Relationship

105 10 0
                                    

Pagi ini, Eki yang bakalan jemput.
Yah, seperti yang sudah kukatakan, dia memang slalu mendekat. Skalipun kadang aku merespond dia dengan sangat cuek.

Karena udah siap, aku menyempatkan diri untuk sarapan terlebih dahulu.

Dan baru saja aku menggigit rotiku, kudengar suara klakson didepan rumah.
Dan itu pasti Eki!

Aku keluar sebentar untuk menyuruhnya masuk. Saat ia sedang asyik dengan gadgetnya, aku membawakan bekal untuk dia. Walaupun hanya beberapa ptong roti saja haha.

-

"kamu udah sarapan Ki?" kataku sambil menggerogoh tasku

"belum nih put. Knapa? Kamu lapar? Mau ngajakin aku makan?" kata Eki yang tak lupa tersenyum padaku.

Baiklah aku mulai terbiasa dengan senyum ini. Senyum yang hampir tiap hari membangunkanku lewat videocall.

"Pd banget ihh, hm nih aku bawain roti. Makan yah?" aku menyuapi eki tanpa melihat kearahnya sama sekali. Pandanganku tentu saja sudah dicuri oleh buku fisika yang tengah ada dipangkuanku saat ini.

Kurasakan sesuatu menyentuh tanganku.
Begitu hangat.
Dan ternyata saat ini eki tengah menggenggam tanganku. Baiklah, sepertinya aku blushing.

Aku pura-pura saja sedang asyik dengan buku yang tengah kubaca. Karena takut aku akan salah tingkah.

*Eki Pov*

Saat ia mengeluarkan kotak makanannya, aku biasa saja. Tapi saat kulihat ada roti dihadapanku saat ini, yah aku senang sekali. Senang karena Putri tengah menyuapkan roti itu dimulutku.

Setelah roti ditangan Putri habis, aku langsung menggenggam tangannya. Ini hal yang sangat kuinginkan. Dekat dengan Putri adalah hal yang kuimpikan saat ini.

Tangan kecil Putri saat ini ada digenggamanku, dan tangan kami kubiarkan seperti itu.

Kulihat dia menengok kearahku tapi aku bertingkah seolah tak menyadarinya.

Saat kulirik, dia sudah kembali sibuk dngan bukunya. Tapi dari sini, dapat kulihat jelas pipinya yang memerah. Cieh blushing haha.

Putri, i swear i will got you.
You'll be mine babe.

*putri Pov*

Tak terasa kitapun sampai disekolah. Dan tentu saja dia yang membukakan ku pintu. Selama aku bersamanya, aku dilarang membuka pintu.

Sekarang bukan hal baru lagi.
Sudah terbiasa. Sangat terbiasa.

Tak jarang banyak anak-anak dari sekolahku yang memandangiku.
Tentu saja, sekalipun berbeda sekolah, tapi Eki juga sangat terkenal disekolahku, bahkan di beberapa sekolah lainpun, nama Eki tak jarang terdengar.

Dan semenjak aku selalu bareng Eki, begitu banyak ocehan dari kakak kelasku.

Sebenarnya ingin skali aku melarang Eki mengantar dan menjemputku, tapi karena takut karma, yah aku jalani saja kehidupan seperti ini.

*kringgg*

Jam pelajaranpun dimulai.
Seperti biasa, aku sangat antusias.
Begitu pula dengan teman kelasku.
Bagaimana tidak, aku berada dikelas yang dipenuhi dengan kutu buku.
Tak jarang aku merasa bodoh.

-

"ehh pulang bareng yukk. Udah lama banget kita gak bareng. Skalian jalan gitu" ajak Mifta.

Yah mifta ini memang suka ngumpul.
Tapi kalau bukan karena mifta, mungkin kita bisa ajah lupa ngumpul karena tugas.

Karena memang sudah seminggu lebih kita gak jalan bareng, jadi aku menyetujuinya.
Dan begitupun dengan mereka.

-

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang