririn memasuki kamar dengan menenteng kresek transparan yang berisi empat nasi bungkus yang ia dapat dari ndalem.
Ririn merupakan abdi ndalem yang terbiasa bantu-bantu di sana jadi tak heran jika Ning Naya selalu memberinya sesuatu setelah ia bekerja."Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."
"Hei, aku bawa makanan enak loh dari ndalem. Kalian pasti suka," hebohnya dan sukses membuat Syafa dan Najwa berlari berebut tentengannya.
Berbeda dengan Aisfa yang lebih memilih keluar tanpa sepatah kata, menimbulkan tanda tanya dibenak ketiga temannya.
"Loh, Aisfa kenapa?" bingung Ririn.
Najwa menyahut, "Gak tahu. Setelah balik dari kantor pengiriman dia jadi gitu."
"Kayaknya dia habis disambangi keluarganya deh. Yang aku tahu pertama kali saat Aisfa mau masuk ke sini itu hubungannya sama orangtuanya gak baik-baik aja. Dia kayak benci banget sama mereka. Aku juga gak tahu alasannya kenapa," teori Syafa.
"Owalah, biarin dia menyendiri dulu, kasian. Nanti kita dekati dia pelan-pelan dan suruh cerita," saran Ririn yang diangguki Syafa dan Najwa.
Kemudian ketiga santriwati itu mulai menikmati makanannya dan menyisakan satu bungkus untuk Aisfa makan nanti.
🕊🕊🕊
Langkah kaki Aisfa kali ini menuju kantin. Gadis itu merogoh saku bajunya dan mengambil uang di sana untuk membeli makanan yang akan membuat dirinya bisa melupakan kesedihannya.
Makanan pedas.Setiap kali ia merasa sedih atau sedang marah, ia sering mengkonsumsi makanan pedas. Karena itu cukup membantunya untuk mengalihkan pikirannya yang kacau. Namun, sebaliknya perutnya akan terasa sakit. Aisfa memesan seblak dengan level tertinggi pada ibu kantin. Kemudian ia membeli tiga sachet boncabe dengan level 50 untuk ia taburkan pada seblaknya nanti. Persetan ia mengalami diare yang penting pikiran Aisfa bisa tenang.
Setelah pesanannya selesai, Aisfa membuat seblak yang semula pedas menjadi bertambah pedas. Gadis itu mengaduk-aduk seblaknya sambil tersenyum puas.
Namun, saat ia akan menyendokkannya ke dalam mulutnya, tiba-tiba seseorang datang dan sengaja menjatuhkan sendoknya. Suara denting sendok menimpa lantai seketika menjadi pusat perhatian.
Aisfa tercengang menatap sendok yang tergeletak pasrah di lantai, kemudian memindai kaki orang yang berdiri di hadapannya, yang mana dia penyebab kekacauan ini. Aisfa mengenali sandal yang dipakainya. Ia terkejut begitu menyadari orang yang baru saja menjatuhkan sendoknya adalah Gus Alfatih.
"Gus?"
"Ikut saya!" tegas Gus Alfatih seolah tak ingin ada pembantahan.
![](https://img.wattpad.com/cover/313084020-288-k123405.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aisfa Cinta dalam Doa [END]
EspiritualSeperti kata pepatah, berharap kepada manusia adalah patah hati paling disengaja. Hal itu pulalah yang dirasakan oleh Aisfa, mantan badgirl yang sedang memperbaiki dirinya. Ia yang trauma dengan cinta dan pernikahan, mendadak merasakan getaran cint...