Rasanya berat, dia tidak pernah berpikir jika ini begitu berat untuk di jalani.
Tidak-
Dia tau pasti akan berat, sangat berat sampai hatinya tidak bisa menahan kesedihan yang mendalam pada kehampaannya.
Cintanya yang seharusnya bisa bersamanya, di gandengnya dan bisa di peluknya, kini terasa asing karena gadis yang di cintainya itu menjauh dan semakin menjauh darinya.
Semua memang berawal dari kesalahannya, andai dia tidak mabuk saat itu, mungkin cintanya masih ada didekatnya dan masih tertawa bersamanya.
Dia merindukan senyum dan tawa gadis itu saat bersamanya, dia merindukan suara merdu itu dan dia juga merindukan wajah cantik wanita yang dicintainya.
Semua berat, sangat berat untuk di laluinya.
"Kau harus menanggung semua perbuatan mu"
Johnny menghela nafas dan mengangguk, orang tuanya sudah berkali-kali memarahinya dan menasihatinya, menyayangkan kelakuannya karena sampai menghamili wanita yang tidak mereka kenali, apalagi Taeyong bukanlah wanita yang berasal dari kalangan konglomerat seperti mereka.
Mereka awalnya ingin memberikan banyak uang pada Taeyong agar Taeyong bisa pergi jauh atau menggugurkan kandungannya, tapi Johnny menolaknya.
Dia tidak begitu tega membiarkan bayi yang belum lahir itu terlunta, apalagi sampai bayi itu meninggal karena di gugurkan.
Bayi itu adalah anugrah, bayi itu juga makhluk hidup yang harus hidup dan bisa melihat dunia sama seperti mereka, anak itu juga harus merasakan kebahagiaan dan dapat hidup dengan baik.
Johnny rela berkorban untuk bertanggung jawab atas kesalahannya, meskipun harus kehilangan cintanya.
Johnny juga hanya seorang pria yang punya hati dan juga cinta.
Meski cintanya bukan untuk perempuan yang mungkin akan segera dinikahinya.
"Lalu bagaimana dengan Doyoung?"
"Aku terpaksa melepaskannya"
"Dan kau bisa melakukannya?"
Johnny diam, dan setelah beberapa saat dia mengangguk dengan kepala tertunduk.
Yuta menghela nafas dan kemudian menepuk pundak Johnny yang penuh dengan beban.
Disaat yang bersamaan, Doyoung juga sama kalutnya, sama hancurnya, sama kacaunya.
Dia hilang konsentrasi karena memikirkan Johnny, dia begitu mencintai Johnny meskipun Johnny sudah mengkhianatinya.
Tapi-
Lagi-lagi pikiran Doyoung tetap selalu menyangkal hal tersebut, karena selalu berlari pada pemikiran jika Johnny terlalu memiliki hati yang baik.
Andai saja saat itu tidak terjadi kesalahan, mungkin saja hal seperti ini tidak pernah terjadi.
Doyoung menangis, menangis terlalu banyak meski sering dia tidak tampakkan keorang lain.
Dia begitu berharap pada hatinya yang telah di renggut orang lain.
Lagi-
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVEHOLIC [END]
FanfictionJika surat itu tidak salah penerima, apa mungkin semua akan jauh lebih baik? Atau- Malah menjadi sesuatu yang dapat membuat mereka menyesal? Tapi- Cinta itu sudah ada katanya, meski masih beradalam tempat yang kosong yang sulit untuk ditemukan.