Happy reading
.
.
.
Lagi. Untuk yang kesekian kalinya pria itu berdiri sambil menatap nanar adiknya yang tidak berdaya di ranjang rumah sakit. Pagi ini Yeonjun ditemukan tekapar di kamarnya dengan mulut berbusa. Tentu saja ini bukan pertama kalinya pemuda itu mencoba mengakhiri hidupnya. Bahkan luka di pergelangan tangannya belum benar-benar sembuh.
"Eomma" Taehyung menggoyangkan bahu ibunya yang tertidur di sofa.
"Eomma, bangunlah" panggilnya lagi. Nyonya Kim sedikit mengerang lalu perlahan membuka matanya.
"Ah, Taehyung-a kau sudah datang?"
"Hmm, eomma pulanglah. Istirahat di rumah. Biar aku yang menjaga Yeonjun."
"Kau pasti juga lelah setelah pulang bekerja"
"Aku tidak apa-apa"
Nyonya Kim mendesah lelah, "Seharusnya hal ini tidak terjadi" mereka berdua menoleh mamandangi Yeonjun. Taehyung duduk disamping ibunya lalu merangkul dan mengelus lelan bahu wanita paruh baya tersebut.
"Semuanya akan baik-baik saja" kata Taehyung mencoba menenangkan ibunya meskipun terdengar tidak meyakinkan. Ia sendiri ragu adiknya akan baik-baik saja.
"Oh ya, bagaimana dengan Beomgyu?" Nyonya Kim menatap anaknya penasaran.
"Sepertinya ia juga mulai menerima keputusan keluarga kita. Kudengar ia juga sudah mulai berkencan dengan orang lain"
"Syukurlah kalau begitu"
Taehyung tertawa kecil, "dia bukan tipe pria yang akan terpuruk terlalu lama"
"Tapi sepertinya tidak dengan uri Yeonjun" desah Nyonya Kim. Kalau boleh jujur ia sendiri lelah dengan keadaan anak bungsunya.
"Taehyung-ah, apa Yeonjun akan kembali seperti dulu?"
"Tentu, ia hanya perlu waktu" sahut pria itu sambil tersenyum tipis.
"Sekarang sebaiknya eomma pulang sebelum terlalu malam" Nyonya Kim mengangguk sembari menjauhkan tubuhnya dari Taehyung.
"Kau juga jangan lupa makan"
"Arasseo eomma"
"Baiklah kalau begitu eomma pergi dulu. Besok pagi eomma kembali"
"Eoh, hati-hati" Taehyung mencium kening ibunya sekilas sebelum ibunya pergi.
Sepeninggal ibunya suasana kamar rawat Yeonjun begith sepi. Hanya ada suara kardigraf dan suara tetesan air yang berasal dari infusan Yeonjun. Ingatan pria itu melayang pada malam sebulan lalu. Dimana awal mula adiknya menjadi seperti ini.
.
.
.
Malam itu Yeonjun pulang kerumah dengan keadaan lusuh. Ia bahkan tidak menjawab saat kakak dan ibunya bertanya. Mereka masih bisa mendengar tangisan sang pemuda dari luar kamar. Namun ia tetap bergeming dan tidak mau bicara meskipun kakak dan ibunya memohon-mohon. Hampir 2 hari Yeonjun tidak mau keluar kamar. Bahkan tidak makan dan minum.
"Yeonjun-a, kau kenapa sayang? Eomma mohon buka pintunya"
"Yeonjun-a... Kim Yeonjun... "
Brakkk
Nyonya Kim terlonjak mendengar suara bedebum keras dari kamar putranya yang membuatnya panik kalang kabut lalu memanggil Taehyung. Tanpa berpikir dua kali Taehyung mendobrak pintu kamar adiknya. Yeonjun ditemukan terbaring dibawah pintu kamar mandi dengan kain panjang yang diubah menjadi tali yang masih tersangkut di lehernya. Yeonjun mencoba gantung diri. Nyonya Kim menjerit dan menangis melihat keadaan putranya sedangkan Taehyung hanya memandang tubuh adiknya tidak percaya. Adiknya yang begitu ceria bisa berpikiran untuk mengakhiri hidupya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fou ✓
RomanceFou /fo-u/(n): sakit akal; gila; sakit pikiran. Berawal dari sebuah pertolongan kecil yang Yeonjun berikan padanya, membuat Soobin jatuh sedalam-dalamnya pada pemuda manis itu. Dan ia akan melakukan segala cara agar Yeonjun-nya tetap disisinya, mesk...