so close

104 13 0
                                    

Pagi itu, aku sibuk menunggu kendaraan lewat. Gak ada angkutan umum sama sekali. Karena ngerasa udah berdiri lama banget, aku memutuskan untuk jalan kaki sampai sekolah.

Angkot pada kemana sih? Errghh capek banget

Baru kali ini aku sangat benci saat harus berjalan kaki.

*pippp*
Terdengar suara klakson dibelakangku.
Aku berbalik, ternyata aku hampir saja tertabrak.

Kulihat seorang pria keluar dari sana bersama seorang wanita paruh baya.

"kamu gak papa nak?" kata wanita tersebut saat menghampiriku.

"ah? Gak papa kok buu" kataku sambil tersenyum.

"eh putri, mau kemana jalan kaki?" kata pria yang sudah berdiri disamping wanita paruh baya tersebut.

Suaranya seperti...
Eki! Tunggu, sejak kapan dia disana?

"ah? Mau kesekolah. Ini jalan kaki karena takut telat, soalnya daritadi gak ada angkutan umum sama sekali" kataku

"kalau begitu, kamu ikut kita ajah nak, kan searah" kata wanita tersebut yang sepertinya dia adalah ibu Eki.

"kalau memang gak ngerepotin, aku mau deh bu hehe" kataku sambil tertawa.

-

Selama diperjalanan, keheningan menjadi sahabat didalam sana. Tak ada percakapan sama sekali.

Dan tahukah kalian, saat ini aku duduk dibangku depan. Karena ibu Eki memaksaku duduk didepan bersama Eki. Drrr akrab sama Eki ajah enggak-_-

"ehh nak putri sekelas sama Eki? Ohiya, saya ibunya Eki" kata ibu Eki, haha sudah kuduga.

"ah? Enggak bu. Jangankan sekelas, satu sekolah saja enggak bu"kataku

Ibu Eki hanya ber-o ria.

"udah nyampe put" kata Eki yang menyadarkanku saat melihat aku sedang asyik membaca buku.

Tunggu, sejak kapan dia ada disana? Kok dia bukain pintu segala? Ya tuhan *blushing*

"ohiyah, makasih" kataku menahan gugup.

Sebelum masuk kesekolah, aku berpamitan kepada ibu Eki terlebih dulu.

-

"ehh kok kamu tellat sih?" kata Fahri dan Eza yang entah sejak kapan dua bersaudara ini tengah ada dihadapanku.

"ah? Gak ada angkutan umum bang haha" kataku

"oh yaudah, makan yukk" ajak Eza sambil menarik lenganku.

Aku memang cenderung dekat dengan keduanya. Dan aku bersyukur karena Mifta tak pernah cemburu akan hal itu. Iyalah, orang Mifta percaya sama sahabat sendiri.

Selama makan, tak ada percakapan. Kami cuman makan bertiga. Karena yang lainnya lagi sibuk ngerjain tugas. Ini dia nihh anak sekolah jaman sekarang.
Udah tahu pekerjaan rumah, eh malah dikerjain di sekolah. Aneh kan haha

-

"nihh makan dulu miff. Mumpung masih anget miff" kata Eza berusaha membujuk Mifta untuk makan.

Dan baiklah sekarang mereka jadi tontonan orang-orang dikelas mereka.

Kalian tahu? Mifta sedang asyik kerja tugas dan sesekali disuapi oleh Eza. Kalau liat mereka mesra begini yang ada pengen ngakhirin masa jomblokuu, maaaaa haha.

Fahri membawakan semangkuk bakso untuk Kamel. Dan aku membawakan makanan Ayu.

Kami melakukan apa yang dilakukan Eza. Menyuap pemilik bakso yang dibawakan haha.

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang